Pagi ini, kota San Francisco terlihat sangat padat. Jalanan yang padat membuat Renata sedikit cemas dimobilnya. Bagaimana tidak, rapat bersama salah satu brand ternama akan dimulai pukul 10 dan dipukul setengah sepuluh dia masih berada beberapa km dari hotelnya?
Sungguh, ini akan buruk!
Renata mengerang dibalik stir, menekan klakson berkali-kali dengan tidak sabar. Menghiraukan tatapan para pengguna jalan juga pengendara yang menatapnya tajam. Mana peduli dia dengan mereka.Dia benar-benar menyesal telah begadang dan lebih memilih menonton acara drama korea favoritnya hingga tengah malam. Tapi, uh song joongki sangat manis.
Ponsel didashbor tiba-tiba berdering yang membuat Renata terjengit kaget, cepat-cepat dia menerima siapapun id call nya.
"Ya, Renata disin--"
"Kau dimana?! Astaga Ree, rapat dimulai duapuluh menit lagi!" seru seseorang yang sudah dia hapal itu siapa.
Renata semakin panik, waktu berjalan begitu cepat. Sial.
"Aku dijalan Stuart, aku dijalan, am... Mungkin sepuluh menit lagi sampai." ujar Renata panik. Dia mendesah lega saat mobil didepannya melaju meninggalkannya. Buru-buru pedal gas dia injak dan menyalip mobil-mobil itu sebisanya.
"Cepatlah!"
Renata berdecak dalam hati.
"Iya iya." balas Renata cepat. Sambungan terputus. Kakinya kembali menekan pedal gaszl, berharap dapat sampai dalam waktu 5 menit. Dipersimpangan, Renata memutar stir kearah kanan dan gedung tinggi kokoh didepannya membuatnya tersenyum lega.
Namun, gedung dengan ukiran nama Daniel Wellington itu menyentak batinnya.
Sialan. Kenapa begitu kebetulan? Salahnya memang tidak mengecek brand apa yang akan bekerja sama dengan perusahaannya.
Renata mendesis girang dan melajukan mobilnya memasuki parkiran yang luas. Dia keluar dan berjalan cepat setelah menutup pintu mobil, kakinya melangkah kearah pintu masuk lalu memasuki lift, mengabaikan tatapan ingin tahu dari pegawai disana.
Lift terbuka. Dengan cepat kakinya yang berbalut heels hitam 7cm berjalan menuju sebuah meja.
"Daniel Wellington CEO. Renata Shandes." ucap Renata singkat pada sekretaris didepannya. Sekretaris itu menggangkat wajahnya, lalu mengecek jadwal bosnya hari ini kemudian kembali menatap Renata.
Sekretaris itu tersenyum. "Mari saya antar keruang rapat."
Renata mengikuti langkah kaki wanita didepannya sampai pada pintu bertulisan private room. Menebak-nebak apa dia terlambat? Jantungnya berdetak kencang. Saat pintu terbuka oleh sekretaris itu, matanya melihat sekeliling dan perutnya mendadak mulas melihat tatapan tajam dari Stuart juga tatapan mengintimidasi yang lain.
"Maaf terlambat." Renata tersenyum, berusaha terlihat tenang. Dia melangkah ke depan ruangan dengan anggun lalu membungkuk setengah badan.
"Saya Renata Shandes perwakilan Choach brand." Renata mengedarkan pandangan pada orang-orang itu yang tengah menatapnya dengan berbagai tatapan. Sedikit menciut saat yang mereka tampilkan adalah tatapan kesal.
"Tidak apa-apa miss shandes, rapat baru akan segera dimulai. Kau tidak terlambat."
Suara Daniel.
Kepalanya tertoleh pada samping kanannya. Daniel berdiri disamping disana dengan senyum tipis.
Oh benarkah begitu? Dia rasa tidak.
Ya, mereka memang sudah saling mengenal selama 5 bulan terakhir. Renata tersenyum dan matanya meninggalkan Daniel. Namun sedetik kemudian mata itu melebar hampir keluar saat dia melihat seseorang yang dia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPMOTHER
RomanceA Sexy Romance story by ashertee [18++ Private and Indonesian Language] ◾my stepmother is my last step to get my happines◾ JH ◾he is innocent. I'm curious about him◾ RS **** Renata Marie Shandes seorang designer muda...