"neng, masak apa neng?" Suara cempreng David terdengar menggelikan di telinga Yuki. Laki-laki itu tertawa jail, kemudian mengambil kursi dan duduk disebelah istrinya.
"Masak sop." Jawab Yuki datar, ia sengaja berputar menghadap kekanan agar tak melihat laki-laki itu. Tapi David malah kembali memindah kursinya, kali ini kekanan, mengikuti arah Yuki.
"Boleh aa' bantuin?"
Yuki mendengus. Diliriknya David kesal. Ini orang nggak ada capeknya ngintilin dia terus? Tapi Yuki tidak mau menyerah, ia akan membuat David merasakan bagaimana tidak enaknya didiamkan.
Yuki mengangkat sayurannya, kemudian membawanya untuk dicuci sebelum dimasukkan kedalam kuah yang sudah mulai mendidih.
"Jul, itu buat aa'?" Tanya David lagi yang kini sudah berada tepat dibelakangnya. Yuki membuka panci kuah, dan uap keluar begitu saja membuat aroma SOP menyebar. Ia tak menghiraukan pertanyaan David, dimasukkannya sayuran dan beberapa potongan sosis. David suka sekali sop dengan banyak sosis dan wortel.
David menelan ludah gusar. Kacang mahal. Tapi ia tidak boleh menyerah. Semangatnya sudah bulat, ia rela beberapa hari lagi disini agar istrinya memaafkannya dan mau kembali bersamanya ke Jakarta.
"Naon Ujaaaang, kamu sih nggak mau dengerin Yuki ngomong dulu.. ah mamah kecewa sama kamu, Pokoknya teh kamu harus cepet-cepet nyusul Yuki... Eta anak udah sering disakitin Jang.. jangan sampe Ujangnya mamah nyakitin dia juga."
Teringat kata-kata mamanya beberapa hari setelah Yuki pulang ke Lumajang. David sempat menelfon dan menceritakan semua kejadiannya. Ia sempat bingung, bagaimana caranya meminta maaf pada istrinya.
Doni yang sedang bersiap-siap berangkat sekolah tersenyum sinis melihat ulah David. Ia ingin tau, seberapa besar penyesalan David. Ia tidak akan membiarkan Yuki jatuh lagi.
"Abis makan kita jalan-jalan yah.. kasian baby dirumah trus."
Yuki memandang David sekilas, kemudian kembali pada pekerjaannya. Membuat perkedel.
"Jul disini aja." Jawabnya masih singkat.
"Tapi kamu udah lama nggak keluar, kita cari udara segar.. nggak baik ibu hamil didalam rumah trus."
Yuki kembali diam.
"Didapur masih aja pacaran." Sindir Reyna yang baru selesai mandi, kemudian menggantikan tugas Yuki menggoreng perkedel. David tergelak. Apalagi setelah melihat Yuki buru-buru pindah dengan pipi yang memerah.
"Noh bantuin mbak Yuki jemurin baju kak." Reyna melirik David usil. CK.. ni Bocah, kesempatan dalam kesempitan. Kemudian dilihatnya Yuki hampir mengangkat bag berisi cucian yang baru keluar dari mesin cuci sendirian.
"Jul-"
"Mbak--"
Doni dan David berteriak bersamaan, dan salah tingkah bersamaan. Gantian Reyna yang terkekeh.
"Biar kak David aja Don."
"Bagus lah kalo kak David punya inisiatif."
Jleb!!! Serasa ditusuk kuku gorila. Sakitnya tuh disiniii...
David berlari, mengambil bagian berisi cucian itu dan membawanya ke halaman belakang.
"Jul duduk aja, biar aa' yang jemur." Katanya kemudian mendudukkan Yuki di sebuah kursi plastik. Menjemur pakaian? Apa jadinya jika para fans melihat seorang David John Scapt menjemur pakaian disertai seperangkat jeroannya?
David menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba mengusir semua fikiran itu. Demi Yuki. Titik! Dan dipandangnya perempuan cantik dengan rambut kuncir kuda itu sambil tersenyum, senyum yang ia buat senatural mungkin. Tapi istrinya sama sekali tidak membalas. Hhhh... Kacang..
KAMU SEDANG MEMBACA
I am here (END)✓
Fanfictionterlalu lelah dengan masalah dan jalan hidupnya, Yuki memilih untuk menyerah dan melepaskan Pram laki-laki yang sudah tiga tahun ini bersamanya setelah banyak rasa sakit yang ia lalui. berbekal tabungan ia nekat pergi ke semua tempat impiannya send...