Painter VI

2.6K 285 91
                                        

Previous :

"Benedicta tu in mulieribus. Et benedictus. Benedictus fructus ventris tui. Tui, Jesus. Ave Maria, Ave Maria."

Tanpa ada nada nyanyian, wanita yang berdiri di samping Naomi itu menyebutkan lirik lagu Ave Maria yang tadi Naomi bawakan. Kemudian wanita itu tersenyum tipis, melirik Naomi yang tampak terkejut.

"Kamu sadar kesalahan lirik itu?" tanya Naomi penasaran, ia semakin tertarik dengan wanita yang kini membalikkan badan ke arahnya.

"Jelas sadar. Terlebih di detik-detik sebelum kamu melakukan kesalahan. Aku paham benar ke arah mana mata kamu fokus, sampai konsentrasi kamu terpecah berantakan dan menyebabkan kesalahan itu. Aku bukan penyebabnya?"

Painter and Butterfly : Chapter 16

***

.


Naomi terperangkap oleh senyuman lembut dari wanita yang bicara sambil memandanginya sejak tadi. Ia tau, ada rasa aneh yang begitu saja timbul dengan sangat mudahnya sejak pertama kali mata mereka saling berpandangan. Kemarahan kecil juga merangsek dalam jiwanya, Naomi sudah jauh-jauh waktu tak ingin bertemu dengan rasa yang semasa hidup pernah menjadi momok besar untuknya. Bahkan kedua matanya berkaca-kaca, seperti menyesali pertemuannya dengan seseorang yang kini tengah memainkan asap rokok di udara.

"Kamu siapa sih?" nada suara Naomi menunjukkan kekesalannya, resah juga karena ia sebal dengan wanita misterius itu.

Gigi gingsul lucunya tampak ketika wanita itu tertawa kecil mendengar suara kekesalan dari Naomi. Ia membuang sisa puntung terakhir rokoknya pada tempat sampah di dekat kakinya. Setelah cukup lama terdiam, menurutnya Naomi lamban untuk merespon kalimat tebakannya tadi.

"Aku? Aku orang Indonesia, sedang main-main saja di sini. Bosan di hotel karena transit sampai tahun baru lusa. Tidak sengaja dengar kalau setiap kamis malam ada penampilan seorang harpist di sini. Ternyata menarik."

Naomi menggelengkan kepalanya, "Bukan. Bukan begitu maksud aku." Ia makin menunjukkan keresahannya, lagi ia membuang pandangannya pada kapal yang berlayar di sekitar sungai.

"Oh, hahaha. Maksud kamu, kamu ingin berkenalan? Begitu?"

Tidak, Naomi sungguh tidak ingin mengenal orang di depannya itu lebih jauh lagi. Dia hanya ingin tenang dan menjauhkan dirinya dari orang yang begitu mudah memacu jantungnya dalam waktu singkat ini. Naomi harus pergi sekarang sebelum ia terjerat makin jauh.

Painter and ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang