# 19 RUMAHNYA GEBETAN

10.3K 360 7
                                    

# 19 RUMAHNYA GEBETAN

Pagi di sekolah….

“pengumuman buat semuanya, hari sabtu besok ada acara pesta topeng. Dress code baju pesta dan topeng. Jam 7 acara di mulai. Ada pertanyaan?” tanya Yoga sang ketua kelas.

Ketika semua murid bertanya jawab dengan ketua kelas, aku dan Nessa membuat forum sendiri,

“aku nggak ikut” tiba tiba nessa ngomong gitu.

“kenapa?”

“karena tahun kemarin aku nggak ikut”

“terus hubungannya sama yang tahun sekarang apa?” tanyaku

“nggak ada, males aja. Mending di rumah. Nonton tivi. Lagian juga pasti bakalan repot banget, harus ke salon. Belanja baju lah. Cari cari topeng lah. Males banget”

“kalau gitu aku juga nggak ikut” kalau Nessa nggak ikut pati bakalan ngacang aku di sana. Mending nggak usah aja. Tapi kan seru pastinya.

“kalau kamu mau ikut juga nggak papa kan”

“nggak ada kamu pasti nggak ada yang aku ajak ngobrol. Garing nanti, mondar mandir sendiri kaya orang terasingkan”

“kan mereka ikut” omongnya lagi

“mereka siapa?”

“siapa lagi kalau bukan Angga, Marcel, Nanda, Romi, sama Radit”

“kan, mereka nggak tau Selina yang mereka kenal di rumah sama dengan Selina yang disekolah, kecuali Bang Marcel sama….”

“sama siapa?” dari wajahnya saja Nessa kayaknya tertarik banget

“Sama Nanda”

“kok bisa?” tanyanya sambil memasang wajah kagetnya.

“nggak tau, dia tau sendiri”

“ooooo”

Kalau udah ujian semesteran maka sisanya jamkos. ASEK.

----

Bolos sekolah, siang bolong main ke rumahnya Nessa, bermodal gps doang. Nggak takut nyasar ya. Ya elah, paling juga nyasarnya masih di daerah Jakarta.

“yang ini apa yang ini ya” ada perempatan, belok apa terus ya…

“aish, nih gps kenapa tiba tiba mati sih. dasar GPS soak”

“mungkin belok kanan”

Setengah jam muter muter, nggak ketemu juga perumahan elit itu. Haduh, capek.

“Nggak boleh nyerah Selin, pasti sebentar lagi nyampek”

Udah nggak kuat, lambaikan tangan ke atas. Buka pintu tanya ke mbak mbak jualan rujak.

“mbak tau alamat ini?” aku sodorkan hapeku yang kemaren malam di sms Nessa alamat rumahnya.

“oh perumahan  Excel?’

“iya, tau mbak?” tanyaku ke mbak mbak ini sambil pasang muka penuh harapan.

“nggak tau mbak, maaf ya. Keliatannya bukan daerah sini deh” satu hal yang bisa kita petik, jangan terlalu mengharapkan orang lain untuk berkata IYA.

“yaudah deh mbak, makasih”

Bukan daerah sini ya, tinggal 2 pilihan. Aku yang perginya terlalu jauh atau aku yang kelewat jauh nyasarnya.

“eh mbak, ini daerah mana ya?”

“Mawar Raya”

“makasih mbak”

The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang