Page 14

3.9K 180 2
                                    

Kenapa aku mas? Tanyaku.

Suamiku menjelaskan tadi aku seperti kesurupan, kurang lebih 10 menit tidak sadarkan diri, meraung raung dan senyum-senyum sendiri.

Entah apa yang dikatakan suamiku apa benar atau tidak, tapi mas rik menimpali kalau itu demit yang coba melawan dengan mas rik.

Tapi akhirnya bisa keluar dengan ilmu yang dimiliki mas rik. Aku hanya mengangguk.

Semua badanku rasanya remuk, seperti habis kerja 24 jam, pegal-pegal.

Kurang lebih 1 jam an prosesi pengobatan yang ku jalani bersama mas rik. Akhirnya tepat pukul 10 malam, mas rik pamit pulang.

Mas rik sempat berpesan pada suamiku, bila terjadi sesuatu yang urgent, tolong segera hubungi dia.

Setelah mas rik, pergi aku dan suamipun bercerita sebentar sebelum tidur.

Aku bercerita apa saja yang ku rasakan, dan terakhir ku katakan pada suamiku bahwa aku sepertinya belum sembuh.

Namun karena suamiku sepertinya sudah tersugesti oleh mas rik, maka omonganku hanya dianggap angin lalu. Malah suamiku ngorok duluan.

Aku coba memejamkan mata juga, ternyata sulit. Aku masih terbayang dengan yang dilakukan mas rik tadi dan juga sosok yang meraung tadi. Tak lama tiba-tiba ada lagi gangguan.

Aku pikir setelah pengobatan tadi, aku tidak akan bertemu mereka lagi.

Wah ternyata malah lebih dahsyat. "riris... riris... riris..." suara itu darimana?

Kulihat tidurnya suamiku, kupikir dia mau mengerjaiku. Masih tertidur ternyata.

Lalu siapa yang memanggil namaku. "riris aku disini..." sekujur tubuhku merinding. Arah suara itu semakin jelas.

Sepertinya dari dalam lemari pakaianku. Karena rasa penasaranku yang menggebu-gebu, ku coba dekati suara itu.

Semakin dekat arah suara itu. kubuka cepat-cepat lemarinya.

Ya Allah...seorang wanita tua dengan mata hitam semua, berpakaian serba putih dengan rambut terurai, belum lagi mulutnya yang penuh dengan darah. Aku langsung tak sadarkan diri.

Ruqiah Membawa PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang