part 26

10.5K 364 8
                                    

Micahel pov

Aku menikahinya, ya dia wanita yang cantik dan baik, aku terkejut melihat kehadiran om dan aunty orangtuanya zara, aku gugub dan tidak enak hati membalas senyuman mereka, apalagi aunty kelyn yang sangat mengetahui hubunganku dan zara lebih banyak.
"Kamu kenapa?" tanya ratih menyenggol lenganku
"Ehm gak kenapa-kenapa,kamu butuh sesuatu?" tanyaku,dia hanya menggeleng
"Gak laper? Dari pagi tadi kamu hanya makan sedikit, kamu gak boleh laper" ucapku
"Aku gak laper mic, mungkin hanya mau minum aja" ucapnya,aku memanggil pelayan dan mengambil orange jus
"Itu orangtuanya zara?" tanya ratih, aku hanya mengangguk saja
"Dia pasti cantik, mamanya saja cantik begitu" ucapnya, apa dia cemburu pada zara?
"Aunty kelyn bukan ibu biologis zara, mereka tidak mirip" ucapku ratih hanya ber 'oh' saja.
Pekerjaanku hari ini menumpuk
"Hallo bi, ada apa?" tanyaku menjawab telfon dari asisten rumahku
"Nyonya tuan,nyonya pendarahan, sekarang kerumah sakit dibawa mang deden" jawab bi siti, astaga apalagi ini, aku langsung menarik jasku, berlari keparkiran mobil dan melaju Ke rumah sakit yang dikatakan bi siti, aku mencari kamar ratih,aku sangat khawatir padanya dan kandungannya, mereka adalah tanggung jawabku,aku melihat mama duduk disofa menunggu ratih siuman
"Ma, ratih gimana?" tanyaku
"Gak apa-apa kok, untungnya kandungannya tidak kenapa-kenapa, kamu harusnya siaga dirumah, baru menikah 3 bulan sudah ditinggal terus" ucap mama
"Ia ma, maaf,kerjaanku menumpuk banget" ucapku
"Ratih butuh kamu mic, kamu taukan bagaimana sifat ratih, dia tidak akan menutut apa-apa padamu,jadi kamu yang harus peka" ucap mama, aku hanya menangguk, ratih memang tidak banya menuntut padaku, aku pulang larut dia hanya duduk disofa menungguku sampai pulang,aku membantu ratih masuk kerumah,dokter mengatakan kandungannya baik-baik saja
"Mic kamu gak jadi ke jakarta?" tanya ratih
"Entar aja, kalau kandungan kamu udah lebih kuat lagi" ucapku
"Kerjaan kamu gimana?" tanyanya
"Gak gimana-mana kok, kamu tenang aja, kamu harus fokus sama anak kita" ucapku,wajah ratih berseri saat aku mengatakan anak kita karena ini pertama kalinya aku mengatakan itu
" aku gak mau membebani kamu mic"ucapnya
"Kamu tanggung jawab aku,aku gak ingin lalai lagi" ucapku
'Terimakasih"ucapnya sambil menarik selimutnya
"Tadi kenapa kamu bisa pendarahan?" tanyaku
"Aku juga gak tau, aku hanya turun dari tangga mau kedapur"jawabnya
"kita pindah kekamar bawah aja,kamu gak bisa gerak banyak"ucapku, dia hanya mengaguk aja
"Tih boleh gak kamu ngobrol sama aku, aku bosen kamu hanya mengangguk aja" ucapku mulai jenuh dicuekin ratih
"Maaf mic, aku ngantuk, boleh aku minta kamu peluk" ucapnya, ah ratih sekarang memang manja, aku hanya memaklumi masa mengidamnya
"Apa gak sesak tih?" tanyaku memeluknya
"Kamu salah posisi mic, jangan memelukku dari depanku jelas sesak,aku belum membalikkan tubuhku sudah langsung kamu peluk" ucap ratih
"Aku reflex" ucapku menggaruk kepalaku yang tidak gatal,lalu memeluk ratih lagi setelah dia berbalik
"Maaf ya mic,aku selalu nyusahin kamu" ucapnya
"Aku bosen mendengar maafmu, aku ingin kamu mengganti maafmu itu dengan menjaga anak kita" ucapku, ratih hanya tersenyum dan masuk ke alam mimpinya, hari berikutnya aku lebih siaga lagi menjaga ratih, aku gak mau pendarahannya terulang lagi, aku memang sempat cuek dan dingin padanya saat pertama bertemu namun lama kelamaan aku membuka hatiku untuknya
"Liat anak kalian perempuan" ucapa mama sambil menggerak-gerakan alat usg diperut ratih,ratih dan aku melihat monitor
"Kok nangis sih?" tanyaku menghapus air matanya
"Terharu" jawabnya sambil tersenyum
"Kandungan ratih sudah sehat,kalau kalian ingin berhubungan intim sudah bisa tapi harus pelan-pelan" goda mama
"Mama" ucap ratih malu,setelah cek kandungan aku dan ratih packing baju karena akan pindah kejakarta,perusahaanku akan lebih maju jika berada disana
"Kamu langsung istirahat aja,entar aku dan bi siti yang rapiin,kamu pasti capek karena perjalan tadi" Ucapku
"Aku bosen kamu suruh istirahat terus mic"ucapnya cemberut
" lalu aku mau gimana lagi?"tanyaku
"Aku bisa bantu-bantu sedikit" ucapnya
"Emang kamu gak capek?" tanyaku
"Nggak mic, lagian tadi aku udah istirahat di mobil" jawabnya
"Dari pada bantuin beres-beres mendingan kamu bantuin yang lain aja" ucapku mulai gugub
"Bantu apa?" tanyanya
"Ehm,aku mau itu,ehm" aku takut memintanya
"Ah sudahlah,aku kebawah dulu" ucapku pergi,tapi ratih menahan tanganku
"Mic kamu meminta disitu?" tanyanya menunjukan ranjang,aku hanya mengangguk saja,aku melihatnya menarik nafas panjang
"Gak usah dipikirin anggap aja aku gak pernah ngomong gitu" ucapku
"Hussssf kamu mau ngebuat aku sepeti istri durhaka mic?" ucapnya "kalau memang ingin kenapa masih diam?" lanjutnya memancingku,'kamu yang mulai ratih bukan aku'ucapku dalam hati

Dia kakakku dan juga suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang