part 32

8.9K 390 16
                                    

Ratih pov

Aku meringis sedikit, rasa geli bercampur sakit masih terasa di perutku, kurasa bekas jahitan diperutku masih basah,aku takut untuk bergerak
"Ma michael mana?" tanyaku,semalam saat aku bangun masih banyak yang berkumpul diruangan ini, sekarang hanya ada mama, kemana yang lainnya? dan michael, ah sudahlah dia pasti sibuk dengan perusahaannya
"Mama suruh pulang, dia belum istirahat selama kamu operasi" jawab mama
"Mama pulang aja istirahat juga" ucapku
"Mama sudah istirahat kok,kamu butuh sesuatu?" tanya mama,aku hanya menggeleng saja, 'klek' pintu terbuka dibarengi dokter masuk dengan susternya, kenapa zara yang menanganiku? langkahnya berhenti ketika melihat mama lalu melihatku, aku memalingkan wajahku kesamping, aku tidak berani melihatnya
"Saya periksa dulu ya" ucapnya lalu sibuk dengan aktivitasnya
"Setengah jam lagi,infusnya di ganti" ucapnya pada suster,susternya mengangguk
"Dokter yang menangani anda sedang off, anda jangan banyak gerak dulu, jika belum keluar angin jangan minum dulu" ucapnya lalu menarik bajuku kembali,lalu keluar
"Ma dia" ucapku memandang mama, mama hanya mengangguk
"Gak usah takut begitu, dia gak akan ngebunuh kamu" ucap mama
"aku hanya tidak enak aja ma" ucapku

Zara pov

Kenapa gita tidak memberi tahuku bahwa yang ku operasi itu istri kak michael, apa dunia ini sesempit itu?
"Ta kamu sengaja ya? Kok kamu gak ngasih tau aku wanita itu istri kak michael" ucapku menelfon gita
"Ehm aku lupa ra, lagian hadapi aja, kamu harus strong, dah ya aku sibuk" ucapnya mematikan telfonku
"Kenapa?" tanya marcel
"Bisa gak kalau masuk ketuk pintu dulu" ucapku
"Kebiasaan maaf" ucapnya "makan siang yuk" ajaknya, aku hanya mengangguk saja, kami berjalan menuju kantin
"Kamu pesan apa?" tanyaku
"Samain aja" jawabnya, gak berapa lama pesanan kami datang
"Gita gak masuk?" tanya marcel
"Dia fitting baju" jawabku 'cup' tiba-tiba marcel mengecup pipiku, aku memandangnya kaget, nih orang perlu di ajarkan sopan santun kali ya
"Itu mantan kamu" bisiknya sebelum tanganku menjitak kepalanya, aku pun melirik kearah matanya memandang 'deg' jantungku berdetak kenjang, apa yang kurasakan masih sama seperti dulu, kenapa dia muncul dihadapanku
"Zara..." panggilnya,aku mendongkakkan wajahku ke atas
"A..aku ingin bicara sama kamu,empat mata" ucapnya, ok mungkin ini saatnya aku mendengar penjelasannya, aku melihat marcel memberi kode
"Baiklah aku pergi dulu, ingat ra jangan selingkuh dariku" ucapnya tersenyum, kak michael duduk dihadapanku,aku diam berusaha tenang dan mengajak jantungku untuk bekerja sama
"Maaf" ucapnya "maaf aku mengingkari janji kita" ucapnya
"Lebih tepatnya janjimu" ucapku
"Ia janjiku, aku tidak bermaksud menyakiti kamu, saat itu aku tidak punya waktu untuk menjelaskan padamu" ucapnya, aku hanya diam menyerap ucapannya
"Kamu semakin cantik ra,tampilan kamu sangat berubah" ucapnya. Aku hanya tersenyum pujiannya tidak membuatku senang sama sekali
"Kakak juga berubah" ucapku
"Aku masih tetap menunggumu, aku kembali dari london dan membuka usaha di bandung, beberapa bulan yang lalu aku senang mendengarmu kembali ke indonesia, aku ingin menemuimu tapi keadaan melarangku, ratih membutuhkanku" ucapnya, lalu bagaimana denganku? Dia hanya mempikirkan wanita itu, ah jelas saja, wanita itu istrinya
"Aku masih mencintaimu ra, masih seperti dulu, tidak berubah sama sekali" ucapnya cuuiiihh basi dengan cinta, kalau dia mencintaiku kenapa menikahi wanita itu? Dasar buaya
"Aku masih menunggumu seperti dulu" ucapnya
"Kakak jangan gila, istri kakak baru saja melahirkan,dan sekarang kakak masih mengatakan cinta kepada wanita lain, kakak gak punya hati, bagaimana perasaan istri kakak jika mendengar ini, jangan menjadi pria yang lebih brengsek lagi, cukup hanya 1 wanita yang kakak sakiti" ucapku,dia memang gila, di saat seperti ini dia masih sanggub mengatakan mencintaiku
"Aku akan menceraikannya dan kita bisa menikah" ucapnya 'plak' tamparanku mendarat di pipinya dengan kuat, apa yang baru dikatakannya? Menceraikan istrinya? Menikahiku?
"Kakak memang gak punya hati, istri kakak susah payah mengandung anak kakak, menahan sakitnya selesai operasi demi mengeluarkan anak kakak dan sekarang kakak ingin menceraikannya? Aku semakin tidak mengenal kakak, aku tidak sudi menjadi istri pria brengsek yang tidak punya hati" ucapku lalu meninggalkannya, dasar pria brengsek,tidak tau diri, aku tidak habis mengerti jalan fikirannya, aku menyesal mendengar penjelasannya
"Sudah selesai ra?" tanya marcel dan memberiku minum, aku menelan sampai habis, amarahku membuatku sangat haus
"Apa dia mengejarmu kembali?" tanyanya, aku hanya mengangguk
"serakah" ucapnya
"Tinggalin aku sendiri cel" ucapku
"Kamu yakin?" tanyanya
"Aku ingin sendiri" ucapku
"Baiklah,kalau ada apa-apa telfon aku" ucapnya keluar dari ruanganku,aku menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku, ini gila,aku tidak boleh mencintainya lagi, pria sepertinya tidak layak mendapatkan cintaku

Dia kakakku dan juga suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang