12. Teman Satu Kelas

443 12 0
                                    

Tulisan ini aku didikasikan untuk dia; teman satu kelasku yang sempat mengisi hatiku, yang sampai sekarang menjadi orang yang tak pernah menyapaku lagi.

Hay, apa kabar?
Apa cuaca di sana sama dengan di Banjarmasin?
Atau lebih panas?
Soalnya waktu aku ngestalk line kamu, foto kamu makin item, tapi... enggak papa item yang penting kamu sehat, kan?

Awalnya aku enggak mau nulis tentang kamu lagi,
Aku enggak mau menyangkutpautkan kamu di dalam ceritaku di judul mana pun, aku enggak mau.

Tapi nyatanya aku malah menulis ini, untuk kamu... untuk kamu lagi dan lagi.

Maaf.

Awalnya tadi sore aku lagi nonton acara di salah satu stasiun televisi, dan aku ngeliat orang yang berseragam seperti kamu.

Dan, rasanya rinduku terkumpul menjadi satu, dan mungkin akan meledak beberapa saat lagi.

Dan benar saja, saat aku menuliskan ini, rindu itu pecah, air mataku turun, bibirku rasanya ingin berteriak saat aku mengingatmu lagi.

Hei, aku rindu.

Aku rindu, rindu segala kenangan saat kita masih berstatus teman, saat kita belum mengubah status itu menjadi mantan pacar.

Aku rindu, rindu!

Dadaku terasa sesak saat kau membedakanku dengan dia, padahal aku dan dia sama-sama mantan kamu.

Oke stop... aku tidak cemburu, hanya saja rasanya tidak adil, oke stop stop!

Hei... hanya ini mungkin yang bisa aku tulis, semoga di lain kesempatan saat kita bertemu lagi, entah di acara reoni atau saat di simpangan jalan, aku harap kamu sudah mau menegurku seperti dulu, aku harap kita masih bisa berbalas senyum sama seperti dulu, dan aku harap semua kesalahanku yang sempat melukai hatimu, bisa kau maafkan.

Sehat-sehat di sana, jaga kesehatan, pokoknya jaga kesehatan, dan hati-hati.

See you next book.
I really missing you so much.

Tertanda, Mahda.
Banjarmasin, 14/01/2018.

Surat UntuknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang