part 39

9.6K 400 14
                                    

marcel pov

sehabis pulang kerja, aku menemani zara berbelanja untuk kebutuhan bulanan kami

"aku mau ke perlengakapan dapur dulu, kamu nyari yang ini saja"ucap zara memberi kertas yang sudah ditulisnya

"barengan aja"ucapku

"biar cepat selesai cel, aku capek pingin istirahat"ucapnya

"ya sudah, WA aku kalau sudah selesai ya"ucapku lalu kami pergi kearah yang berbeda, aku bingung mau pilih obat gosok gigi yang warna apa, dikertas ini hanya namanya saja, ah bodoh amatlah, aku hambil yang hijau aja, berbelanja bukan keahlianku, walau sering menemani zara belanja tetap saja aku mudah bosan, apalagi kalau menemani zara kesalon, serasa di ambang kematian,lamanya minta ampun, zara memang tiak memintaku menemaninya, tapi aku yang ngotot ikut, aku tidak ikhlas mata pria mesum diluar sana memandangi istriku,apalagi jika zara bertemu mantannya itu, jika membunuh bukan dosa,sudah kubunuh pria itu, pria yang plin-plan dan serakah, sudah memiliki istri tapi tetap saja mengejar zara

"sayang aku sudah selesai kamu dimana?"tanyaku mengirim pesan WA, setelah beberapa menit tidak ada tanda di read, aku menyusul zara ketempat perlengkapan dapur, aku melihat punggung istriku,tapi dia sedang berbicara dengan siapa?pakai acara peluk-pelukan lagi, aku memilih di tempat kasir dari pada melihat hal yang menyakitkan itu, tidak berapa lama zara datang dengan troli belanjaannya

"kamu sudah lama nunggu?"tanyanya

"nggak kok"jawabku lalu mengangkat belanja kemeja kasir, di perjalanan aku hanya diam saja, sebenarnya aku ingin  bertanya tapi aku takut sakit hati

"bi di mobil ada belanjaan, tolong rapiin di ya"ucap zara lalu pergi kekamar,mungkin istirahat wajahnya memang lelah, pantasen saja dia tidak meminta kerumah mama,biasanya jika weekend begini dia meminta pulang

"sayang aku mau nanya"ucapku

"kalau gak penting banget besok aja ya,aku ngantuk banget"ucapnya, sebagai manusia aku juga memiliki batas kesabaran, aku mengambil selimut dari lemari dan keluar dari kamar,aku memilih tidur diruang tamu,kalau zara tidak ingin menjelaskan apa-apa terserah, aku memilih diam, paginya aku bangun rumah sepi, lantai pun sudah bersih padahal semalam aku mengotorinya dengan cemilan dan kaleng bir?aku membuka kulkas,kemana semua birku? aku masuk kekamar zara tidak ada,aku memilih menyegarkan tubuhku lalu serapan

"hello oppa..."ucap gita datang lalu selonjoran disampingku

"awas aku risih"ucaku mendorong pundaknya

"ih sombong banget, bawaan bayi nih"ucap gita mengelus perutnya, ah ia aku lupa akhir-akhir ini gita pecicilan karena sedang hamil

"zara mana?"tanyanya,aku hanya angkat bahu

"zara kapan hamil sih? sudah 4 bulan menikah masa belum ada kemajuan,aku aja sudah hamil 2 bulan"ucap gita

"kesuburan wanitakan beda-beda,kamu yang lebih tau masalah itu"ucapku

"kalian berantem ya? kok oppa sendirian disini, zaranya pulang?"tanya gita aku menggelengkan kepalaku

"suamimu mana?"tanyaku

"kerja dadakan"jawabnya,lalu bangkit dari duduknya pergi kebelakang rumah,aku mengikuti gita,ternyata zara disana duduk di pondok kecil samping kolam berenang

"hello baby"ucap gita memeluk gita

"sesak ta, ah kamu semakin aneh aja"ucap zara,gita memasang wajah cemberutnya,lalu mereka tenggelam dalam cerita mereka,apapun yang lewat gak akan mereka sadari,jangan berani mengganggu kalau tidak sandal akan melayang ke kepala

zara pov

aku mengantar gita sampai pintu, sejak hamil dia sangat manja,suka menghabiskan waktunya denganku,walau biasanya seperti itu,tapi kali ini beda,buktinya satu harian dia dirumahku, jika tidak dijemput suaminya mungkin tidak akan pulang

"cel makan malam dulu"ucapku melihat marcel sibuk dengan laptopnya, dia hanya diam saja, aku menutup laptopnya sembarangan

"abis makan baru dilanjutin"ucapku, saat makan pun dia hanya diam, hanya suara piring dan garpu yang terdengar,selesai makan ia kembali kekamar dan memainkan laptopnya, ada apa dengannya? biasanya dia akan melucu sampai aku tertawa, kenapa sekarang dia diam dan cendrung kesal

"ada masalah dirumah sakit?"tanyaku karena aku juga tidak tau apa aja yang dihadapi pihak manajemen rumah sakit, dia hanya menggeleng sambil mengetik ntah apa yang di ketiknya, tapi yang kulihat hanya simbol rumah sakit

"besok kita kerumah mama ya"ucapku karena besok masih akhir weekend

"kamu saja"ucapnya, why? tidak biasanya dia menolak kerumah mama

"kamu ada masalah? jangan melampiaskannya padaku,aku tidak suka rumah sepi gini, dan kenapa kamu minum bir ? sejak kapan kamu menyimpan bir di kulkas?"tanyaku

"jadi kamu yang membuang semua birnya?"tanyanya

"ia,kamu taukan itu tidak baik untuk kesehatan"ucapku, dia menutup laptopnya dengan keras

"tapi bisa mengobati hatiku"ucapnya turun dari ranjang 

"marcel..."ucapku menahan tangannya,aku tidak suka jika ada masalah tidak diselesaikan 

"biarkan aku keluar,aku tidak ingin melampiaskan kemarahanku padamu"ucapnya dengan nada tinggi, aku tidak pernah melihat marcel marah wajahnya merah menakutkan

"apa masalahmu?"tanyaku

"kamu, kamu masalahnya zara,dan pria brengsek itu"bentaknya "jika kamu masih mencintainya pergilah temui dia,aku kan mengurus surat perceraian kita"lanjutnya, jelas aku kaget mendengarnya

"kamu ngomong apa? aku tidak mengerti"ucapku

"jangan membuatku sebagai pelarianmu zara, sudah kukatakan kamu bebas jika berpergian dengan siapa saja,asalkan tidak dengan mantanmu itu"bentaknya lagi, aku masih tidak mengerti maksut marcel,aku tidak pernah berpergian dengan kak michael

"aku tidak pernah menemuinya"ucapku

"kamu membiarkannya memelukmu di depan mataku sendiri"ucapnya,aku menemukan titik terang masalahnya, karena kemarin malam saat belanja aku bertemu dengan michael dan benar dia memelukku

"sudah kukatakan kamu jangan menikah denganku jika dengan keadaan terpaksa,apalagi membuatku sebagai pelarianmu"ucapnya,matanya memerah memendam amarahnya tangan mengepal, dia menarik tanganya dari genggamanku berjalan keluar

"dengarkan penjelasanku dulu"ucapku menghalanginya keluar,aku menutup pintu dan menguncinya, karena aku tidak suka konflik yang ada drama tv terjadi padaku membiarkan prianya keluar tanpa mendengarkan penjelasan wanitanya dan membiarkan masalah berlarut-larut, marcel melempar vas bunga ke kaca, sehingga kaca riasku pecah, ini yang kutakutkan dalam pernikahan, kekerasan dalam rumah tangga, walau dia tidak memukulku tapi aku tetap ketakutan

"kamu tenang dulu,aku jelasin semuanya"ucapku menarik tangannya yang berdarah karena memukuli kaca, namun dia menarik tangannya, aku tidak menyerah aku manariknya lagi.

Dia kakakku dan juga suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang