# 3 HOME

18.8K 512 6
                                    

# 3 HOME

“Ehem” duduk di depan televisi sambil membaca majalah fashion di tangan.

Tak ada acara yang menarik. Aku tidak begitu menegenal para artis di Indonesia, hanya beberapa yang aku tahu. Gosip apaan lagi ini coba. perseturuan sesama artis yang berakhir dengan jambak jambakan rambut. nggak lucu banget. mainnin remot, ganti ganti chenel. nggak ada yang membuatku tertarik.

Tiba tiba pintu depan terbuka. Oh ternyata bang Marcel.

“Eh, adikku cuyung udah sampek ya?” tanyanya sok polos. Wajah kayak dia sok polos, nggak keren sama sekali.

“Nggak liat, mana ice cream ku?” kedua tanganku sudah kusodorkan ke depan. Tapi apa yang kudapat? hanya udara kosong. Ish...

“Tokonya lagi tutup adikku cuyung” sambil menggaruk belakang rambutnya. Sinyal hijau, Bang Marcel berbohong. Sudah menjadi rahasia di keluarga, kalau abang sedang berbohong selalu menggaruk belakang kepalanya. Tak pandai acting. Tsk…tsk…tsk

“Bohong ya” kutarik tanganku kugantikan dengan tangan yang menunjukku ke arahnya

“Hehehe, gimana kalau kita ke mall? Kamu nggak mau ya? Ya udah” ucapnya sambil berlalu, mencoba mengalihkan pembicaraan ketika ketahuan boong. Selalu saja begitu.

“Ke mall ya? boleh deh” siapa sih yang nolak kalau di ajak ke mall, bareng abangku yang tampan ini. Eits, setampan tampannya bang Marcel, masih tetep tampanan bang Daffa sama bang Damar. Yah bisa di bilang 11:12 lah.

“Aku mandi dulu ya adikku cuyung, tunggu sebentar”

“Hush hush sana sana. Pantesan baunya agak kecut”

Rumah Kakek nenekku ini luas, ada dua lantai. Di ruang keluarga ada foto keluarga besar. Di sana juga ada fotoku ketika masih belajar merangkak. Lucunya aku dulu masih kecil. Tapi sekarang aku masih tetep lucu juga kok. ^^v

Kebelakang nanti ada dapur ke belakang lagi ada halaman. Di sini ada kolam renang, patung rusa, beberapa pohon cemara, dan di sudut ruangan ada mini bar.

Sedangkan kamarku ada di lantai dua. berhadapan langsung dengan kamarnya Bang Marcel.

Tadi waktu baru sampe di rumah ini. Aku di sambut dengan pelukan hangat dari nenekku. Kakekku yang berada di belakang nenek tersenyum melihatku. Setelah kurasa pelukan dari nenek mengendur, aku lepaskan dan berlari ke pelukan kakekku.

Di depan pintu sudah berdiri pasangan suami istri, iya mereka adalah om dan budeku. Om Rudi dan Budhe Rossa. Merekalah yang selama ini menemani kakek nenek di rumah. Setelah itu aku berhambur kepelukan mereka berdua.

Koperku di bawa bibi menuju lantai dua, bisa kutebak pasti di bawa kekamarku. Aku digiring budhe ke ruang tamu. Disana kami bercerita banyak hal. Mulai beberapa senetron dan film yang aku bintangi di sana. Mereka memujiku, mereka juga tak lupa menanyakan bagaimana keadaan papa, bunda, dan para abangku.

Aku bisa melihat bagaimana wajah kakek dan nenek, mereka terlihat bahagai. Itu karena cucu perempuan satu satunya pulang kerumah dan tinggal bersama mereka selama 1 tahun.

Memalui beberapa percakapan tadi, aku tahu bahwa aku bakalan satu sekolah dengan sepupu marcel. Aku bingung, kenapa harus satu sekolah. Menurut om Rudi, dengan begitu aku bisa pulang pergi bareng bang Marcel. Awalnya sih tak masalah, tapi ketika nenek bilang kalau bang Marcel menjadi salah satu Most Wanted Man di sekolah itu. Aku langsung menolak mentah mentah.

Mereka bingung dengan penolakanku untuk pulang pergi bareng Bang Marcel. Akhirnya aku menjelaskan alasan utamaku kenapa pindah ke sini. Mereka awalnya tetep menolak, apalagi budhe, budhe yang paling menentang. Itu karena aku belum begitu mengenal kota Jakarta dengan baik. Dan jujur aku memang tidak begitu paham kota ini.

The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang