.
.
.Kandungan Wonwoo sudah memasuki bulan ke 9, bulan terakhir dan puncak dari penantian Wonwoo, Mingyu dan juga Minki. Mingyu yang sudah berpengalaman dulu saat Minki lahir, jadi dia sudah mengambil langkah awal. Ia sudah mengepak persiapan untuk persalinan Wonwoo sampai ke hal yang tidak begitu penting seperti sendok dan sumpit pun Mingyu siapkan.
Mingyu juga sudah mengambil cutinya dari sehari yang lalu. Mulai dari sekarang sampai sebulan kedepan dia akan fokus pada keluarganya. Kepala keluarga yang sangat bertanggung jawab kan.
Setiap pagi dia selalu bangun lebih awal, membersihkan diri lalu langsung turun kedapur untuk menyiapkan sarapan. Setelah itu dia akan membangunkan Minki dan memandikan anaknya. Terakhir, barulah dia kembali kekamar membantu urusan kamar mandi Wonwoo.
Terkadang Wonwoo juga ikut bangun saat menyadari Mingyu tidak ada disampingnya. Tapi suaminya melarang dia turun dari ranjang. Katanya, tunggu disini sampai aku selesai dan jangan pergi kemana-mana.
🌼
"Minki ayo buka mulutnya."
Mingyu sedang menyuapi Minki yang tidak mau makan dan malah bermain pasir dihalaman rumahnya. Pintu rumahnya terbuka lebar agar Wonwoo tetap dalam pengawasan Mingyu. Wonwoo tertawa melihat suaminya yang sangat berbeda dari biasanya.
Mingyu memakai singlet tanpa lengan seperti biasa, tapi dia sedang duduk dipinggir box pasir Minki sambil memangku piring. Sesekali dia menyuapi Minki yang membuka mulutnya menunjukkan makanannya sudah tertelan. Suaminya memang hebat dan bisa diandalkan.
Wonwoo berjalan pelan keluar dan duduk dikursi yang ada diteras depan. Mingyu melihatnya dan tersenyum.
"Minki ini suapan terakhir, ayo cepat Umma sudah kangen sama Appa tuh." Minki mengikuti arah tunjuk Mingyu dan melihat Ummanya sedang duduk disana.
Minki tertawa dan menerima suapan terakhir dari Mingyu, "anak pintar." katanya sambil mengusak surai Minki.
"Minumnya dimeja dekat Umma." Minki langsung berlari kearah Wonwoo dan meneguk minumnya yang ternyata susu.
"Minki sama Umma dulu, Appa mau membereskan bekas makan." Minki menunjukkan jempolnya sambil masih meneguk susu.
"Pelan-pelan minumnya." kata Wonwoo mengusap punggung Minki. Tidak lama kemudian Mingyu sudah kembali kedepan.
"Wonu..." Wonwoo menoleh kebelakang, berdehem menyahuti Mingyu.
Mingyu duduk dilantai, menaruh kepalanya dipaha Wonwoo yang langsung bergerak menyisir rambutnya.
"Appa manja."
Wonwoo tertawa keras mendengar ucapan polos Minki yang memang benar. Mingyu memasang wajah galak pada Minki tapi selanjutnya dia malah mengusakkan wajahnya dipaha Wonwoo. Mingyu meringis saat pipinya ditepuk Wonwoo sedikit keras.
"Tuh dengerin kata anaknya, jangan manja!"
"Biarin."
Minki menyandarkan tubuhnya dipunggung Mingyu, memeluk leher Appanya dari belakang.
"Appa gendong."
Mingyu melongok kebelakang, "cium Appa dulu." katanya dan Minki langsung mencium pipi Mingyu.
"Ini juga." Mingyu memajukan bibirnya tapi langsung ditepuk Wonwoo yang melotot.
"Jangan aneh-aneh Ming." Mingyu tertawa, menurutnya saat ini Wonwoo sedang cemburu dengan anak sendiri.
"Umma saja yang poppo Appa. Minki gak mau week." Minki menjulurkan lidahnya meledek Mingyu. Tidak tau kalau ucapannya barusan mengundang senyum miring Appanya.
"Nah iya, Umma saja yang poppo Appa." kata Mingyu, menaik-turunkan alisnya menggoda Wonwoo.
"Kalau Umma gak mau." Wonwoo melipat tangannya didada.
"Yaudah, gak jadi gendong." Minki berteriak protes pada Mingyu, tapi Appanya itu kekeuh harus dapat cium dulu dari Ummanya.
Dasar.
"Umma cepat poppo Appa, Minki mau gendong." rengek Minki.
"Cepat Umma..." ini Mingyu. Wonwoo menghela napas kalah, demi anaknya.
Cup
Kecupan singkat yang menghasilkan cengiran lebar suaminya. Taringnya terlihat jelas dan mau tidak mau Wonwoo tersenyum gemas melihat senyuman Mingyu.
"Ayo Appa gendong." Mingyu mengangkat Minki dipunggungnya. Menyempatkan diri untuk mencuri satu kecupan lagi dibibir Wonwoo.
"Manis." bisiknya membuat pipi Wonwoo bersemu merah.
🌼
Esoknya, Mingyu membawa Wonwoo untuk pemeriksaan rutin kandungan. Berhubung usia kandungan Wonwoo kini sudah 9 bulan, ini mungkin pemeriksaan terakhir mereka. Sebelum kerumah sakit, Mingyu mengantarkan Minki kerumah orangtuanya dan akan menginap disana dalam waktu lama.
Setidaknya sampai Wonwoo melahirkan.
Bukannya Mingyu tidak mau mengurus Minki, tapi Minki sendiri yang minta menginap dirumah Kim halmeoni. Katanya disana banyak mainan dan es krim. Mingyu setuju saja karna dia jadi lebih fokus mengurus Wonwoo nanti, lagipula Minki menginap dirumah neneknya jadi Mingyu tidak perlu khawatir.
🌼
Setelah selesai diperiksa, dokter bername-tag 'Min Yoongi' menjelaskan dengan detail bahwa kandungan Wonwoo dalam keadaan sehat. Dan nanti saat persalinan akan menggunakan metode c-section lagi, karna Wonwoo adalah Male pregnant jadi metode itu yang paling tepat. Selebihnya hanya petuah untuk Mingyu agar siaga kalau-kalau Wonwoo merasa mulas tiba-tiba.
Mereka kembali kerumah tanpa Minki, baru setengah hari tapi Wonwoo sudah mengeluh rindu dengan anaknya. Mingyu tersenyum maklum, ikatan Ibu dan anak memang sangat kuatkan. Mingyu membantu Wonwoo turun dari mobil dan membawanya masuk.
"Won, kalau kamu mulas atau sakit perut panggil aku." Wonwoo mengangguk.
"Kamu belum mulas kan." Wonwoo menggeleng.
"Won, kamu be-"
"Ish, belum Mingyu ku sayang. Belum..." ucapan Mingyu terpotong oleh Wonwoo. Dia mulai jengah karna suaminya ini terus bertanya ini-itu padanya.
"Kata dokter Min tadi perkiraan persalinannya masih sekitar seminggu lagi. Kamu sabar dong." Mingyu menunjukkan cengirannya lagi, dia tidak sabar sekaligus khawatir.
Begitu mereka masuk kedalam kamar Mingyu langsung menumpuk bantal dan membantu Wonwoo merebahkan badannya. Selanjutnya Mingyu mengambil tempat disamping Wonwoo lalu memeluk istrinya dengan sayang.
"Kamu janji ya akan terus sehat dan nemenin aku." Wonwoo tau Mingyu sebenarnya sangat mengkhawatirkan dirinya lebih dari dirinya sendiri.
"Aku gak bisa janji tapi aku akan terus nemenin kamu selama aku bisa." Mingyu tau arah bicara Wonwoo. Secara tidak langsung dia juga khawatir, karna proses persalinan itu adalah hidup dan matinya seorang Ibu.
"Jangan bilang kaya gitu! kamu kuat, aku juga akan cari cara apapun agar aku bisa terus meluk kamu."
Wonwoo tersenyum, tanpa sadar air matanya jatuh tapi dia dengan cepat menghapusnya. Menggantinya dengan tawa kecil dan mengusap pipi Mingyu lembut. Saling mencurahkan kasih sayang lewat aksi kecil seperti ini.
Tbc.
Kok akhirnya agak gimana ya 😢 Wonwoo nya bakalan kenapa ini 😢
Dikit lagi tamat... 😢
Hng... voment dong biar semangat hehe.
Kak xxgoomigo coba tolong riview tulisannya...
Please look forward for the next chapter 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
He's not Bastard Anymore✔ | MEANIE
FanfictionSequel dari Bastard!! Hanya kisah manis Rumah tangga Kim dengan anak mereka... Hope you guys like it ;) [ Semua work murni dari pikiran penulis. Don't copy paste because it's illegal darling. ] Start : 23 november 2017 End : 12 desember 2017