Part 6

97 18 1
                                    

****

Bomi melirik jam yang ada dipergelangan tangannya. Sudah hampir setengah jam ia menunggu tapi bus yang mengarah kearah rumahnya belum juga tiba.

Musim panas kali ini cukup membuat kulit nya terasa melepuh karna suhu udara mencapai 35 derajat celcius.

Ia merapatkan sweater tebalnya saat melihat seorang pria dengan perawakan aneh duduk disebelahnya. 

Hatinya mulai berdegup tak beraturan saat pria itu menatapnya tajam. Bagaimana ini???.
Tidak ada orang lain dihalte selain dirinya dan pria itu. Jika ia mendadak bangun dan berlari apakah pria itu akan mengejar dan menangkapnya??.
Apakah dia jahat yang ingin mencelakai dirinya??. Bomi merasa takut.

"Nona, apakah kau tau arah mana untuk menuju pasar dongdaemun?" tanya pria itu sambil menatap bomi lekat.

Bomi bangkit dan mundur 2 langkah kebelakang. Tapi pria itu juga ikut mengikuti Bomi berdiri dan menghampirinya. Bomi terus mundur dengan wajah pucat.

"Mau apa dia?? Apa yang akan kau lakukan padaku?? Batin bomi berteriak.

" Nona??, apa kau tidak tau?" pria itu mengulang pertanyaannya sambil terus mendekati Bomi.

Bomi menubruk bagian pojok halte dan terpaku bagaikan patung.
Tubuhnya gemetar, giginya gemeretuk menahan takut,

"Jangan!!!! Jangan dekati aku!!" teriak bomi dalam hati.

"Nona, ada apa denganmu?"

Bomi merasa tubuhnya mulai lemas.
Bayangan masa lalu samar-samar terpangpang dipikirannya. Rasanya dia mau pingsan. Bomi pun menutup matanya lemas.
Sampai dia mendengar suara pria lain.
.
.
..

"Bomi?? Ada apa denganmu?? Hei... Apa yang kau lakukan padanya?". Suaranya seseorang membuat mata bomi kembali terbuka.

" Tidak ada, aku hanya bertanya arah padanya, tapi kenapa ia begitu ketakutan" terang pria itu membela dirinya mendengar tuduhan woohyun.

"Pergi sana!!" teriak woohyun mengusir pria yang kini menjauh dengan bersungut-sungsut tak jelas.

Woohyun memegang tangan bomi yang masih lemas.

"Ada apa denganmu?? Kenapa kau masih disini?" tanya woohyun menayakan keberadaan bomi yg sendirian dihalte

Bomi menelan ludah kelu.
Lalu mengambil nafas panjang untuk membangkitkan kesadarannya kembali.

"Aku mau pulang dan sedang menunggu bus" ujar bomi sambil mengusap peluh yang sejak tadi membanjiri wajahnya.

"Ayo ikut aku!" woohyun menarik tangan bomi dan membawa nya masuk kedalam mobil yang terparkir tidak jauh dari halte.
Woohyun melirik Bomi yang masih diam terpaku menatap jalan. Wajahnya tidak sepucat tadi, tapi sisa-sisa ketakutan masih tergambar jelas. Tangannya yang masih gemetar mencekam erat jaket tebal yg di pakai nya.

.
.
.

Woohyun side

Sebenarnya ada apa dengan gadis aneh ini. Ia begitu ketakutan seolah habis melihat hantu. Apa pria tadi benar-benar ingin menganggunya? Bukan hanya sekedar bertanya arah.
Melihat wajah gadis itu pucat pasi saat tersudut di ujung halte tadi membuat woohyun menghentikan mobil nya. Karena mengira ia sedang diganggu orang asing.

"Minumlah dulu, supaya kau lebih tenang" woohyun memberikan sebotol air mineral pada bomi.

Dengan ragu bomi mengambil lalu membuka dan meminumnya.
Bomi berharap air bisa meredakan jantungnya yang masih berdetak cepat.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya woohyun setelah bomi sedikit lebih tenang.

"Turunkan aku dihalte depan saja" ucap bomi cepat.

Woohyun mengerutkan keningnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya ragu melihat keadaan bomi.

Bomi menggeleng tanpa menoleh kearah woohyun.

Woohyun pun menghentikan mobilnya dan membiarkan bomi turun dan mengejar bus yang baru saja berhenti.

"Dia bahkan tidak berterima kasih pada ku" gerutu woohyun setelah melihat bus yang ditumpangi bomi beranjak menjauh.

.
.

*****

To Be Continue.


Thanks buat yang mau baca.

Ditunggu vometnya.

Aku gak minta yang muluk-muluk kok

Vote aja udah cukup banget.

Sekali lagi thanks udah membaca




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Paint My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang