"Ibra, habiskan susunya!""No... "
"Ibra... "
"Mom.. Adek yang seharusnya minum susu, aku sudah besar.."
"Bahkan daddy masih minum susu Ibra..!" Yuki melotot dengan gelas susu ditangannya.
Ibra yang baru saja selesai mengenakan sepatu sebelah kirinya menghembuskan nafas kesal. Sebenarnya dia paling benci minum susu. Bukan karena umur alasannya. Hanya saja... Menurutnya susu itu tidak enak. Apalagi Yuki selalu memberinya susu rasa vanila. Huh...
"Cepat sini."
"Ya.. " jawabnya malas-malasan. Rana adiknya tertawa sambil menjulurkan lidah, seolah mengatakan. "Enak kan susunya kak? Mau lagi?"
"Habiskan!" suara Yuki tegas. Dan Ibra mulai menjepit hidungnya dengan jari, kemudian meminum susu itu secepat mungkin.
Setelah tau Ibra menghabiskan susunya, Yuki cepat-cepat menyodorkan air putih pada anak sulungnya itu. Kebiasaan yang selaku ia lakukan jika tidak ingin Ibra kembali mengeluarkan cairan putih yang sudah ia minum.
"Pinter anak mommy.." puji Yuki sambil mengelus-elus kepala Ibra. Dan entah kenapa kalau sudah begini Ibra selalu memeluk tubuh ibunya erat-erat, menghirup wanginya seolah sedang mengisi daya. Tak perduli meskipun perut besar Yuki sedikit menggangunya.
"Kakak manja." cibir Rana, adik perempuannya yang masih berumur lima tahun tapi bergaya sok dewasa.
"Anak kecil.. Udah sikat gigi belum?" sungut Ibra kesal. Yuki tertawa kecil tatkala melihat anak bungsunya cemberut.
"Mommy, adek semalam sikat giginya udah dijamak kok." Rana melihat ibunya mencari pembelaan. Mendengar hal tersebut Yuki dan Ibra tertawa bersamaan.
********
"Sayang, nggak ada yang ketinggalan kan?" teriak Yuki pada Ibra sambil mengenakan jilbabnya.
"Nggak mom.."
"Aaa' , Ibra udah siap tuh." kali ini dia mengetuk-ngetuk kamar mandi.
"Bentar Jul, aa' mules nih.."
Hhhmmm... Makan apa lagi semalem? Batin Yuki kesal. Sudah tau perut sensitive, masih aja nekat makan macem-macem. Mana udah kesiangan lagi. Kalo si Ibra nggak lagi mau berangkat acara hiking sama sekolahnya sih nggak apa-apa.
"Daaad... Ayo, udah siang nih.." giliran Ibra yang teriak, dan mau nggak mau David akhirnya menyudahi acara mules nggak jelasnya.
Mereka berangkat berempat. Karena David yang dari awal ngotot pingin nganter Ibra sampai tempat hikking. Yuki yang awalnya males akhirnya meng-iya kan juga.
Dia fikir, mungkin David jenuh juga dengan rutinitasnya sekarang. Karena sejak empat tahun yang lalu, setelah begitu lama membuat pertimbangan dan mengumpulkan modal, suaminya memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Mendirikan penginapan dan beberapa sport shop dipulau Bali dan Banyuangi.
Waktunya bukan hanya untuk adventure sambil kerja kali ini, meskipun usahanya masih seputar wisata dan sport juga.
Setelah tiga jam perjalanan, mobil mereka memasuki area bukit. Jalanan mulai berkerikil dan berbelok-belok. Kiri kanan terlihat pepohonan menghijau, dan beberapa lahan pertanian baru saja dibuka.
Rana bertepuk tangan bahagia. Sesekali menyanyikan lagu naik-naik kepuncak gunung sambil melirik ibunya.
"Rana naik gunung kan mom?" tanyanya. Yuki tersenyum, kemudian mengangguk.
"Adek naik mobil.. Bukan naik gunung.." sela Ibra menggoda.
"Mobilnya naik gunung kak.."
"Mobilnya naik ban.."
"Iya.. Bannya jalan di gunung.."
"Bannya jalan di aspal lah.." Ibra tergelak. Apalagi setelah melihat wajah bingung adiknya.
"Ibra ah... Kasian adeknya nak.." Yuki mencium pipi gembul anak bungsunya, membuat gadis kecil itu merengek, kemudian melingkarkan tangan kelehernya.
"Digunung kan mom?"
"Iya sayang.." jawab Yuki sambil manggut-manggut.
"Bener kakak dong dek... Bannya jalan diaspal, bukan digunung.." kali ini David kumat.
"Aaa aaaaa'' !!!!"
**********
Mereka sampai dibumi perkemahan. Karena sudah mengenal David, guru-guru meminta tolong pria itu untuk mengajarkan beberapa hal pada murid-murid mereka tentang berkemah dialam bebas. Kemudian mengajarkan bagaimana caranya mendirikan tenda dan beberapa hal yang ia tau tentang perkemahan.
Setelah acara selesai, David dan Yuki berbincang sejenak dengan para guru, kemudian pamit dan sedikit memberi pesan pada Ibra karena cuaca sudah sedikit mendung.
Ini kali pertama Ibra berpisah lebih dari dua hari dengan Yuki. Meskipun pantang menangis, tapi David dan Yuki bisa melihat matanya berkaca-kaca.
Dipeluknya Rana, kemudian menciuminya gemas meskipun gadis kecil itu berkali-kali melap pipinya ogah. Kemudian memeluk daddynya dan terakhir mommynya. Erat dan sedikit lebih lama. Dikecupnya perut Yuki, kemudian mengusap-usapnya sayang.
"Ati-ati yah dek.."
"Iya kak Ibra.." jawab Yuki dengan suara dibuat sekecil mungkin. Dikecupnya dahi putranya sayang.
"Cuma lima hari.. " katanya lembut. Dilihatnya putranya yang sudah beranjak dewasa itu mengangguk dengan sedikit senyum.
"Mommy pulang dulu yah.."
"He'em."
"Daddy juga, kamu baik-baik yah Bra.."
"Iya dad..."
********
Hujan begitu deras saat David mengendarai jeepnya bersama Yuki melewati tikungan tajam dan tebing. Mereka sudah berjanji menjemput Ibra hari ini. Tapi entah kenapa tiba-tiba saja cuaca tidak bersahabat.
Baru saja David mengucap syukur karena angin sudah mulai berkurang, dan hujan sedikit mereda, tiba-tiba mesin mobilnya mati, tepat di tikungan terakhir yang harus mereka lewati.
Yuki panik seketika. Masalahnya, bagaimana jika ada mobil atau truk pengangkut kayu dan hasil tani lewat?
David yang mengerti kepanikan istrinya langsung keluar mobil, membuka kap dan memeriksa kondisi mobilnya. Tapi dia sama sekali tidak menemukan penyebabnya.
"Sudah a'?" teriak Yuki dari dalam.
"Belum Jul... tunggu bentar yah.. Aa' periksa lagi."
"Ati-ati yah a'.." Yuki semakin cemas. Tapi mobil belum juga bisa menyala. Hingga hujan kembali deras lagi. Dan samar-samar terlihat lampu truk dari kejauhan.
Yuki yang melihatnya panik. Ia berteriak ke arah David sampai suaminya memutar tubuh kemudian berlari ke ujung tikungan untuk memberi aba-aba agar truk memperlambat lajunya. Tapi sepertinya supir truk tidak melihatnya.
Merasa sudah sedikit terlambat David berlari ke memasuki mobil, memaksa mobilnya agar hidup tapi terlambat. Truk pe gangkut sayuran itu sudah lebih dulu sampai dan menyenggol body samping jeep David dengan sangat keras. Membuat benturan dhsyat yang mengakibatkan jeep merah itu oleng dan terperosok beberapa meter kedalam jurang.
****
David membuka matanya yang basah karena tetesan darah. Dihampirinya sosok istrinya yang sedang mengandung. Dipeluknya erat sambil menangis tanpa suara. Wanita cantik itu tersenyum sambil menahan sakit, menyentuh pipinya penuh sayang.
"Nitip anak-anak yah a'..."
Hehehe.... Ga tau mau ngomong apa..
Tunggu di storry berikutnya yah..
KAMU SEDANG MEMBACA
I am here (END)✓
Fanfictionterlalu lelah dengan masalah dan jalan hidupnya, Yuki memilih untuk menyerah dan melepaskan Pram laki-laki yang sudah tiga tahun ini bersamanya setelah banyak rasa sakit yang ia lalui. berbekal tabungan ia nekat pergi ke semua tempat impiannya send...