12

9.6K 878 34
                                    

.
.
.

Tidak terasa hari berlalu begitu cepat. Kini kalender dimeja telah berganti header dan kembali mengulang dari angka satu. Dimana itu berarti kandungan Wonwoo juga bertambah usia menjadi 8 bulan.

Pagi ini Wonwoo merasa sangat malas, biasanya begitu bangun dia akan langsung mencuci muka. Tapi sekarang dia lebih memilih merapatkan tubuhnya pada Mingyu. Memeluk dada telanjang suaminya yang baru saja membuka mata.

"Selamat pagi." Wonwoo tersenyum menjawab sapaan Mingyu.

"Gyu..." Mingyu memiringkan tubuhnya, menarik Wonwoo agar makin tenggelam dalam pelukannya.

Wonwoo menempelkan hidungnya dileher Mingyu, mengendus aroma maskulin alami dari tubuh suaminya. Mingyu mengusap pelan pinggul Wonwoo. Akhir-akhir ini Wonwoo sering mengeluh pegal terlebih dipinggul, itu biasa pada orang hamil karna dia membawa beban lebih ditubuhnya.

"Ming, kamu gak usah masuk kerja ya." Mingyu menjauhkan wajahnya menatap wajah memohon Wonwoo.

Tatapannya lugu dengan mata yang bersinar memohon. Imut sekali, rasanya Mingyu ingin mengantongi Wonwoo disaku jasnya. Tapi tidak bisa, dia harus masuk kantor hari ini.

"Aku harus masuk kantor full sampai minggu depan." bibir Wonwoo tertekuk kebawah, "aku mau mengejar deadline. Jadi nanti aku bisa ambil cuti sebulan buat jadi suami siaga." pipi Wonwoo bersemu mendengar ucapan Mingyu yang agak cheesy.

"Kamu diam disini, aku mandi dulu terus nanti aku buatin sarapan." Wonwoo menahan lengan Mingyu yang hendak beranjak dari ranjang.

"Mingyu disini saja." kata Wonwoo dengan nada manjanya. Mingyu menghela napas pelan, harus sabar menghadapi orang hamil.

"Mau apa hm." katanya lembut.

Wonwoo mengambil tangan Mingyu lalu mencium punggung tangan suaminya. Mingyu tau, Wonwoo ingin mengendus bau tubuhnya. Ini juga alasan kenapa dia tidur bertelanjang dada, kemarin setelah pulang melembur dikantor Wonwoo langsung meminta kemeja yang dia pakai dan melarangnya mandi.

Setelah ditanya kenapa Wonwoo hanya menjawab kalau dia suka bau tubuh Mingyu. Demi Tuhan, kemarin itu Mingyu bahkan pusing mengendus bau tubuhnya sendiri. Tapi Wonwoo malah dengan nyaman mendusel diketiaknya setelah memakai kemeja kerjanya.

"Aku bau loh." Wonwoo menggeleng enggan melepaskan lengan Mingyu.

"Kamu wangi." Mingyu tersenyum lagi, istrinya sangat menggemaskan bahkan dengan perut besar.

"Kan kamu udah pakai kemeja aku. Sama kan wanginya, aku belum mandi dari kemarin." Wonwoo melirik kemeja putih kebesaran yang terpasang apik ditubuhnya.

"Aku ambil Minki nih biar kamu ada temannya." Wajah Wonwoo langsung cerah begitu mengingat putranya, dia mengangguk cepat dan melepaskan tangan Mingyu.

Setelah Mingyu keluar, Wonwoo menyibak selimutnya menunggu Mingyu kembali kekamar. Tidak lama terdengar suara Minki dari luar dan pintu kamarnya terbuka lebar sedikit keras. Minki memasang senyum lebar berlari kearah ranjangnya.

Minki menaiki ranjang empuk orangtuanya dan langsung menghambur memeluk lengan Wonwoo.

"UMMA BAU!"

Mingyu tertawa keras melihat ekspresi Minki. Wajah anaknya merengut sangat lucu, bibirnya mengerucut dengan hidung mengkerut tidak suka. Wonwoo memasang wajah polosnya dan mengendus kemeja Mingyu.

"Umma pakai baju Appa, makanya bau." kata Mingyu menjelaskan. Wonwoo memandang dua orang disana dengan bingung, menurutnya tidak ada yang bau disini.

Minki menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari Wonwoo. Sedangkan Ummanya cemberut karna Minki menjauhinya. Mingyu terkikik melihat interaksi dua orang imut itu.

"Minki, kamu temani Umma ya Appa mau mandi sama buat sarapan. Jangan buat Umma menangis okay." Minki mengangguk dua kali dan setelah itu Mingyu keluar dari kamarnya, mungkin dia akan mandi dikamar mandi luar.

🌼

Minki duduk diam dikarpet bulu dibawah sofa, memperhatikan Ummanya yang tiduran disofa panjang sambil menggigiti kuku. Sesekali Wonwoo akan mengendus baju Mingyu yang dia pakai. Setelah makan siang tadi Wonwoo seolah lupa dengan Minki dan asik didunianya sendiri.

Untung saja Minki anak yang pintar, dia bermain sendiri dan selalu didekat Ummanya. Dia harus menjaga Ummanya dan adik bayi, begitu yang Mingyu sampaikan padanya. Minki melanjutkan mainnya, tidak mengambil pusing tingkah Ummanya yang seperti anak kecil.

🌼

"Aku pulang."

Wonwoo langsung terduduk begitu mendengar suara Mingyu. Minki berinisiatif menghampiri Appanya kepintu depan dan menarik tangannya mendekat pada Wonwoo. Wonwoo langsung menubruk Mingyu dengan pelukan, untung saja Mingyu dengan sigap menangkap tubuh berisi istrinya.

Mingyu melirik Minki yang masih memegang tangannya, anak itu hanya tertawa yang membuat Mingyu ikut tertawa.

"Appa... Umma dari tadi nyiumin bajunya terus."

Mingyu langsung melirik baju yang dipakai Wonwoo, itu bajunya. Ah, apa mood Wonwoo diusia hamil tuanya seperti ini, manja, malas, dan tiba-tiba kecanduan bau tubuhnya. Tapi tidak apa-apa, Mingyu suka saat Wonwoo manja padanya.

"Ming..." Mingyu merasakan lehernya basah karna kecupan Wonwoo. Tidak masalah selama Minki tidak melihat, tapi Wonwoo malah berpindah mengecup habis wajah Mingyu. Bahkan dia sedikit menarik bibir bawah Mingyu dengan menggigitnya.

Sebelah tangan Mingyu menutup mata Minki dan membiarkan Wonwoo menyesap bibirnya. Wonwoo menangkup pipi Mingyu dan sedikit berjinjit. Entahlah, ia tiba-tiba ingin mencium Mingyu.

"Mhh...ish Mingyu!" Wonwoo merengut ketika Mingyu menjauhkan wajahnya, memutus tautan mereka.

"Kamu tunggu dikamar, aku tidurin Minki dulu." Wonwoo cemberut tapi tetap menuruti Mingyu masuk kekamarnya.

🌼

Mingyu sudah berganti baju dengan singlet putih dan celana pendek selutut seperti biasa. Dia sedang meladeni tingkah Wonwoo yang tiba-tiba duduk dipahanya. Meminta cium padanya dengan wajah polos yang membuat Mingyu terlihat seperti seorang pedophile.

Wonwoo duduk dipaha Mingyu yang duduk bersila, kakinya melingkar memeluk pinggang Mingyu. Bibir keduanya bertaut saling menyesap lawannya. Kepala mereka bergerak kekanan-kekiri, mencari spot paling tepat untuk makin memperdalam ciuman mereka.

"Mhh.." Mingyu menjulurkan lidahnya yang langsung dihisap Wonwoo. Mingyu membiarkan lidahnya dihisap seperti permen dan bibirnya digigiti oleh Wonwoo. Saliva meleleh diujung bibir Mingyu karna ciuman belepotan istrinya.

Tangannya bergerak mengusap perut buncit Wonwoo. Sesekali dia masih membalas ciuman Wonwoo yang makin berantakan. Mingyu sibuk mensugestikan dirinya agar tidak terpancing, Wonwoo sedang hamil besar dan tidak bisa diajak 'bermain'.

Wonwoo menjauhkan wajahnya dan Mingyu tersenyum mengelap dagu mereka yang dipenuhi saliva. Wonwoo tersenyum lucu lalu kembali mengecup wajah Mingyu, hanya kecupan. Mingyu tertawa dalam hati, apa ini juga bawaan adik bayi? kalau iya, dia akan berterima kasih pada anaknya nanti karna membuat Wonwoo seperti ini.


Tbc.

Lama ya up nya? Maaf tapi aku biasanya up 2 hari sekali. Kalau lebih dari 2 hari berarti ada something, hehe

Gimana chap ini? Duh amburadul :(

Tulisannya juga gimana nih?? xxgoomigo

Tag.shrneryt

Aku niat ngabisin cerita ini pas anaknya Mingyu udah lahir nanti. Thanks for reading.

Voment?

He's not Bastard Anymore✔ | MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang