23. Vita

1.9K 101 0
                                    

"Ririn.. lo marah sama gue?" Tanya Delon duduk di samping gue.

"..."

" Jangan diem gitu dong. Gue gak tau salah gue apa" Ucap Delon.

"Lo gak tau?" Tanya gue dan Delon menggeleng.

"Bener gak tau?" Tanya gue dan Delon mengangguk.

"Mau tau?" Tanya gue.

"Mau!" Ucap Delon penuh semangat.

"CARI TAU AJA SENDIRI!!" Teriak gue di depan wajahnya dan meninggalkan Delon yang masih setia di dalam kelas.

Sejak dua hari yang lalu, gue sama sekali gak menjawab telpon dari Delon dan gue gak mau nemuin Delon. Gue masih sakit hati waktu Delon lebih milih nolongin Vita daripada gue.

Disini gue yang jadi korban! Bukan Vita!

Gue berjalan menuju belakang sekolah. Niatnya, gue hanya mau duduk-duduk sebentar sebelum gue mendengar suara bentakkan di dekat lorong gudang sekolah yang sepi dan nama gue disebut-sebut.

Gue mengintip dari jauh dan melihat lima siswi senior sedang membully Vita. Gue merasa flashback beberapa tahun yang lalu. Siswi senior itulah yang juga membully Vita waktu itu. Hanya saja mereka tidak berani lagi karena akan berhadapan sama gue.

"Selama ini yang nerror lo itu bukan Ririn! Tapi kami semua! Hahaha..."

" Dasar lo cewek gak tau diri!"

"Sahabat sendiri lo tuduh!! Sekarang gak ada yang ngebela lo lagi!"

"Hahaha..."

" Gue pikir Ririn yang udah godain Kak Raka, ternyata elo! Dasar licik!"

" Lo gak malu udah nusuk sahabat lo?!! Dasar MUNAFIK!!"

" Lo apain Raka sampe dia putus sama Ririn dan pacaran sama lo?!!"

" Lo ngasih badan lo ya?! Dasar jalang!! Kita kerjain aja guys!"

"Selama ini kebusukkan lo sembunyi di balik wajah cantik lo. Sini gue rias supaya lo tambah cantik. Siapa tau pacar gue juga lo embat. Hahaha..."

"HAHAHA!!!"

Para siswi senior itu memakaikan lipstick secara paksa dan mendadani Vita dengan make up belepotan.

Gue gak akan bantu dia!

Gue berbalik dan berhadapan dengan dada bidang milik Delon.

Gue berusaha menghindar, tapi Delon malah menahan tangan gue.

"Sahabat lo disana" Ucap Delon menatap gue.

"Terus?" Tanya gue tajam.

"Dia lagi dibully"

" Kan ada lo, kenapa gak lo aja yang tolongin?"

" Lo marah sama gue karena gue nolongin Vita waktu itu?" Tanya Delon.

"..."

"Lo gak inget sama janji lo?" Tanya Delon.

"..."

"Lo sendiri yang minta gue untuk ngelindungi Vita. Lo lupa?"

Benar juga. Janji itu. Gua yang minta.

" Lo udah punya satu kantin yang ngebela lo waktu itu. Tapi, Vita gak ada. Jadi, kenapa lo masih iri?" Tanya Delon.

Gue mengalihkan perhatian gue ke Kak Raka yang datang dengan beberapa guru menuju ke arah kami. Tepatnya, ke arah lorong gudang. Gue gak perlu ceritain dan kalian udah tau apa yang terjadi.

Vita di bantu Kak Raka berjalan. Gue dapat melihat bagaimana khawatirnya Kak Raka terhadap Vita. Gue pengin bantu, tapi hati gue masih sakit. Entah kenapa kaki gue gak bisa digerakkan.

Mereka berjalan melewati kami. Mata gue sempat bertatapan dengan mata Vita. Wajahnya sangat berantakkan dengan make up yang luntur sana sini akibat air mata Vita.

Satu hal yang membuat tubuh gue berdesir adalah mulut Vita yang berbicara tanpa suara ke gue seolah berkata 'maaf'.

" Lo ngerasain kan?" Tiba-tiba Delon membuka suara.

Gue tau maksudnya gue bisa ngerasain kalau Kak Raka benar-benar sayang sama Vita melihat dari kekhawatiran Kak Raka tadi. Semua juga tau kalau Kak Raka sangat menyayangi Vita.

"Lo masih gak mau maafin mereka?" Tanya Delon.

"Gue gak tau" Ucap gue.

"Tapi, gue akan coba"

Dan Delon tersenyum.

"Ririn?" Ucap Kak Raka terkejut saat gue berada di depan UKS.

Gue mencoba tersenyum "Vita di dalam?" Tanya gue dan Kak Raka mengangguk.

" Dia baik-baik aja"

"Syukurlah"

"Rin, gue minta maaf ya. Gue sayang Vita sama kaya lo sayang sama dia. Tadi, Vita bilang ke gue kalo dia berharap lo yang nolongin dia kaya dulu" Ucap Kak Raka dan gue hanya bisa tersenyum canggung.

"Lo bisa masuk nemenin Vita sendiri sementara gue mau ke ruang BK"

Entah keberanian darimana gue mengangguk dan membuka pintu. Gue dapat melihat Vita yang tengah duduk bersandar di kasur UKS dan terkejut dengan kedatangan gue.

"Gue senang lo mau mampir" Ucap Vita tersenyum.

"Gue gak bisa lama-lama" Ucap gue.

Bukan, gue pengin nungguin lo disini.

"Iya, gak apa. Gue cukup senang lo mau jenguk gue" Vita tersenyum kecut.

"Gue cuman kebetulan lewat"

Gue nungguin lo sejak tadi di depan UKS!

"Ririn..hiks..."

"Gue minta maaf. Gue berusaha untuk ngelupain Kak Raka, tapi Kak Raka malah nyium gue. Lo tau gue juga punya perasaan yang sama seperti lo. Gue gak bisa. Gue... gue gak bisa ngelepasin Kak Raka, tapi gue juga gak bisa ngelepasin lo. Hiks... Maafin gue Rin." Ucap Vita menangis.

"Hiks... gue juga jahat banget udah nuduh lo dan numpahin minuman di kepala lo. Hiks... gue benar-benar minta maaf. Hikss... pliss tetap jadi sahabat gue Rin.. hiks... gue gak bisa kalo gak ada lo. Gue juga gak bisa kalo gak ada Kak Raka di hidup gue. Hiks..." Vita mencoba menghapus air mata di wajahnya.

"Gue maafin lo. Maafin keegoisan gue selama ini. Gue udah ngerelain Kak Raka. Kita gak perlu saingan lagi" Ucap gue dan kami berpelukan haru.

"Gue sayang lo"

"Gue juga sayang lo"

T<;

Time Takes EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang