# 16 JALAN BARENG COGAN

11.5K 338 6
                                    

# 16 JALAN BARENG COGAN

Sudah 2 minggu sejak acara cewek popular versus cewek culun. Dan hari ini adalah hari Minggu. Yeah.

Jika kalian pengen tau apa aja yang terjadi selama 2 minggu itu. Yah mungkin kita cuma dapet kejutan kejutan kecil. Terutama di loker sama di laci meja. Ibaratnya sih surat ancaman. Sama lirikan lirikan maut dari para siswi yang merasa takut dengan si Calista. Ini lebih parah dari apa pun. Cara mandang mereka berasa kalau aku dan Nessa seperti makhluk dari luar bumi, yang memiliki bentuk aneh, berpenampilan super aneh. Dan cara mereka bisik bisisk keteman sebelah mereka keras banget. Itu bukan lagi bisik bisik. Lebih terdengar menjengkelkan.

Tapi siapa sih yang takut sama dia? Kalau kita sih nggak takut, ngapain takut sama cewek centil, cewek yang emang dasarnya endel original nggak pakek KW. Yang sikapnya benar benar memuakkan. Jika aku bisa melenyapkan mereka, sudah aku lenyapkan dari awal.

Kita lupakan 2 minggu menyusahkan itu. Dan mari nikmati minggu pagi cerah ini.

Udah jam setengah 7, nonton tivi ada upin ipin nih. Wih, di Kuala Lumpur aku sudah pernah menonton episode ini. yah dari pada nonton acara lain yang nggak jelas, nggak papa deh.

Cemilan udah di tangan, walaupun udah makan pagi, nggak papalah ngemil ngemil dikit.

Tok..tok..tok…

Ada tamu, sepagi ini. mau apa mereka jam segini namu.

Buka pintu dan tebak siapa yang ketuk pintu tadi, si cowok ganteng Romi. Sudah lengkap dengan setelan olah raga paginya.

“hi” sapanya

“oh masuk” kan nggak sopan nggak mempersilahkan tamu masuk kan. “duduk dulu” setelah itu Romi duduk dengan manis di kursi tamu itu sambil terlihat berfikir akan mengatakan sesuatu.

“aku panggilkan Bang Marcel dulu ya”

“eh…” udah putar balik, denger dia ngomong puter balik badan lagi deh liat dia. “aku ke sini nggak cari marcel”

“terus?” aku naikkan ke dua alisku ke atas.

“kamu”

“aku?”

“iya, ayo olah raga pagi di taman kota”

“kamu ngajak aku?” tanyaku untuk meyakinkan dengan apa yang tidak salah aku denger. Yang benar, cogan ini ngajak olah raga pagi bareng. Boleh deh. Selama di sini aku nggak pernah olah raga pagi.

“ya iyalah” dan dia tersenyum. Senyum yang menawan. Tapi masih manisan senyumannya Angga yang bisa buat hatiku melting. Ahay. Mikir apa juga aku.

“kalau gitu aku naik ke atas dulu ya, ganti baju” kan nggak lucu olah raga pakek kaos sama celana sependek ini.

Naik ke atas, bingung mau pake apa. Ehm… bajunya ini aja deh, ganti celana aja. Ganti celana senam se dengkul warna abu abu. Sepatunya merek centang warna biru langit. Ok fix.

Turun kebawah nggak lupa minta izin ke budhe dulu. Budhe sedang asiknya motong daun bareng nenek.

“budhe, aku keluar sebentar ya sama Romi” aku berteriak dari arah menuju dapur ini.

Bude hanya melonggokan kepalanya dan berkata “ia, hati hati sayang”

“siap budhe”

Sudah dapet izin keluar, jalan ke tempat romi yang masih pasang tampang senyum senyum nggak jelas gitu. Masalah nya satu, apa yang ngebuat ia bisa senyum senyum kaya gitu itu apa?

“ayo” ajakku. Ia hanya tersenyum makin lebar dan aku makin kepo dengan apa yang ia fikirkan. Hanya satu yang membuatku bingung, kenapa cogan yang aku temui rata rata doyan senyum senyum nggak jelas. Sebegitu anehnya kah aku, sampe mereka setiap ngeliat aku suka senyum senyum nggak jelas.

The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang