10

10.3K 940 34
                                    

Vote duls sebelum baca
.
.
.

Semakin hari perut Wonwoo kian bertambah besar, usia kandungannya sekarang sudah memasuki bulan ketujuh. Mingyu juga semakin membatasi kegiatan Wonwoo. Dia tidak boleh mengerjakan kegiatan berat walaupun hanya sekedar membersihkan rumah.

Intinya Wonwoo benar-benar tidak boleh sampai kelelahan. Sampai-sampai Minki juga diminta Mingyu untuk menjaga Ummanya, yang pasti akan langsung dituruti oleh bocah itu. Dengan polos dia berdiri tegak dan membuat pose hormat pada Appanya yang hanya tertawa melihat tingkahnya.

🌼

Hari ini Mingyu libur kantor, itu yang membuat Wonwoo merengut sejak tadi. Karna kalau ada Mingyu dirumah, dia tidak bisa melakukan ini-itu, dia diperlakukan seperti putri oleh Mingyu dan juga Minki. Tapi kalau hanya diam saja seperti ini Wonwoo juga tidak suka, kata Umma Kim orang yang sedang hamil besar itu harus sering jalan-jalan agar proses bersalinnya mudah.

Iya beneran.

"Ish aku cuma mau kekamar Gyu." Wonwoo berdecak sebal karna Mingyu terus mengekorinya dibelakang.

"Yaudah kekamar aja aku gak ngelarang kok." Wonwoo berdecak lagi.

"Kamu ngapain ngikutin aku terus." Mingyu tersenyum yang membuat Wonwoo terpaku sesaat. Senyuman manis dengan taring yang mengintip dari celah bibirnya.

Gemas.

"Aku cuma jaga-jaga, Minki lagi tidur jadi gak bakal ada yang teriak kalau kamu kenapa-napa." Wonwoo berbalik menghadap Mingyu, mengusap pipi kanan suaminya yang sedikit chubby.

"Aku cuma mau ganti baju, mau ikut?" Mingyu mengangguk imut. Seharusnya Wonwoo tidak perlu bertanya seperti itu pada Mingyu, tentu saja dia mau.

"Eh iya, kemarin Umma nitip bingkisan buat kamu" sebelah alis Wonwoo terangkat meminta penjelasan tapi Mingyu malah mengedik.

"Aku juga gak tau, belum aku buka. Aku taruh dilemari coba sana kamu liat." katanya dan Wonwoo melanjutkan langkahnya kedalam kamar.

Dia membuka lemari dan langsung menemukan paper bag berwarna coklat kayu diatas tumpukan bajunya. Wonwoo mengambil paper bag itu lalu membukanya dan kembali menemukan note kecil didalam. Dia membaca pesan dinote itu,

'Wonwoo-ya, itu oleh-oleh dari Umma sepulang dari liburan kemarin. Umma bingung mau membelikanmu apa jadi Umma beli itu saja berhubung perutmu pasti bertambah besar.

Dipakai ya...bahannya sangat nyaman loh :) jangan bilang-bilang Minki kalau Umma habis liburan, disana tidak ada oleh-oleh untuk anak kecil jadi Umma hanya beli ini.

Maaf ya...Umma tidak bisa memberikannya langsung padamu. Badan Umma pegal semua hahaha..

Yasudah salam untuk Minki dan Mingyu, jaga kesehatanmu.

-Kim Halmeoni

Wonwoo tersenyum membaca pesan dari Umma Kim. Wanita berumur itu selalu seperti ini, bertingkah seperti Ibu-ibu sosialita muda padahal umurnya sudah lebih dari setengah abad. Wonwoo mengambil barang didalam paper bagnya yang ternyata baju.

Ia melongo melihat baju yang dia bentangkan didepan wajahnya. Apa...apa ini daster?

"Apa itu?" Suara Mingyu menyadarkan Wonwoo dari acara melongonya. Dia memperlihatkan baju panjang dengan motif floral berwarna biru langit itu pada Mingyu.

"Huh, Umma memberimu itu?" Wonwoo mengangguk dengan wajah polos membuat Mingyu gemas sendiri melihatnya, seperti anak kucing yang minta dielus.

"Kamu mau ganti baju kan tadi?" Kata Mingyu yang ikut duduk disamping Wonwoo "pake itu coba" lanjutnya, Wonwoo menyipitkan matanya melirik Mingyu yang malah tersenyum.

"Gak mau!" ucapnya ketus lalu beranjak memilih baju lain dari dalam lemarinya.

Mingyu memeluk Wonwoo dari belakang, mengecup belakang telinga Wonwoo berkali-kali. Tangannya menyusup masuk kedalam kaos longgar istrinya, ibu jarinya bergerak mengusap perut buncit Wonwoo dengan lembut. Wonwoo cuma bisa tersenyum, tangannya terulur kebelakang menepuk pipi Mingyu.

"Jangan pake baju itu, nanti dedeknya sesek. Pake baju dari Umma aja." Wonwoo mendecak sebal, meletakkan kembali kaus yang sudah dia pegang.

"Tapi itu baju perempuan Gyu." katanya dengan nada merajuk.

"Appa..." keduanya yang sedang berdebat masalah baju menoleh kearah pintu, disana Minki berdiri sambil menenteng selimutnya.

Mingyu tersenyum menyuruh Minki masuk dengan gesture tangannya. Minki menguap sambil menyeret selimutnya menghampiri Mingyu. Dengan sigap Mingyu mengangkat Minki kedalam gendongannya.

"Umma..."

"Apa sayang" Wonwoo mengecup pipi Minki yang masih terlihat mengantuk. Matanya masih sayu dengan wajah khas bangun tidur yang malah membuatnya terlihat semakin lucu.

"Ganti baju sendiri bisakan?" Wonwoo memutar matanya tapi tetap mengiyakan Mingyu.

Mingyu duduk dipinggir ranjang memangku Minki yang masih dalam mode ngantuknya. Wonwoo meraih baju dari paper bag tadi dan memilih berganti baju disisi lain ranjang membelakangi Mingyu. Setelah selesai dia merebahkan dirinya keatas ranjang.

Mingyu menoleh kebelakang karna merasakan pergerakkan diranjangnya. Minki merangkak mendekat, merapatkan dirinya pada Wonwoo yang dengan senang hati memeluk jagoan kecilnya. Mingyu tersenyum ikut merebahkan diri disisi Wonwoo yang satunya.

"Kamu kok cocok ya pake baju ini kkk." Mingyu memeluk Wonwoo dengan posesif.

Jadilah Wonwoo dikerubungi dua Kim yang bagai pinang dibelah dua ini. Tapi dia tersenyum karna faktanya dua orang itu adalah tujuan hidupnya sekarang. Ditambah calon pendatang baru keluarga Kim yang masih tumbuh diperutnya.

"Sayang Umma." Mingyu mengecup pipi kanan Wonwoo yang hanya tersenyum sedari tadi. Minki yang melihat Appanya mencuri start tidak mau kalah. Dia mengangkat wajahnya, mencium pipi kiri Wonwoo.

"Minki sayang Umma." ucapnya tidak mau kalah.

Lalu dimulailah perdebatan diantara Ayah-anak yang membuat Wonwoo jengah...jengah dalam artian pusing karna mereka berdua sama-sama tidak mau mengalah. Wonwoo kan jadi bingung diperebutkan anak dan suami sendiri. Dia sudah membayangkan kalau calon anaknya nanti seperti ini juga, habislah Wonwoo.

Tbc.

Hiii, maaf atas slow up nya karna ternyata mood mempengaruhi tingkat kemageran.

Baru dapet pencerahan jadinya kaya gini. Gatau ada manisnya apa nggak :(

Gimana tulisannya? xxgoomigo

Tag. shrneryt

So..voment?

He's not Bastard Anymore✔ | MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang