11

10.1K 914 59
                                    

Vote sebelum baca :)
.
.
.

Suara bising membangunkan Mingyu dari tidur lelapnya, dia menguap lebar kemudian meraba sisi lain ranjangnya yang ternyata sudah kosong. Dia langsung terduduk begitu sadar Wonwoo tidak ada, matanya melirik jam kaki dimeja nakas samping ranjangnya. Pukul 4.30 dini hari, apa Wonwoo sudah bangun jam segini.

Dengan cepat dia beranjak dari ranjangnya dan sedikit berlari kearah suara bising yang dia dengar, dari arah dapur. Begitu sampai ditembok pemisah dapur dengan ruang tv dia baru bisa bernapas lega. Disana Wonwoo sedang mengaduk teh sambil duduk manis dimeja makan.

"Mingyu? kenapa bangun?" Mingyu duduk dikursi sebelah Wonwoo, mengambil satu tangan istrinya untuk dijadikan bantalan wajahnya dimeja.

Wonwoo mengernyit bingung tapi membiarkan tangannya dijadikan bantal. Jarinya bergerak menggaruk kecil pipi Mingyu dan tangan satunya memegang cangkir teh. Dia terkikik pelan melihat wajah mengantuk Mingyu yang terlihat lucu baginya.

Cup
Cup

Wonwoo mengecup dua kali pipi Mingyu dengan sedikit menekannya diakhir sampai bibir Mingyu mengerucut seperti bebek. Mingyu melenguh protes dan Wonwoo menjauhkan wajahnya sambil terkikik gemas. Suaminya ini contoh nyata dari visualisasi laki-laki tampan yang menggemaskan.

"Kenapa bangun kalau masih ngantuk hm" tanya Wonwoo sambil sesekali masih mengecup pipi Mingyu, suaminya terlalu menggemaskan.

"Tadi ada suara berisik pas aku bangun kamu gak ada, aku kan panik ya jadi aku keluar cari kamu" matanya membuka tapi tetap memposisikan wajahnya ditangan Wonwoo.

"Aku tadi bangun terus gak bisa tidur lagi yaudah aku bikin teh aja"

Mingyu mengangkat wajahnya, mengaitkan tangannya dengan tangan Wonwoo yang tadi menjadi bantalnya. Dia mengecup punggung tangan Wonwoo yang begitu kontras dengan warna kulitnya yang tan. Wonwoo tidak menolak, sibuk menyesap teh panas yang masih mengepulkan asap.

"Besok kalau mau ngapa-ngapain bangunin aku" Wonwoo hanya mengangguk kecil menuruti, karna kalau dia menyanggah sedikit saja Mingyu akan memarahinya panjang lebar.

"Masih mau disini?" Wonwoo mengangguk menatap Mingyu yang terlihat masih mengantuk. Wonwoo mengusap lengan kekar Mingyu yang memang hanya memakai singlet tanpa lengan seperti biasa.

"Tidur lagi sana" katanya lembut tapi Mingyu malah menggeleng.

"Gak ada kamu mana bisa tidur," Mingyu memasang wajah cemberut "gak ada yang peluk" Wonwoo terkikik mencubit bibir manyun suaminya.

"Dasar bayi, inget nih udah ada lagi" kata Wonwoo menunjuk perutnya sendiri.

Mingyu tertawa keras kemudian menarik wajah Wonwoo mendekat kearahnya. Mingyu mencium pucuk kepala Wonwoo lalu beralih ke kening, hidung, lalu bibirnya. Ciuman yang begitu lembut dan terasa manis seperti permen gummy.

Mingyu menjauhkan wajahnya, mengunci mata keduanya yang sedikit berbinar "ini belum" kata Wonwoo dengan jari telunjuk yang menekan dua pipinya.

Mingyu tertawa kemudian mengecup pipi Wonwoo yang tersenyum lebar sampai hidungnya mengkerut lucu.

"Ada lagi cantik? Mau dicium dimana lagi hm"

Wonwoo tersenyum menarik hidung mancung Mingyu "sana tidur sama Minki kalau masih ngantuk, nanti kan masuk kerja"

Mingyu mengangguk dengan berat hati kemudian beranjak dari kursinya, berjalan kekamar Minki setelah berpesan agar Wonwoo berhati-hati entah untuk apa. Setelah Mingyu masuk kekamar Minki, Wonwoo kembali menyesap sisa tehnya dengan tenang. Sesekali tersenyum mengingat perlakuan Mingyu padanya.

🌼

"Umma, apa adik bayi tidak lapar?" Wonwoo mengusak surai Minki yang duduk dipahanya. Siang ini Minki menolak tidur siang, katanya mau menjaga Ummanya dan adik bayi.

"Adik bayi juga makan jadi tidak lapar" Minki merengut bingung, alisnya menekuk seperti orang yang sedang berpikir keras.

"Tapi adik bayi ada didalam perut Umma, bagaimana cara makannya?" Minki mengusap-usap perut besar Ummanya. Wonwoo tertawa kecil melihat raut bingung putranya.

"Kalau Umma makan adik bayi juga ikut makan didalam, begitu" Minki membulatkan mulutnya dengan mata membesar sambil mengangguk lucu.

Wonwoo mencubit pipi Minki dengan gemas. Wajah putranya imut sekali, memang ya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Tidak Mingyu tidak Minki, dua-duanya sama saja...sama-sama imut.

"Umma ayo makan nanti adik bayinya lapar" Minki turun dari paha Wonwoo, menarik tangan Ummanya kemeja makan.

"Umma sudah makan tadi Minki" katanya.

Tapi anak itu malah membuka kulkas, mengambil sepotong kue coklat miliknya yang kemarin dibelikan Mingyu. Menyodorkannya kedepan Wonwoo lalu menaiki meja makan guna mengambil garpu ditengah meja. Wonwoo tertawa gemas, mau tidak mau dia memakan kue dari anaknya.

Minki duduk diatas meja, menggeser tubuhnya lebih dekat pada Wonwoo. Tersenyum lucu memperhatikan Ummanya melahap kue coklat yang dia sediakan. Wonwoo menyodorkan garpunya yang penuh kue pada Minki, tapi anak itu menggeleng.

"Itu untuk adik bayi, Umma harus makan yang banyak agar adik bayi tidak lapar"

Wonwoo tersenyum kemudian mengusak surai anaknya yang sebentar lagi menjadi kakak. Minki sangat pandai dan mudah mengerti apapun yang diajarkan orangtuanya. Wonwoo yakin nanti Minki akan menjadi kakak yang bisa menjaga adiknya dengan baik.

Tbc.

Up sekarang aja kali ya :/

Kalo sekarang gimana? xxgoomigo

Tag. shrneryt

Mata ini tidak bisa beralih dari tete Mingyu :( pengen nyusu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata ini tidak bisa beralih dari tete Mingyu :( pengen nyusu....

*Voment juseyo

He's not Bastard Anymore✔ | MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang