Page 5

5.4K 241 1
                                    

Dua jam kemudian teman-temanku pamit pulang. Kembali aku sendiri dalam kamar. Kucoba ingat-ingat apa yang sudah terjadi semalam.

Baru hendak berusaha memulai memori itu, tiba-tiba ada wajah yang hancur penuh darah yang jaraknya dekat sekali dengan wajahku.

"Aseeeemmm tenan..." langsung aku beranjak dari tempat tidurku. Ku cari kesibukan lain. Agar aku tidak fokus lagi ke bayangan tadi. Baru mau keluar kamar,

Astaghfirullah...sudah ada sosok wanita yang biasa orang sebut KUNTILANAK sedang duduk diruang tamu. Ya Allah siang-siang beginipun ada demit dalam hatiku.

Aku pura-pura tidak melihat langsung, ku luruskan pandanganku menuju ke dapur, ke tempat ibuku yang lagi memasak. Sialnya aku, ternyata ibu pun tak ada di dapur.

Kemana lagi si ibu, dalam hatiku gelisah. Aku teriak teriak memanggil ibu. Kudengar suara jawaban dari luar. Ibu disini nak, kata suara itu.

Ku teruskan ke arah belakang rumah. Tak ada ku temui siapapun disana. Hanya rerumputan yang tinggi dan beberapa pohon pisang. Ku perhatikan lagi dengan seksama. Ya Allah, apalagi ini. Samar samar kulihat dan lama kelamaan semakin jelas, sosok Gendruwo disiang hari. Muncul dari balik pohon.

Kucari sesuatu yang bisa ku gunakan untuk melempar sosok itu. Ku cari-cari hanya sandal ibu yang sudah butut yang ada, langsung aja ku lempar. Kubalikkan badanku agar tidak terlihat sosok itu.

Kemudian aku berpikir, bagaimana aku keluar rumah agar tak terlihat sosok yang ada diruang tamu tadi.

Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung lari ke arah depan rumah. Ketika melintasi dapur, malah ada ibu yang sedang masak. "Ya Allah ibu darimana aja?" tanyaku dengan gugup. Ibu tidak menjawab.

Aku tau sudah, laluku lanjutkan langkahku ke arah luar. "ibu disini nak, hihihihihihihihi..." takkuhiraukan lagi 'ibu' itu. Aku lari keluar, sampai depan tiba tiba...    

Ruqiah Membawa PetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang