# 4 SEKOLAH BARU

18.5K 463 7
                                    

# 4 SEKOLAH BARU

Pagi dunia, memulai hari baru dengan bahagia. Aku sudah tak sabar untuk masuk sekolah baru, dan berkenalan dengan teman teman baru dengan penampilan Selina yang baru.

Knock…knock…

Ada yang mengetuk pintu. Siapa. Ini masih jam setengah enam. Pintu kamarku terbuka, di iringi dengan kepala yang mengintip ke kamar, oh ternyata budhe sama nenek.

“budhe sama nenek kenapa? Pagi pagi sekali udah ketuk ketuk kamar?” tanyaku masih dengan posisi duduk depan meja rias.

“bukannya kamu ingin merombak penampilanmu ya?” budheku yang satu ini, suka banget mertindak yang aneh-aneh. Sama kayak bunda. Jadi kangen bunda. Hiks

“terus?” aku masih bingung dengan muka cengo ku. Oh aku tau, mereka pasti ingin menyalurkan ide ide konyolnya.

oh No...

Nenek dan Bude berjalan ke belakangku, melihat mereka melalui cermin di depanku. Entah kenapa aku rasa ada yang aneh.

Astaga. dan coba tebak. mereka berusaha menyalurkan ide ide konyol mereka.Ohmaygad.

Walaupun usia nenek lebih tua dari budeku, tetapi budhe nggak mau mengalah dengan usulan usulan yang di lontarkan nenek.

Mereka berdebat mengenai bagaimana kalau rambutku di ikat kuda saja. Tapi menurut nenek itu tidak akan menunjukan sisi ke culunanku. Nenek bersikeras untuk mengikat rambutku menjadi dua. Tak ada pilihan lain aku memutuskan untuk menuruti saran budhe ku saja dari pada mengikat rambut dua. Ya ampun... 

Mengikat rambut satu kebelakang dengan poni miringku.

Belum sampai di situ, aku sempat syok ketika budhe mau mengambil benda hitam seperti pensil di meja riasku. Tapi sudah dicegah dulu oleh nenek. Kali ini aku terselamatkan dari ide konyolnya untuk membuat tahi lalat di daguku.

Jam 6, mereka berdua memutuskan untuk keluar dari kamarku. Penampilanku terlihat berbeda, walaupun aku sering mengikat rambut. Tapi entah kenapa ini terlihat berbeda, dengan kaca mata persegi bertenggar manis di hidungku. Ini terlihat tidak sepertiku.

Di depan cermin besar ini, aku mencoba praktek untuk perkenalan awalku.

“Hallo, tidak tidak. Ehem, hallo… tidak sesuai. Hai…aish terlalu bersahabat” terserah deh, sebaiknya aku segera turun, dan makan.

“Pagi” dengan wajah sumringah, aku menyapa semua keluarga yang sudah duduk nyaman di kursi masing masing. Mereka semua membalas sapaanku sambil tersenyum.

Kami semua duduk manis dan hanya terdengar dentingan sendok dan garpu.

Sudah pukul 6.15. saatnya aku berangkat sekolah. Aku berangkat menggunakan mobil nenek dengan disopiri oleh Mang No. padahal aku bisa menyetiri mobilku sendiri, aku juga sudah memiliki surat izin. Tapi akan sangat terlihat konyol jika aku menggunakan mobil sendiri.

Tadi aku melihat, bang Marcel sudah naik montor sendiri. Menggunakan motor kesayangannya. Menurutnya itu tidak efisiensi, padahal kami satu sekolah, tapi berangkat sendiri sendiri, karena hanya akan menghabiskan bensin saja. Tapi mau bagaimana lagi, bisa gempar nanti satu sekolah kalau melihat ada anak baru dibonceng dengan anak yang Most wanted banget di sekolah. Kan aku nggak mau menarik banyak perhatian dengan kemunculanku.

dan setibanya di sekolah. mulutku terbuka lebar dengan sempurna. Sekolah baruku benar benar luas, dari luar ini tidak terlihat seperti sekolah, jika saja di depan sekolah tidak ada tulisan yang menunjukkan bahwa ini sekolah, pasti orang akan mengira ini adalah hotel berbintang 5.

The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang