"Aawww!!" Spontan gue melepas pisau yang mengiris jari gue hingga darah gue mengalir kental.
"Lo gak apa?!" Tanya Delon khawatir dan langsung menghisap jari gue yang luka tadi. Delon langsung mengobati jari gue dan melapisinya dengan perban kecil.
"Lain kali hati-hati, biar gue aja yang potong bawangnya. Lo goreng ayamnya" Delon menukar posisinya.
Saat ini, gue sedang belajar memasak dengan Delon! Yee... berhubung ini adalah hari Minggu dan semua punya acara masing-masing kecuali gue dan Delon yang sedang membuat dapur berantakan.
" Udah selesai? Kok bau gosong?" Tanya Delon.
"Gosong? Enggak kok" Gue membiarkan Delon melihat ayam yang sedang gue goreng.
" Ririn sayang, kenapa gak dibalik?! Ayamnya setengah gosong nih" Delon membalik ayam tadi dan benar saja, warnanya langsung hitam. Bukan cokelat.
"Gue gak suka masak!" Ucap gue kesal.
" Lo itu perempuan, harus bisa masak. Nanti suami sama anak-anak lo makan apa? Walaupun lo gak suka, setidaknya lo harus bisa karena itu kewajiban lo."
"Lo aja yang masak, gue bantu dengan doa"
" Kalo kaya gini, gue kasihan sama suami lo di masa depan" Ucap Delon menggoreng ayam.
" Kan gue carinya cowok yang bisa masak, kalo gak ada yang mau sama gue. Ya... gue nikah sama elo lah..."
"Terus lo yang kerja gitu? Gue yang bersih-bersih rumah?"
"Ya..."
"Gue juga yang ngelahirin?"
"Hehehe... gak gitu juga kalee. Akhir-akhir ini kok lo cerewet banget sih?! Bikin kesel tau gak? Sok-sok nasehatin gue"
"Gue kan cuman mau yang terbaik buat lo"
"Aduh... co cweett... sahabat gue perhatian ngetz sich"
"Alay"
"Lo mau ngapain nyuruh gue masak sebanyak ini? Di rumah kan sepi. Rakus banget lo jadi cewek"
"Udahlah, masak yang enak ya calon suami masa depan, istri masa depanmu mau mandi dulu. Bye.." Gue meninggalkan Delon yang masih menggerutu kecil di dapur dan berlalu ke kamar.
Hari ini adalah hari spesial.
Bukan hari spesial gue, tapi hari spesial untuk Delon.
Gue udah susun rencana ini jauh-jauh hari dengan matang dan gak akan gagal.
Gue udah mengundang orang tua Delon untuk berkunjung ke rumah gue jam tujuh malam. Tentu saja, tanpa Kak Raka karena gue mau hanya kami berempat disini.
Bukan tanpa alasan gue membuat Bang Alex gak ada di rumah hari Minggu. Mami dan Papi gue paksa untuk bulan madu dua hari satu malam, Bang Aldi memang lagi sibuk di kampusnya dan gak pulang-pulang untuk beberapa hari, sedangkan Bang Alex gue usir.
Hehehe... enggaklah!
Bang Alex gue minta untuk mengajari Vita tentang ilmu kedokteran. Vita yang memang udah tau rencana gue pasti sedang menahan Bang Alex supaya gak pulang-pulang.
"Rin... emang ada yang mau datang ya?" Tanya Delon ketika kami sudah duduk cantik di meja makan dan makanan sudah siap di hidangkan.
"Lo pinter banget masak. Besar nanti lo mau jadi apa?" Tanya gue sambil menunggu mereka datang.
"Kalo gue dikasih umur panjang, gue mau jadi koki dimana semua pelanggan yang lagi gegana akan bahagia makan makanan gue" Ucap Delon.
"Gue setuju! Pokoknya nanti lo harus jadi koki gue! Gue akan buka restauran keren dan lo jadi koki bintangnya!" Ucap gue dan Delon tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Takes Everything
Teen FictionGue benci waktu! Emang dia siapa? Gue mau ketemu dengan Sang Dewi Waktu dan melakukan protes sebesar-besarnya tentang kekuasaannya yang otoriter. Waktu gak pernah mau tau perasaan gue! Egois! Bahkan, kalau pun gue sujud-sujud untuk memintanya mende...