part 38

10.3K 359 10
                                    

zara pov

masa liburanku sudah habis, kini ku berdiri diruang tamu yang dihiasi banyak bunga mawar merah sehingga menutupi lantai

"kenapa kamu mengotori rumah seperti ini?"tanyaku,sebenarnya ini romantis tapi aku tidak ingin melihatkan kesengananku

"kok ngotorin sih? ini romantis sayang,serbuknya udah gak ada,aku jamin"ucapnya

"ih romantis apanya, ini namanya ngotorin rumah,cepat bersiin"ucapku menarik koper menuju kamar dilantai 2,aku membuka pintu kamar yang menurutku kamar utama, bener saja kamar ini juga ditaburi bunga dilantai sampai ranjang

"cel,kamar kok kotor gini"teriakku

"ya tuhan,ia sebentar"ucapnya,aku hanya tersenyum saja,ah aku kejam sekali, kenapa gak aku akui saja kalau ini sangat romantis, aku menyusun bajuku kelemari,pastinya baju marcel juga

"kamu aneh banget, biasanya perempuan senang diginiin,kamu malah kesal"ucap marcel membantu ART membersihkan kamar, ehm aku lupa ngasih tau, sekarang kami sedang dirumahku,maksudku rumahku dan marcel, setelah mendapat izin dari mama,marcel membawaku melihat rumah ini meminta pendapatku, rumah yang lumayan besar,berlantai 2 dikelilingi taman,dan di belakang ada kolam berenang dan pondok kecil dan sudah ada asisten rumah tangga sekampung dengan bi itah asisten rumah mama

"kamu seperti drama korea aja,romantis itu jika waktu yang tepat"ucapku

"ah terserah kamu aja, niat aku hanya nyenangin kamu, maaf ya, kamu jadi kesal gini"ucapnya duduk diranjang

"cel boleh gak aku sebebas dulu?"tanyaku

"bebas dalam artian apa dulu? kalau bebas berpergian dengan gita dan teman dokter lainnya gak apa-apa,tapi kalau yang berhubungan dengan mantan kamu gak boleh"jawabnya

"aku juga tidak ingin berinteraksi dengan mereka"ucapku

hari ini tepat sebulan aku menikah dengan marcel, kecepatan atau kelamaan ya? hehehe owh ia, aku mau bilang makasih sama author cantik nan manja ulala, karena gak bikin aku jadi istri kedua micahel hehehehehe, author pingin eksis dimasukin dalam cerita wkwkwkwk,oke lanjut kecerita ya

"ra,kalau aku minta cuti lagi, rumah sakit ngizin gak ya?"tanyanya

"cuti buat apa? bukannya kemarin cuti lumayan panjang,pernikahan plus honeymoon kamu"

"ehm masih kurang,pingin dekat-dekat sama ridwan terus"ucapnya masang wajah manja 

" ciiih mau muntah dengernya"ucapku kesal "pindah aja kerumah sakit khusus anak sana"lanjutku "tapi kalian itu cocok tau, kamu di kandungan,ridwan di anak, setelah kamu lahirin,dia yang ngurus"ucapku

"hamil aja belum, udah neglahirin"cetusnya

"seandainya gita,lagian kamu lama banget isinya, ini sudah 3 bulan loh,biasanya pengantin baru bakal cepat isi, mama aja 2 bulan nikah langsung isi"ucapku

"disini yang pengantin baru bukan hanya aku doang,kamu juga belum isi"ucapnya, aduh salah ngomong lagi, ya gak isilah,palang merahku juga masih utuh

"akukan masih sebulan,wajar aja belum isi, ridwan kecapean kali,makanya kamu sulit hamil"ucapku

"ah bodoh amatlah, aku juga gak buru-buru se dikasihnya aja,kalau waktu dekat ini hamil ya syukur,kalau tidak ya nunggu lagi"ucapnya

"pasrah banget, emang mertua dan orangtua kamu gak nuntut cucu?"tanyaku

"nggak,mereka ngerti pekerjaan anak dan mantu mereka yang sibuk"jawabnya

"kok orangtua dan mertuaku gak ngerti ya,mereka malah nuntut cepat-cepat punya cucu"ucapku

"wajar kali,kan kamu dan marcel sama-sama anak pertama jadi nunggu cucu pertama,lain dengan aku,orangtuaku dan mertuaku sudah punya cucu"ucap gita "ngomong-ngomong kamu sudah buka belum?"tanyanya jail, ah aku males meladeni pertanyaan yang begini, berbohong salah,jujur salah

"urusan ranjang gak boleh ada yang tau"ucapku meninggalkan gita yang memasang wajah cemberut, aku sudah memeriksa semua pasienku,dari yang muda sampai yang tua, aku merapikan mejaku yang sempat berantakan karena buku-buku yang kukeluarkan dari lemari

"sayang sudah selesai?"tanya marcel masuk keruanganku, dari dulu sampai sekarang dia tuh gak pernah ngetuk pintu,hasilnya aku selalu terkejut,aku mengangguk dan ikut berjalan disamping ke parkiran,sejak menikah aku dan marcel selalu berangkat dan pulang bareng,jika aku operasi dimalam hari dia akan menunggu sampai kami tertidur dirumah sakit

"kita tidur dirumah mama ya"ucapku

"ok tuan putri"ucapnya lalu menginjak gas mobilnya,di perjalanan aku dan marcel hanya diam saja, dingin dan sepi, tidak biasanya dia menutup mulutnya,biasanya akan cerewet bercerita tentang apa saja,aku memilih melihat jalanan yang dipenuhi dengan berbagai merk mobil yang berlalu lalang

"mama kangen"ucapku memeluk mama manja

"dasar anak manja, baru aja sebulan gak ketemu, waktu kamu kuliah bahkan berbulan-bulan"ucap mama

"mama gak kangen sama aku?"tanyaku cemberut

"kakak jauh-jauh,jangan meluk meluk mama josh"ucap josheva duduk di tengah-tengah aku dan mama

"mama kakak juga,kamu disamping sana"ucapku menggendong josheva kesamping kanan mama

"gak mau aku maunya ditengah- tengah cewek cantik,biar ketularan cantiknya"ucap josheva kembali ketengah

"aduh adik kakak ini genit banget"ucapku menyubit gigi gembul josheva, adik manjaku gemesin dan selalu membuatku tertawa dengan tingkahnya

"kalau dah nikah gak usah manja-manjaan lagi, kakak lebay banget"ucap cleo

"biarin,anak perempuan itu sampai tua juga gak apa-apa manja sama mamanya,gak ada yang larang"ucapku memajukan bibirku mengejek cleo

"ah kenapa aku cepat banget besarnya,jadi gak bisa manja-manjaan lagi"grutunya menggarut kepalanya

"manja-manjaan sama pacar kamu aja"ucap mama

"cleo sudah punya pacar ma?"tanyaku

"udah dia jadi brondong"ucap mama

"ha beneran dek? kamu jadi berondong? hahahahaha kakak gak nyangka kamu pecinta wanita yang lebih tua"ejekku

"tua apaan sih kak,hanya beda setahun doang"cetus cleo

"udah jadian blom?"tanya marcel

"blom, susah banget ngejarnya"jawab cleo

"jangan nyerah,kejar terus sampai dapet"ucap marcel

"ia,anak laki-laki itu pantang menyerah"papa ikut-ikutan

"kok cleo diizin pacaran sih pa? kan masih Sma,zara dulu dilarang"ucapku 

"kamu perempuan,banyak yang dijaga,beda sama laki-laki"ucap papa

"gak adil"cetusku

"udah-udah berantem mulu, mama mau nanya nih, kok belum ada tanda-tanda mama bakalan punya cucu, mama gak sabar jadi oma muda"ucap mama,aku menyubit pinggang mama kesal membahas yang belum bisa kuberi

"doakan saja ma"ucap marcel, marcel selalu menyelematkanku jika ditanya seperti ini, ini resiko pengantin baru banyak pertanyaan, kapan hamil? setelah hamil dan lahiran, kapan dikasih adik? entah-entah ditanya kapan mati juga kali, kesal jadinya, hari ini weekend kami menghabiskan waktu dengan barbeque, sambil mama bercerita tentang masa kuliahnya pertama kali bertemu papa dan alm mamaku,tentang awal mereka menikah yang terpaksa karena aku sangat depresi saat itu,dan tentang kesetiaan papa yang menunggu mama untuk membalas cinta papa, apa marcel akan setia seperti papa? yang aku takutkan saat dia menyerah  adalah keterlambatanku menyadari bahwa aku telah mencintainya seperti di flim-film.

Dia kakakku dan juga suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang