Page 2

6.1K 306 11
                                    

Aku kira reaksi begini adalah hal biasa, aku hanya tertawa kecil berusaha menutupi apa yang kurasakan, karena jaga gengsi dengan teman-teman sekampung, lalu kupandangi teman-teman yang menyaksikan ruqiahku sambil tersenyum.

Peruqiah mulai heran dengan reaksiku. Karena hanya aku yang tidak bereaksi. "maaf mba, apa yang mba keluhkan, apa ada yang sakit?" tanya peruqiah 1. Aku jawab sekenanya "anu anu mas, badan saya sering kesakitan".

Lalu peruqiah 1 memberi kode pada peruqiah 2 agar menangani aku. Sekejap kemudian peruqiah 2 hadir di hadapanku. Aku disuruh membalikkan badanku, membelakangi peruqiah tersebut. "Maaf ya mba saya pegang badan bagian belakang" tanya peruqiah 2.

Karena kulihat ia menggunakan sarung tangan maka ku perbolehkan "silahkan mas". Begitu tangan peruqiah menyentuh badanku, ada sesuatu yang tiba-tiba serasa masuk ke dalam tubuhku.

Terasa hangat, semakin lama terasa nyaman dalam tubuhku. Mataku terpejam-pejam karena merasakan nikmatnya hawa itu.

Selang beberapa menit, aku tersadar.

Ku lihat sekelilingku berubah. Bukan orang-orang warga kampungku. Wajah-wajah mereka tidak ada satupun yang ku kenal. Malah tampak menyeramkan. Bentuknya bermacam, ada seperti nenek yang separuh wajahnya hancur, ada si mba kunti, ada si om Gun, ada juga sosok seperti kera, ada manusia setengah binatang, dll.

Begitu juga dengan para peruqiah. Mereka malah tersenyum ke arahku. Wajah para peruqiah itu bukan wajah mereka sesungguhnya. Ya Allah aku hanya bisa tertunduk.

Tak berapa lama pundakku terasa ada yang memukul dan memanggilku "mba..mba..mba, sadar mba" kata suara itu. Alhamdulillah aku tersadar. Tanpa banyak bicara, aku langsung pamitan dengan peruqiah tadi.

Tak lupa ku ucapkan terima kasih. Padahal acara itu belum selesai. Aku langsung meninggalkan teman-temanku yang hanya termangu melihat kepergianku tanpa pamit dengan mereka.

Ruqiah Membawa PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang