# 17 MENARIK

10.6K 319 5
                                    

# 17 MENARIK

Sudah 4 bulan setelah pindah ke sekolah ini. dan 2 minggu lagi ada ujian Semester 1. Semua murid mulai belajar pelajaran yang diujikan. Ujian selama 2 minggu. Asataga. Sibuk banget pasti.

Harus berkutat dengan buku dan paket paket tebal. Apa lagi sekarang aku kelas 12. Pasti makin suka bolak balik lembaran buku paket. Yang biasanya paket ku masih terlihat bagus walaupun sudah setahun, berbeda dengan kali ini, paket paket ku sudah lungset karena sering aku bolak balik. Secara gitu, selama di KL aku jarang nyentuh buku, jadi bukuku masih terlihat baru walaupun sudah setahun, nah sekarang. Bukuku lungset semua.

Dan sekarang aku sedang ada di perpustakaan sekolah yang ada di lantai 2. Ini yang kedua kalinya aku masuk keperpustakaan selama sekolah di sini. Jarang banget ya, itu karena di perpustakaan cuma disediakan buku buku yang isisnya rata rata berisi tulisan semua. Lain kali isinya diberi inovasi kek, ada gambarnya mungkin. Jadi kan bisa menarik minta pembaca.

Lagian, aku tak akan mau masuk keperputakaan kalau bukan paksaan dari Nessa.

“Aku mau keperpus. Mau ikut nggak?” tanya si Nessa.

“Enggak ah Nes, nggak doyan sama perpus aku”

“yeh, yang nyuruh kamu makan perpus itu siapa? Pakek acara nggak doyan segala”

“hehehe pisss” aku hanya meringis sambil merapikan buku buku pelajaran yang berceceran di atas meja setelah pelajaran sejarah.

“jadi kamu mau ikut nggak?” tanyanya lagi, duh gimana ya. Masa aku harus merelakan istirahatku di perpus sambil baca baca buku sih.

“tumben banget sih?”

“Mau ngerjain tugas sejarah, biar nggak ada tugas numpuk” Nessa sudah berdiri dari kursinya sambil membawa buku tulis sejarah.

“boleh deh” aku ambil buku tulis sejarahku yang bergambar rose white. “nggak bawa paket sekalian?”

“duh Sel, walaupun kamu jarang masuk perpus, setidaknya kamu tau kan kalau keperpus itu nggak boleh bawa paket sayang”

“Kan aku nggak tau” aku hanya memanyunkan bibir ku. Emang dasarnya aku nggak tau kan.

“ayo” ajaknya lagi

“kamu marah?” tanyaku sambil jalan ke perpus

“tidak”

“beneran?”

“Tidak Selin”

“ok fix”

Sampai di perpus, rame juga ternyata.

Aku dan Nessa menaruh buku tulis kami di meja baca yang sudah disediakan setelah itu pergi ke rak ‘HISTORY’. Astaga raknya ada 5 tingkat buku, dan panjang raknya sekitar 4 meter. Penuh dengan buku. Mulai sampulnya udah pada nggak jelas, samapai ada yang sampulnya copot, tapi masih banyak yang baru juga kok.

Aku berpencar dengan Nessa, Nessa mencari di rak sebelah kanan, aku di sebelah kiri. Di ujung rak aku melihat seseorang yang aku kenal, dan hampir setiap harinya kita chatingan. Siapa lagi kalau bukan si Angga.

“Angga” ucapku dengan semangat

Dia awalnya tampak terkejut setelah itu memberi isyarat untuk memperkecil suara dan setelah itu ia menunjukkan senyum terbaiknya. Ia tampak melihat lihat disekelilingnya sebelum berjalan ke arahku. Dan aku hanya memberinya senyuman manisku.

“katamu kita juga sedang acting nggak saling kenal” ucapnya dengan nada menyindir.

“hehehe… eh, kamu ngapain di sini?”

The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang