Sebel

16.7K 592 3
                                    

Jam sudah menunjukan 6.20 itu artinya 10 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.

gadis berkuncir kuda itu medengus sebal pasalnya orang yang sedang ia tunggu tak kunjung datang, membuatnya merasa kesal.

berkali kali ia menghembuskan nafasnya kesal dan berkali kali juga mengecek jam tangan yang terus bergerak maju untuk menambah lamanya waktu.

"Ihhh bian dimanasi!!!!"

gadis itu terus saja menggerutu karna sampai saat ini belum ada satupun balasan dari pacarnya itu.

akhirnya ia pun inisiatif men chat teman kelasnya yang ia tahu pasti belum berangkat.

Deraants_ : Eh jemput dong!

Send.

tak butuh waktu lama pesan itu langsung dibalas

Dickydean_ : eh mbak derder, mau dijemput? ada syarat loh.

dera menyesal karna saar ini ia membaca balasan yang merugikan dia tentunya.

namun tidak ada pilihan lain.

selain minta jemput dengan syarat atau menunggu seseorang yang tanpa kepastian.

sepertinya pilihan pertama lebih baik.

deraants_ : OKE HOSPOT GUA NYALAHIN SAMPE PULANG SKOLAH! PUAS LO!! BURU JEMPUT, 5MENIT GA SAMPE GUA BATALIN PENAWARAN MENARIK INI.

ingin rasanya dera mencaci maki dan mengatai habis-habisan temannya itu kalo saja ia tidak membutuhkan bantuannya.

DASAR LO FAKIR KUOTA DICKY!!!!

dera harus menunggu, lagi.

5 menit lebih 32 detik akhirnya seorang pria dengan helm warna biru dengan bentuk sangat menonjol, menampilkan sebuah senyuman yang sangat menjijikan dimata dera.

"Bisa ga gausah bikin gua mau buang sarapan yang gua telen pagi ini?"

begitulah sapaan manis yang slalu dera lontarkan jika pria dihadapannya itu memasang wajah menjijikan.

"galak amat lo der! masih pagi marah mulu! oh iya mari mbak naik, tarif ya sesuai diaplikasi ya."

dicky lagi lagi menampilkan senyuman yang benar benar memuakan.

ia sudah terbiasa dengan segala sikap dera.

"basi ah! lo kira ojek online!"

tapi sungguh dera lebih baik memberikan tarif sesuai aplikasi dari pada harus menyalakan hospotnya yang akan mengundang teman kelas lainnya untuk mendekat seketika.

"jalan ih udah telat!"

"iyaa iyaaa bawel bgt lo! lagian kemana lagi tuh si pacar lu yang ribet itu? tumben ga jemput?"

"Gausah bahas!"

dera langsung menaiki motor yang sudah dinyalakan oleh dicky.

dicky melajukan motornya dan meninggalkan pekarangan rumah dera.

****

"kamu ngapain si bareng sama dicky lagi?!"

"Lah kamu kenapa ga jemput atau ngabarin kek kalo gabisa! aku nunggu dan hampir telat!"

"Ya aku tau aku salah! tapi jangan bareng cowo lain, sekalipun itu temen. AKU GASUKA."

"ohh jadi kamu nyalahin aku?"

"Ga"

"Yaudah minta maaf sama aku!"

"Iyaa sayang minta maaf yaaaa arghhhh"

brian sungguh gemas dengan pacarnya itu.

sungguh jangan sekali kali terlibat debat dengan wanita.

ia akan slalu menang dan jika ia kalah karna salah.

perempuan pasti akan nangis.
dan pria lah yang harus meminta maaf karna membuat wanita menangis.

sebuah ketidak adilan yang ada didunia nyata.

"Tadi kemana?" dera melipat tangannya didadanya, matanya menatap brian dengan tatapan meng intimidasi.

brian memasang wajah sok coolnya

"Mamah nyuruh bareng si doni sekarang, sialan tuh bocah emang nyusahin."

"loh kok tumben?"

"setiap berangkat skolah dia mencong jalan, jadi tante rita ga percaya"

dera menyiritkan alisnyaa, berarti ia tidak akan bareng pacarnya itu lagi.

"kita gabareng lagi dong?"

"kamu tetep prioritas, kalo pulang pasti aku anter."

dera tersenyum walau ia sedikit tidak suka dengan sifat doni yang terlalu bandel itu.

doni sekelas dengan brian anak IPS 3
Disana tempatnya anak anak bandel karna mos wanted sekolah yang terkenal karna kepala geng, ada disana.

Rata-Rata pria disana mempunyai hobby yang sama, yaitu pembuat onar.

brian salah satu penghuni kelas itu, salah satu anak yang buat onar juga.

tapi itu dulu, pas kelas 1 dan sebelum pacaran dengan dera.

pria itu tidak merokok apalagi ikut minum jika sedang berkumpul dengan geng itu, geng Avatar.

ia hanya tertarik dengan tawuran, karna baginya tawuran melupakan ajang pelampiasan masalah.

"kamu kekelas gih" brian menyentuh bahu dera.

kini mereka telah sampai didepan kelas dera.

gadis itu hanya mengangguk lalu melambaikan tangan.

"Daahhh" dera memilih langsung masuk dan duduk ditempatnya, tepat samping keyra.

"Derr suttt! derrr woy!!" Kelas terdengar cukup ribut
berbagai aktivitas yang dilakukan sebelum bel masuk sekolah memang sudah menjadi kebiasaan mereka.

pria yang sejak tadi memanggil dera yang tak kunjung menengok itu mendengus sebal.

tempat duduknya memang berbeda jauh dengan dera apalagi ditambah suara kelas yang sangat ribut membuat suaranya kalah.

ia akhirnya mengambil satu buah buku dan melipatnya menjadi sebuah trompet lalu meletakannya didepan mulut.

pria itu, dicky-- menaiki sebuah kursi yang ia duduki dan mengambil sebuah aba aba yang menghentikan berbagai aktivitas yang terjadi dikelas.

"perhatian-perhatian"

semua orang yang dikelas sontak melihat kearahnya, ia hanya menyengir kuda menampilkan jejeran giginya itu.

"Neng der der sini nengok keabang."

gadis yang memiliki nama itupun menyiritkan alisnya mendengar namanya dipanggil.

"Apaa?" dera menatap curiga dengan tingkah konyol temannya yang mengantar nya tadi pagi itu.

"KATANYA MAU NYALAHIN HOSPOT!"

seketika semua anak kelas mengalihkan pandangannya ke dera.

sambil memasang wajah dengan ekspresi mupeng, muka apeng.

dengan arti lain, ingin juga.

"DICKY!!!!!!!!!!!"

dera menghampiri pria yang kini berlarian keluar kelas

hospot dikelas dera itu bagaikan sebuah permen yang akan langsung diserbu oleh semut semut nakal.




My Posesif BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang