STEPMOTHER 7 - Finished?

12.6K 334 56
                                    

Klik duluuu starnyaa:*

Enjoy
.
.
.

Roger Shandes memicingkan matanya melihat kaka perempuan satu satunya bergerak kesana kemari dengan gusar. Renata bergerak bak super sonic, mengepak pakaian formal yang belum sempat dia bawa kerumah Jack.

Adik lelaki Renata itu tengah menyandarkan tubuh berbalut kaus hitamnya pada daun pintu kamar kakanya yang tertutup. Mengamati kakanya dengan wajah penuh humor.

"Tidakkah itu terlalu banyak kakak? Seperti akan pindah rumah saja." ledek Roger pada kakaknya yang saat itu juga menghentikan pergerakannya. Menatap kesal padanya.

"Tidakkah ada kegiatan lain selain menonton kakakmu tersayang ini hah Roger Jeff Shandes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidakkah ada kegiatan lain selain menonton kakakmu tersayang ini hah Roger Jeff Shandes." balas Renata tak kalah meledek.

Roger menghembuskan napas geli, melangkah mendekati kakaknya yang kini tengah menatapnya.

"Setelah ini aku pasti merindukanmu karena jarang bertemu denganmu Ree."

Alis Renata terangkat sebelah lalu mengibas tangannya diudara.

"Sungguh melodramatis. Kau terdengar seperti adik lelaki manja yang tengah merajuk padahal umurmu sudah 22." balas Renata kejam dengan kembali membereskan barang-barang yang hendak dia bawa keluar kota.

"Oh terimakasih pujianmu sungguh mulia."

Roger mengeluarkan lidahnya dengan kaki melangkah pada ranjang kakaknya. Menghempaskan tubuhnya pada sandaran kasur. Matanya melirik barang-barang kakaknya yang berserakan penuh minat.

Salah satu sifat Roger yang Renata benci adalah kejahilan lelaki itu. Jika sedang kumat jangan harap kau lepas dari kejahilannya. Itu membuat Renata mengutuk sifat Roger yang satu ini.

Dan dia bersyukur hari ini Roger tidak banyak bertingkah.

"Tapi serius Ree, kita akan jarang bertemu setelah ini. Lihat. Baru dua minggu kau disana tapi sudah melupakan kami." lanjut Jack.

Renata tergelak dengan tangan masih sibuk dengan tugasnya. "Lupa apa?"

"Tidak mengunjungi kami." sahut Roger santai.

Renata berbalik dan menatap adiknya tidak percaya. Sedetik kemudian tertawa keras tanpa memperdulikan tatapan aneh Jack. Tangannya memegangi perutnya yang tiba-tiba sakit karena tertawa.

"Kau gila." rutuk Jack setelah kakaknya berhenti tertawa.

Dengan napas terengah Renata menjawab. "Ah adikku sayang, kau pasti tidak bisa berjauhan dariku. Aku sungguh terharu tapi juga muak disaat yang bersamaan."

Secara drastis raut wajah Renata berubah datar dan ketus seperti orang yang mengindap penyakit bipolar.

"Kau memang sudah tidak mengunjungi rumah dua minggu ini." tuduh Roger tak mau kalah.

STEPMOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang