Suasana kelas sudah ramai saat bomi masuk. Rasa tidak nyaman itu kembali hadir menerpanya.
Suara berisik orang mengobrol seperti ribuan lebah yang sedang berlarian diatas kepalanya. Bomi benar-benar membenci suasana dan lingkungan baru yang selalu membuatnya seperti ini.
.
.
."Hai. Bolehkah aku duduk disampingmu ?" sapa ramah seorang gadis membuat bomi sedikit lega.
"Ne, silahkan" ucap bomi sambil tersenyum.
"Aku eunjung" lanjut gadis itu seraya menjulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Aku yoon bomi, tapi panggil bomi saja"
"Kau mahasiswa baru?" tanya eunjung.
Bomi menganggukkan kepalannya sambil tersenyum.
Hatinya sedikit lebih tenang karna tegur sapa ramah eunjung. Setidaknya hari ini ia mengenal seseorang yang kelihatannya baik..
.
Menurut mata kuliah yang didapat.
Pada tahun pertama mahasiswa seni akan mendapat pelajaran dasar seperti yang dimaksud dari seni. Kehidupan dan pekerjaan seniman, menggambar dasar, praktek diinformasikan 1 dan 2, ekspresi teknik dan mempelajari tentang seluk beluk anatomi manusia..
.
.Hobi melukis Bomi muncul setelah ia mengalami kejadian besar, yang sangat ingin bomi lupakan sepanjang hidupnya. Hal yang begitu menyakitkan hingga selalu membuat hati bomi terasa sesak untuk bernafas, bahkan bisa membuat bomi berteriak histeris seperti layaknya orang gila.
Saat hal itu terjadi.
Bomi bingung harus melampiaskan semua kesakitannya.
Karna tidak mungkin ia berterus terang pada ibunya.Helai demi helai hasil coretan bomi menjadi obat pelipur lara yang tidak pernah kunjung padam dihatinya.
Bersama kertas, pensil, kanvas dan cat minyak, ia seolah bisa berbicara banyak tentang kegundahan hatinya yang selama ini disimpannya sendiri.
Dan itu akan terus berlanjut hingga sedikit demi sedikit hasil coretannya berkembang lebih baik dan rapi.
Selalu ada kepuasan tersendiri jika sudah berkencan dengan semua peralatan melukisnya.Luka hati dan sesak yang selama ini membayanginya sedikit berkurang. Hatinya terasa damai dan tentram jika sudah tenggelam didalamnya.
Entahlah, ini hanya sugesti belaka atau benar-benar terjadi.
Ia merasa kesepian hingga bersahabat dengan lukisan saja bisa membuatnya bahagia.Puluhan kali bomi mencoba untuk berlari dan menjauh dari masa lalu yang ingin dikuburnya didasar laut yang paling dalam dan tidak akan pernah muncul lagi. Semua memori buruk kesakitan bahkan penghinaan untuk dirinya seolah bagai lem yang terus melekat disepanjang hidup bomi. Bahkan untuk bernafas saja rasanya sulit karna begitu menyakitkan.
~~~~~
7 tahun sudah bomi melewati semua luka-luka ini sendirian. Luka ia yakin tak akan pernah sembuh hingga akhir hayatnya.
Luka yang telah meninggalkan bekas dan membuat hatinya berdarah. Ia bahkan tak sanggup lagi menatap masa depan dengan lapang dada. Luka dan noda yang telah ditorehkan Ayah Tirinya telah menjadi sayatan tajam dan membuatnya susah payah untuk bangkit lagi menata hidupnya.~~~~~
Bomi membereskan lembaran kertas sketsa menjadi satu gulungan sebelum menyimpannya dalam tas.
Pelajaran terakhir baru saja usai dan hari ini ia ingin mengunjungi beberapa museum yang ada diseoul.Untunglah eunjung berbaik hati mau menemaninya dan sekaligus menjadi pemandu karna ia belum paham seluk beluk kota.
Eunjung juga sering menghabiskan waktu mempelajari sejarah, budaya, dan adat korea melalui tulisan, patung atau tulisan dengan mengunjungi museum.
~~~
"Kau pasti akan menyukainya" seru eunjung ceria. Karna ia mendapatkan teman yang mempunyai hobi yang sama dengan nya, yaitu mengunjungi museum.
"Geureyo (Sungguh) ?" tanya bomi penasaran.
Eunjung mengacungkan ibu jarinya sebagai pertanda tempat yang mereka kunjungi sangat bagus.
Eunjung lalu menyebutkan 6 nama museum terkenal dikorea yang sering dikunjunginya.
Yaitu, museum nasional, Leeum Samsung Meseum of art, folk museum nasional, war memorial, museum istana nasional, dan museum sejarah seoul.
Biasanya ia berkunjung pada hari minggu atau saat liburan sekolah telah tiba."Wah.... Kau pasti hebat sekali pengetahuannya tentang budaya negara kita ini". Puji bomi.
" Aku lumayan banyak tau, maka dari itu aku akan berbagi pengetahuanku itu padamu".
Bomi tersenyum manis, dan senang karna melihat eunjung begitu baik terhadapnya.
.
Ketakutan bomi pada lingkungan baru sedikit berkurang dengan kehadiran eunjung. Setidaknya ia sedikit merasa lebih aman berada dikampus barunya yang sama sekali asing baginya.
Dengan naik subway line tiga akhirnya bomi dan eunjung tiba distasiun gyeoungbokgung. Tepat didepan istana gyeoungbokgung. Istana kerajaan korea dan juga merupakan symbol dan keagungan rakyat korea. Istana ini paling besar dan luas dibanding 5 istana lainnya yang tersebar diseoul.
"Untuk berkeliling dalam istana kita akan butuh waktu lebih dari 2 jam. Aku akan lebih dulu mengajakmu ke folk museum nasional karna letaknya masih berada didalam lingkungan istana". Urai eunjung
Bomi pun mengagguk seraya mengikuti langkah eunjung yang menjelaskan beberapa bagian istana yang mereka lalui.
"Sekarang kita sudah sampai ke folk museum nasional" seru eunjung sambil melebarkan tangannya. Meminta Bomi masuk terlebih dahulu.
Rakyat korea menampilkan bahan-bahan kehidupan sehari-hari dikorea dari jaman prasejarah sampai 1910.
"Ditempat ini kita akan merasakan bagaimana rasanya menjadi penduduk korea jaman dahulu." seru eunjung.
"Wow... Menganggumkan sekali". Bomi terpana dengan museum yang sama sekali tidak terkesan seperti museum yang biasa dilihatnya ditanah kelahirannya.
Pencahayaan yang bagus dan dekorasi yang modern membuat tempat ini jauh dari kesan sebuah museum.
~~~~~
" Bagaimana?? Kau sudah puaskan?? Tanya eunjung.
Bomi mengangguk senang."Gumawo... Ini menyenangkan" ujar bomi gembira.
"Lain kali aku akan membawamu ketempat lain yang lebih indah dan keren". Seru eunjung senang melihat sahabat barunya tertawa.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Paint My Love
FanfictionFollow Dulu Baru Baca... Prolog Paint My Love adalah kisah woohyun seorang playboy tampan yang kaya raya dengan yoon Bomi, gadis pendiam, kaku, kuper, yang mempunyai masa lalu yang kelam. cinta bukan sekedar ucapan SARANGHEYO semata. akan ada perjua...