2. Cinta Diam-Diam

2.3K 71 29
                                    

"Mencintaimu dalam diam itu sakit, mengangumi dalam hening itu memedihkan, memendam rasa itu memilukan."

----

Teruntuk kamu,
Laki-laki yang juga ternyata menempati hatiku sebelum ada dia.

Aku ingin sekali menceritakan, mengungkapkan bagaimana perasaanku sekarang.

Terlebih dulu bisa aku ceritakan bagaimana perasaanku yang bodoh ini, yang tanpa ku sadari sudah kupendam selama bertahun-tahun?

Bilakau tidak mau membacanya, silahkan.
Bilakau mau membacanya, juga terserah.

Aku tidak melarang, bagaimana bisa aku melarang kamu?
Punya hak untuk tahu kabarmu saja aku tidak.

Sebelumnya, aku mau bertanya.. bagaimana kabarmu?
Masih main games online sampai larut malam?
Atau, masih kebingungan mencari bolpoint mu yang ternyata, terselip diantara tumpukan kertas foliomu?

Bisakah aku mulai menceritakan pertemuan kita, sekarang?

Atau aku bercerita tentang hatiku yang terus patah karenamu, tanpakau atau aku sadari.

Aku begitu terpesona saat mataku merekam seluruh wajahmu, dihari ke-dua kita MOS, ah atau aku sebut cinta pada pandangan pertama saja ya?

Aku benar-benar tidak tahu pasti kapan perasaan bodoh ini muncul dan berkembang pesat.

Padahal, aku selalu menepisnya dengan perkataan 'kamu hanya teman baikku,' tapi tidak, tidak semudah itu.

Setelah satu kelas dan berteman denganmu sangat dekat, ternyata aku mulai menyadari bahwa aku benar-benar jatuh cinta dengan kamu.

Sebenarnya, salah satu point aku jatuh cinta dengan kamu itu, kamu bersifat dingin.

Aku suka kamu, aku suka sifat dinginmu, yang terkesan perhatian, yang terkesan baik yang terbungkus apik dalam sifat dinginmu itu.

Ah, menulis ini membuat aku rindu, akan sifatmu yang begitu dingin.

Akan perhatian-perhatian kecilmu dulu.

Rasanya, aku tidak bisa lagi melanjutkan ceritaku ini, aku hancur saat mengingat kejadian-kejadian kita dulu.

Kejadian di mana, yang ku pikir cintaku terbalas.

Kejadian di mana, yang ku pikir bukan aku saja yang memendam rasa ini.

Tapi, semua anganku yang selama lima tahun kupendam ini, hancur, tak tersisa.

Aku tersentak kaget, ah tidak, aku tidak kaget lagi.

Aku, sudah menyiapkan hatiku dalam keadaan terburuk sekali pun.

Aku hanya bodoh, aku tidak bisa menilai kebaikan seseorang yang memperlakukan ku bak tuan putri itu.

Maaf, maafkan aku.

Aku begitu uring-uringan beberapa bulan di saat kita sudah 2 tahun menyelesaikan pendidikan kita di SMA.

Saat itu kita masih beberapa kali jalan dan bertemu.

Aku masih ingat di mana kita jalan bersama setelah berapa lama tidak bertemu, kamu memesan ayam lalapan dengan begitu banyak sambel, tapi aku menyodorkan kecap manis, agar sambel itu tidak membakar lidahmu.

Aku menempelkan tisu di jidad mu, menghapus jejak keringan yang sangat tidak tau diri banjir di jidadmu.

Aku begitu bersemangat saat mengambilkan air putih, untuk meredakan panasnya tonggorokanmu.

Ah, jika tidak dengan kesalah bodohku kemarin, mungkin malam minggu seperti ini kita masih bisa memutari kota Banjarmasin bersama ya.

Aku masih bisa membatu mencari komikmu yang ingin kau beli di toko buku, aku masih bisa memberikan pendapat bahwakau lebih cocok memakai sepatu hitam daripada coklat. Aku masih bisa berpura-pura tidak takut terhadap kucing-kucingmu yang besar itu.

Tapi, karena kesalah bodohku yang berani-beraninya mengungkapkan perasaanku, yang selama lima tahunku pendam ini, kita menjadi jauh.

Kita menjadi orang yang tak saling kenal, aku, aku tidak tahu kenapa.

Dengan surat ini, dengan tulisan ini aku ingin mengungkapkan semuanya lagi.

Aku mohon, jangan jauhi aku seperti ini, jangan acuhkan aku seperti ini.

Aku tak apa, bila kau tak bisa membalas cintaku. Aku menghargai perasaanmu, aku sungguh tidak apa-apa.

Tapi tolong jangan jauhi aku.

Aku benar-benar meminta maaf, jika perasaan yang aku ungkapkan membuatmu tersinggung atau marah.

Aku hanya ingin membebaskan hatiku, membuatnya kembali berbentuk lagi, tanpa ada retakan-retakan kecil lagi, saat aku mengingatmu.

Dengan surat ini, dengan tulisan ini, aku harap kamu mengerti, mengerti semua yang aku tuliskan, yang mungkin tidak akan pernah bisaku ucapkan langsung.

Teruntuk kamu A.
Teman yangku temukan, dari masa SMA ku.

TERTANDA,

MAHDA
BJM, 12 NOV 2017.

Surat UntuknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang