Klik bintang dear💜
.
.Justin Harison melangkahkan kakinya disepanjang koridor rumah sakit dengan tergesa, matanya menelusuri setiap kamar rawat yang ia lewati. Ia sedang mencari ruangan dimana ayahnya ditempatkan. Mendengar ayahnya kecelakaan membuat Justin kalang kabut. Meskipun Jack tidak pernah lagi memperhatikannya selama setahun ini, tapi Justin masih menyayangi pria itu. Bagaimanapun juga dia adalah ayah kandungnya yang telah merawat dan membesarkannya. Tidak sepantasnya jika Justin balas menghiraukan ayahnya yang kini sedang terbaring lemah.
Mata Justin berbinar ketika mendapati Renata dan Ben didepan ruang tunggu unit gawat darurat.
"Bagaimana keadaan ayah?" tanya Justin dengan tiba-tiba.
Renata yang sedari tadi menundukkan kepala mendongak kearah Justin dan langsung menubruk tubuh lelaki itu dengan isakan.
"Dia.. Dia kritis."
Justin mematung. Ayahnya.. Kritis?
"Maafkan aku, Justin." bisik Renata serak. Mempererat pelukannya ditubuh Justin.
"Aku yang salah." justin membalas pelukan Renata dan menangis dalam diam. "Jika saja aku tidak melawan ayah, jika saja aku tidak menciummu. Ayah tidak akan berada didalam sana. Ini semua salahku. Maafkan aku."
Ben yang berada tidak jauh dari keduanya berusaha tidak mendengar namun suara majikannya benar-benar melewati gendang telinganya dan sukses membuatnya hampir jantungan. Dengan sekuat tenaga dia menahan kepalanya untuk tidak menoleh dan menatap pasangan itu.
"Ree."
Suara seseorang membuat pelukan keduanya terlepas. Renata menatap siapa yang datang dan segera berlari kepelukan pria yang sudah ia anggap seperti kakak sendiri.
"Dia kritis Sty. Dia kritis.."
Pria itu, Stuart Vevers mengusap bahu Renata turut prihatin. "Kita berdoa yang terbaik untuk keselamatannya."
"Aku takut dia pergi."
Dada Justin terasa nyeri saat mendengar ungkapan ketakutan Renata. Seharusnya disaat seperti ini dia tidak boleh menuntut perasaan, namun dia tidak bisa. Apakah Renata masih mencintai Jack?
Pintu UGD terbuka dan menarik perhatian keempat orang itu. Renata segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan.
"Bagaimana keadaannya dok? Apa sudah membaik?" tanya Renata dengan nada cemas.
Dokter yang bernama Thomas itu menghela napas, menatap empatnya satu persatu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Dia sudah melewati masa kritisnya, tapi kondisinya cukup lemah." ujar Dokter Thomas.
Renata melemas ditempatnya, biarpun begitu, dia merasa senang. Tidak hentinya ia mengucap terimakasih kepada tuhan dalam hatinya. Sementara Justin, Stuart dan Ben menghela napas lega. Mendengar Jack sudah melewati masa kritisnya membuat ketiganya menampilkan senyum haru.
"Apa kami boleh menjenguknya dok?" tanya Renata.
"Pasien bilang, dia ingin menemui anaknya, Justin. Apakah ada yang bernama Justin? Silahkan masuk kedalam untuk menemui pasien."
Justin menampilkan ekspresi bingung dan tidak percaya. "Saya Justin."
"Kalau begitu silahkan masuk tuan." Dokter itu bergeser dan mempersilahkan Justin masuk.
Sebelum memasuki ruangan, Justin menatap Renata meminta persetujuan dan Renata mengangguk sekali sebagai jawaban. Lalu Justin bergerak memasuki ruangan itu dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPMOTHER
RomanceA Sexy Romance story by ashertee [18++ Private and Indonesian Language] ◾my stepmother is my last step to get my happines◾ JH ◾he is innocent. I'm curious about him◾ RS **** Renata Marie Shandes seorang designer muda...