Part 11

85 20 2
                                    

Keesokan Hari.

Di Kelas Seni.

"Bomi, kemarin kamu tidak apa-apa?" tanya woohyun penasaran dengan perilaku aneh bomi saat berada dikelas seni sekarang.

Sedangkan Bomi pura-pura tidak mendengar pertanyaan woohyun. Bomi tidak ingin pria itu tau lebih banyak tentang dirinya. Ia Tidak mau orang lain mengusik pribadi atau kehidupannya.

Melihat itu, woohyun menarik tangan bomi agar gadis itu membalikkan tubuhnya. Woohyun benar-benar penasaran dengan kelakuan aneh bomi yang sekarang.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa kau sedang sakit?"

Bomi melepas genggaman tangan woohyun

"Itu bukan urusanmu" ucap bomi cepat lalu kembali berlalu dari hadapan woohyun yang masih terdiam.

***

Pulang Kampus..

Saat bomi keluar dari kelasnya, tiba-tiba dua orang gadis menarik bomi pergi.

Meninggalkan Eunjung yang baru keluar dari kelas, kebingungan mencari keberadaan sahabatnya itu

****

Belakang Kelas.

"Kau pikir aku main-main dengan ancamanku kemarin? Aku sudah bilang akan membuatmu malu didepan banyak orang!!" ujar sunny saat melihat kedua temannya menyeret bomi ke belakang Kelas.

Satu teman sunny langsung menarik tangan bomi lalu mengambil tas dan gulungan kanvas yang sedang dipegangnya.

"Kau pikir bisa seenaknya merebut woohyun dari sunny? Harusnya kau tau diri!!" ucap gadis berambut pirang pada bomi dan langsung mendorong tubuhnya hingga tersungkur kebelakang.

"Sudahlah guys!! Kita lihat apa yang dia sembuyikan dari balik jaket tebal jelek yang selalu dipakainya, apa dia punya tubuh sebagus aku?" ucap sunny sambil memerintah kedua temannya untuk melecuti pakaian bomi satu demi satu.

Bomi berusaha berontak sebisanya tapi Bomi kalah dengan kekuatan tiga orang dihadapannya ini.

Jaket tebal milik bomi dibuka dengan paksa, membuat bagian lengannya robek, setelah jaket, sunny mendekat untuk membuka kemeja yang di pakai Bomi.

Bomi mencoba menahan dengan mencengkram erat-erat bagian depan tubuhnya, tapi tangannya kembali di tahan oleh kedua teman sunny tadi, sambil tertawa kencang sunny mulai membuka satu demi satu kancing hingga thank top dalaman Bomi terlihat.

"Jangan!!... Tolong!!!! Jangan lakukan ini padaku" bomi memohon melihat sunny tidak berhenti melecuti pakaian nya. Air mata bomi sudah mengalir deras tapi mereka tetap tidak peduli.

"Aku sudah bilang jangan main-main denganku" geram sunny sambil membuang kemeja bomi jauh-jauh. Bomi berusaha menutupi tubuhnya yang bagian atas dengan tas miliknya, tapi tangannya disentakkan oleh sunny.

"Tubuh kurus seperti ini kenapa bisa membuat woohyun tertarik?" ledek sunny kesal.

Bomi berjongkok untuk menutupi bagian depan tubuhnya.

Hawa dingin mulai menerpa dan membuat tubuh bomi yang hanya terbungkus pakaian dalam mulai menggigil.

Melihat itu sunny dan kedua temannya berdiri dengan angkuhnya.

Seolah bangga telah membuat bomi malu sedemi kian rupa.

"Kau tau jalan pulang bukan?" sindir sunny sambil tertawa mengejek.

.
.
.

"APA-APAAN INI!!!" teriak woohyun menggelegar membuyarkan tawa sunny dan kedua temannya.

Woohyun segera melepas kemejanya menyisakan kaus yang hanya digunakannya, untuk menutupi tubuh bomi yang setengah telanjang.

Setelah itu woohyun berbalik lalu menghampiri sunny yang sudah terlihat pucat pasi karna tertangkap basah.

Plakk

Tamparan keras melayang dipipi sunny.
Wajah woohyun yang marah tampak bagai monster yang menakutkan.

"Kali ini kau tidak akan bisa kumaafkan!!! Sekali lagi kau berani menyentuh Bomi aku akan membuatmu lebih malu dari pada ini" ucap woohyun dengan nada tinggi pada sunny yang menangis karna tamparannya tadi.

Woohyun menarik bomi yang masih lemas lalu memakaikan kemeja kebesaran miliknya lalu membawa gadis itu pergi, wajah bomi tampak pucat dan ketakutan, airmatanya masih menetes satu persatu.
.
.
.
.

"Jangan nangis lagi, sekarang kamu udah aman" ucap woohyun berusaha menenangkan bomi.

Bomi mengusap air matanya yang masih terus menetes.

"Maafkan aku telah melibatkanmu dalam masalahku dengan sunny" sesal woohyun karna ia yakin perlakuan sunny pada bomi ada hubungan nya dengan dirinya.

Bomi memejamkan irisnya. Ia sangat membenci dirinya kenapa tidak pernah bisa melawan orang yang suka menggangunya.

Seharusnya tadi ia bisa mengerahkan seluruh tenaganya atau berteriak sekuat mungkin hingga orang lain mendengar dan menolongnya.

Tapi sesuatu seolah mencekik erat lehernya dengan keras hingga ia hanya bisa memberontak seadanya sambil menangis memohon.
Kenapa ia bisa selemah itu hingga tidak pernah bisa melindungi dirinya sendiri.

.
.

***

"Rumah kamu dimana? Biar aku antar pulang" ucap woohyun merasa harus menebus kesalahannya.

"Tidak perlu, biar aku turun dihalte depan" sergah bomi cepat

"Mana boleh begitu! Aku harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi padamu" ucap woohyun sambil membelokkan mobil ke dalam sebuah butik

"Untuk apa kita kesini?"

"Kamu mau pulang dengan keadaan seperti itu? Apa yang akan dikatakan oleh orang tuamu?" ucap woohyun mengingatkan bomi yang masih dalam keadaan memakai kemeja kebesaran woohyun yang melekat ditubuh kurus nya.

.
.
.

Di Butik

Setelah woohyun memilih baju yang pas untuk bomi, woohyun menyuruh bomi berganti pakaian.

"Kau terlihat cantik tanpa memakai jaket tebal kebesaran itu" seloroh woohyun usai melihat bomi sudah berganti pakaian.

Bomi tersenyum tipis mendengarnya.

"Hei.. Apa kau baru saja tersenyum?" sergah woohyun kaget

Bomi menggigit bibirnya malu.

"Kau jadi tambah cantik kalau tersenyum" puji woohyun tulus

.
.
.

******

Dirumah Bomi.

"Terima kasih sudah menolong dan mengantarkanku pulang" ucap bomi tulus

Saat ini mereka tiba didepan jalan rumah Bomi.

Entah kenapa hati Bomi tiba-tiba saja lega melihat sikap sopan woohyun. Kali ini ia tidak merasakan ketakutan atau merasa aneh berdekatan lama dengan seorang pria.

Woohyun tersenyum senang. Akhirnya ia berhasil membuat bomi membuka diri sedikit meski dilalui dengan kejadian tidak enak dulu. Setidaknya woohyun yakin jika bomi sebenarnya bisa didekati, hanya saja perlu waktu dan kesabaran saja. Karna sifatnya berbeda dengan gadis yang biasa dikenalnya.

"Mau kah kau berteman denganku?" ucap woohyun sambil membungkuk tubuh dan menjulurkan tangannya layaknya seorang pangeran yang sedang menghiba.

Bomi tersenyum manis dengan sedikit ragu, ia menyentuh ujung tangan woohyun dan membuat pria itu tersenyum lebar...

.
.
.


To Be Continue.

Budidayakan Vote and komen setelah membaca ya Readerdeul.

Please jangan jadi silet reader.

Oke.

Sekian
See U Again

Paint My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang