My Posesif Boyfriend

Bagas

canggung.

itulah yang dirasakan dera saat ini.
bian, pria iblis yang berstatus pacarnya itu, memang mengantarkannya untuk pulang kerumah, sosoknya ada namun pikiran dan hatinya entahlah ada dimana.

dera mendengus kesal, ia merutuki diamnya pacarnya itu.

apa salahnya si kekantin?

emang salah?

ego dera benar benar merutuki pacarnya yang benar benar mengekang itu.

harusnya cinta itu melepas, bukan mengekang.

lepas bukan berarti bebas semaunya, tapi  dalam hidup tentunya slalu ada pilihan.

namun kenapa rasanya pilihan itu tidak berlaku dalam hidup dera?

dera tidak mau mengakui kesalahannya, karna memang dia tidak salah!

dan tidak mau dianggap salah!

dera memundurkan duduknya, memberi jarak lumayan renggang.

matanya menelusuri setiap jalan yang ia lewati, pemandangan yg slalu membuatnya bosan karna harus slalu melewati jalan ini.

pandangnya seketika fokus pada salah satu pria berkaos putih polos yang baru keluar dari minimarket yang ada dipinggir jalan sebelah kiri.

deg.

seketika detak jantung dera tidak bisa diajak kompromi.

itu dia!

bagas!

dia pria yang membuat dera menjadi gadis dengan segala topeng yang melekat diwajahnya.

gadis ceria yang sebenarnya hanya topeng untuk menutupi luka yang pria itu buat hingga dalam.

dan kenapa ia harus bertemu lagi dengan pria itu disaat dia sudah nyaman dengan orang lain?

ini fatal, sangat sangat fatal.
karna dera tau efek akibat ketika habis bertemu dengan pria itu.

dera akan lebih banyak diam beberapa hari.

dan lebih parahnya, ia akan benar benar mengabaikan pacarnya!

bahkan sudah berkali kali dera gagal pedekate hanya karna jika ketemu pria itu, maka selama apapun orang yang bersamanya dan menjalin hubungan.

ia akan benar benar merasakan rasa sayang itu seakan hambar.

yang pastinya akan membuat berakhirnya sebuah hubungan.

dera rasanya ingin memekik senang sambil meloncat dari motor untuk menghampiri pria yang benar benar ia rindukan itu.

namun apa boleh buat, saat ini dia sedang bersama pacarnya yang mirip anjing liar.

bian tentunya tidak akan segan segan menghabisi bagas jika tau dera meminta berhenti hanya untuk memeluk pria itu.

tubuh dera bergetar menahan bahagia sekaligus sedih, panik, terharu.

dalam hatinya ia senang melihat bagas baik baik saja. senang bisa melihatnya juga, namun ia sedih karna bagas terlihatnya ada ataupun engganya dera sepertinya tidak masalah, berbeda dengan dera yang saat pertama kali pria itu pergi langsung menangis tiap hari selama beberapa bulan.

"kenapa?"suara itu berhasil membuat dera kembali kepada dunianya, seketika dera merasa kekurangan oksigen karna bingung menjawab apa.

sial dera benar benar panik!

"ah engga lagi panas aja hari ini" dera terpaksa harus berbohong, ia menyeka keringatnya untuk melancarkan aksi dramanya itu.

"mau makan?"