STEPMOTHER IN YOUR NOTIFICATION!
ADA YANG KANGEN?
JANGAN LUPA VOTE BUAT PENYEMANGAT.
.
.
.Suasana pemakaman pagi itu diwarnai dengan haru-biru. Beberapa pelayat sudah meninggalkan pemakaman semenjak proses pemakaman usai 20 menit yang lalu.
Kini hanya tertinggal orang-orang terdekat Jack yang melingkari gundukan tanah yang masih basah itu. Semuanya masih belum percaya bahwa sosok berwibawa itu sudah dipeluk bumi. Terlihat disisi kanan, Niall dan Louis ikut berdiri dengan kepala tertunduk. Sementara Zayn menatap Justin yang berjongkok dinisan ayahnya dengan nanar.
Justin memandangi nisan putih bertuliskan nama ayahnya dengan sendu. Tubuhnya terasa kebas untuk merasakan sakit lagi. Air mata itu masih mengalir.
Sejak semalam tak sedetikpun ia sisakan untuk mengistirahatkan tubuhnya. Justin terus terduduk didekat tubuh Jack yang ditutup kain hingga wajahnya. Orang-orang datang untuk mengucapkan bela sungkawa membuat rasa kehilangan itu semakin jelas Justin rasakan.
Sampai akhirnya di sinilah puncak kehilangan itu menikam Justin. Dia benar-benar merasakan kekosongan dan kehampaan di saat dia sudah tak melihat fisik ayahnya lagi.
Renata ikut berjongkok lalu memegang bahu Justin. "Kita pulang sekarang ya?"
Justin menggeleng lemah, kemudian mendekatkan tubuhnya ke nisan Jack dan memeluknya erat seakan dia tengah memeluk tubuh ayahnya. "Aku mau di sini. Aku mau menemani ayah. Pasti ayah sendirian di sana. Pasti dia ketakutan. "
Tangis Renata akhirnya pecah kembali saat mendengar ucapan menyayat itu keluar dari mulut Justin. Dia tahu, Justin sangat terpukul atas kepergian Jack, karena Renata juga merasakan hal serupa. Namun ia mencoba untuk ikhlas, Jack tidak suka melihat orang yang dia sayang menangis karena dirinya, oleh sebab itu, semenjak jenazah Jack dibawa pulang, Renata mencoba mati-matian agar menahan tangis yang hendak keluar.
"Dia sudah tenang disana Justin, kita pulang ya?" ajak Renata sekali lagi.
Justin tidak menjawab, hanya memandangi nisan ayahnya dengan air mata. Ia menyesal telah menghabiskan hampir setahun ini untuk membenci Jack. Ia menyesal sudah menyakiti ayahnya sedemikian rupa. Sakit itu, dibawa ayahnya hingga ajalnya. Mengingatnya lagi membuat tangis Justin semakin deras.
"Nyonya, Justin, kami pulang dulu. Sekali lagi kami turut berbela sungkawa." ucap Niall, diiringi anggukan Louis. Sementara Zayn menatap Renata datar sekaligus benci.
"Ah ya, terimakasih telah mengiringi upacara ini." Renata berucap sambil tersenyum dan dibalas anggukan dari Niall juga Louis.
"Kalau begitu, kami permisi."
Niall melirik Justin yang tidak menghiraukan mereka, masih pada posisinya yang memeluk nisan ayahnya. Ketiganya lalu berjalan meninggalkan pemakaman.
"Just?" Renata kembali berjongkok disisi Justin dan meremas bahu lelaki itu.
Setelah 2 menit berlalu, akhirnya Justin mengangguk pelan. Keduanya berdiri setelah sebelumnya mengusap nisan Jack lalu melangkah meninggalkan pemakaman.
Kini mereka harus mempersiapkan diri atas lembaran baru yang harus mereka buka setelah kepergian Jack. Walaupun sedikit sulit tapi mereka akan mencoba. Mencoba agar Jack tenang di dalam pelukan Tuhan. Dan berharap Jack memaafkan kesalahan yang telah mereka lakukan padanya.
***
Seminggu kemudian
Renata duduk sambil membawa sebuah piring disebelah Justin. Ia melirik lelaki disampingnya yang tampak lesu dan tidak bersemangat. Wajahnya bahkan terlihat sedikit pucat. Rambutnya berantakan, meski setiap hari juga sebenarnya berantakan. Tapi sikapnya benar - benar tidak menggambarkan Justin sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPMOTHER
RomanceA Sexy Romance story by ashertee [18++ Private and Indonesian Language] ◾my stepmother is my last step to get my happines◾ JH ◾he is innocent. I'm curious about him◾ RS **** Renata Marie Shandes seorang designer muda...