Page 4

5.7K 274 1
                                    

Mimpi itu sementara ku save. Tak ada seorang pun yang tahu. Ibuku hanya tersenyum melihat tingkahku.

Paginya seperti biasa rutinitas sehari hari aku bekerja pada sebuah perusahaan distributor di sekitar pergudangan. Tidak seperti biasanya, hari ini aku tidak terlihat ceria.

Karena aku memiliki karakter orang yang periang, tukang celoteh, makanya temenku banyak. Entah kenapa hari itu aku terlihat kusut sekali. Teman-teman kerja yang biasa menyapaku, tidak berani menegurku, kata mereka aku terlihat beda dari biasanya.

Hari itu aku lalu ijin dengan kantor untuk pulang lebih awal. Karena merasa badanku kurang nyaman.

Jadilah siang itu aku berada di rumah istirahat. Ku WA semua teman-teman yang ikut nonton ruqiah. Tak berapa lama, beberapa temanku yang datang mulai cerita hasil ruqiah massal kemarin.

Semua temanku begitu antusias bercerita, sementara aku hanya diam, dengan tatapan kosong. Aku tidak begitu fokus dengan cerita mereka, karena yang kulihat dari diri mereka, itu bukan diri mereka sebenarnya.

Ya Allah, ada apa dengan diriku, ada apa dengan teman-temanku. Mereka bercerita bahwa para peruqiah itu hebat-hebat karena bisa menyembuhkan banyak orang.

Bahkan ada yang kesurupan berusaha berontak. Hanya dengan telunjuknya dan doa-doa, orang yang kesurupan itu langsung tunduk pada peruqiah itu. Padahal aku tahu apa sebenarnya yang terjadi.

Akhirnya acara selesai sekitar jam 12 tengah malam. Semua peserta terlihat segar, tidak seperti sebelum di ruqiah. Beberapa warga ada yang memberi amplop dan juga beberapa hasil kebun ke para peruqiah itu. seperti yang di ceritakan teman-temanku.

Sesekali aku hanyatersenyum. Temanku sedikit heran tidak biasanya aku hanya jadi pendengar,biasanya paling antusias cerita klo lagi berkumpul.    

Ruqiah Membawa PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang