Page 12

3.7K 192 4
                                    

Blurrrrrrr.....

Semua wajahku dan jilbabku serta sebagian bajuku basah.

Rupanya si mbah main sembur aja, tanpa beritahu aku.

Aku terkejut dan agak sedikit emosi, tapi berusaha kutahan emosi itu. Aku lalu melirik temanku, dengan pandangan sinis. Sementara si mbah masih membaca baca mantranya.

Temanku yang melihat reaksiku hanya tersenyum, berusaha menahan tawanya.

Baru ku kembalikan arah pandanganku ke depan, seketika itu juga kembali aku di sembur.

Asemmm dah, kenapa apes banget nasibku hari ini, mimpi apa ya semalam, gumamku.

Setelah semburan ke 3, baru lah si mbah membuka matanya. "Nah sudah nak, akhirnya demit yang ada di badanmu sudah pergi semua." Kata si mbah dengan entengnya.

Tanpa banyak tanya-tanya lagi, langsung ku ucapkan banyak terima kasih. Aku dan temanku langsung pamitan dan tak lupa memberi tali asih.

Setelah agak jauh dari rumah si mbah, langsung ku maki-maki temanku. "Sudah penyakit tidak sembuh, eh dapat bonus semburan lagi, mana baunya ampun-ampun dah" omelanku pada temanku.

Malamnya seperti biasa, kuceritakan pada suamiku. Yang ada dia tertawa terbahak-bahak.

Aku pun makin keki. Kutinggal saja dia sendiri diluar. Pergi ku ke dapur. Baru sampai dapur, tiba tiba langkahku terhenti.

Ada sosok Kunti di dapurku. Dan juga ada anak-anak yang bermain berlarian. Ah rasanya mau teriak, tapi aku sudah lelah seharian dikerjai mbah dukun. Kubatalkan niatku ke dapur. Langsung ku alihkan kembali langkahku ke kamar tidurku.

Ruqiah Membawa PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang