Part 6

662 100 7
                                    

"Hyung..." panggil Jinyoung setiba ia dan Minhyun sampai di rumah

"Oh??"

"Terima kasih untuk hari ini..." ucap Jinyoung yang hanya dibalas anggukan oleh Minhyun

Tanpa berkata apapun, Minhyun segera memasuki rumahnya. Meninggalkan Jinyoung dibelakang yang terus memandanginya..

Pasti menyenangkan hidup menjadi seorang Hwang Jaehwan..
Rumah besar...
Hidup berkecukupan..
Punya kakak yang sangat menyayanginya..

Tanpa permisi atau bahkan mengetuk pintu, Minhyun langsung menerobos masuk ke kamar Jaehwan.. Ia segera menghampiri adiknya yang terbaring di ranjang dengan keringat dingin membasahi tubuhnya..

"Jaehwan..." panggil Minhyun yang duduk di sisi tempat tidur Jaehwan

"Jaehwan.. Bangun.. Apa yang kamu rasakan??" tanya Minhyun lagi sambil menyeka keringat di wajah Jaehwan

"Jaehwan, Hyung minta maaf..." ucap Minhyun penuh rasa bersalah

"Jaehwan!!" panggil Minhyun lagi sambil berusaha membangunkan adik kesayangannya

Minhyun menarik Jaehwan ke dalam dekapannya.. Menggenggam erat tangan Jaehwan yang terasa sangat dingin seakan ia ingin membagi sedikit kehangatan..

"Maafkan hyung.. Hyung janji.. Lain kali hyung akan jemput Jaehwan tepat waktu seperti biasa.. Hyung nggak akan biarkan Jaehwan kehujanan sambil berjalan sendirian.. Jaehwan.. Apa lebih hangat??" tanya Minhyun yang makin mengeratkan pelukannya

Tuhan.. Kumohon.. Kumohon bangunkan aku dari mimpi buruk ini..
Aku lelah...
Baru 4 hari berlalu sejak aku mengetahui kalau aku bukan anak eomma dan appa.. Bukan adik Minhyun Hyung...
Tapi hati ini terasa sangat sakit.. Tubuh ini seakan kehilangan semua tenaga..
Apa aku iri??
Apa aku ini egois??
Aku takut...
Aku takut kehilangan kasih sayang dari Minhyun hyung...
Aku belum bisa berbagi dengan Jinyoung..
Belum...
Dan mungkin... Tidak akan pernah bisa berbagi..

Tanpa Minhyun sadari, Jinyoung mengintip dari pintu kamar Jaehwan yang terbuka lebar.. Ia terus menatap iri dengan perhatian Minhyun yang sangat besar pada Jaehwan..

"Minhyun hyung bukan lagi milikmu seorang Jaehwan-ssi.. Dia juga milikku.. Sekarang..." batin Jinyoung sebelum ia meninggalkan kamar Jaehwan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Minhyun berjalan ke ruang makan untuk membuatkan sarapan untuk Jaehwan.. Ia sedikit terkejut melihat ayahnya duduk disana bersama Jinyoung sedang menikmati sarapannya...

"Min.. Kamu belum siap??" tanya ayahnya

"Huh?? Kenapa? Hari ini aku nggak ada kelas.." jawab Minhyun

"Jaehwan?? Masih sakit?" tanya ayahnya lagi yang hanya dijawab dengan anggukan

"Kemarin Minhyun lupa menjemput Jaehwan di kampusnya.."

"Lalu??"

"Apa yang lalu??"

"Jaehwan pasti kehujanan.. Lagi-lagi dia nggak membawa payung.. Dan pulang sendiri tanpa memikirkan hujan masih deras atau tidak.. Kamu selalu memanjakannya.. Sampai-sampai ia terlihat tidak dewasa.. Seharusnya Jaehwan naik taksi pulang ke rumah.."

"Haruskah appa berkata seperti ini? Setelah Jinyoung datang, apa Jaehwan tidak pantas untuk diperhatikan lagi?? Apa sekarang Jinyoung anak emasmu?? Jaehwan bukan?? Apa karena tidak ada setetes darah yang sama mengalir di tubuh Jaehwan, appa langsung bersikap seolah-olah Jaehwan tidak pernah mengisi rumah ini?? Apa ini tidak terlalu keterlaluan??" tanya Minhyun ketus

"Apa maksudmu??"

"Apa maksud appa??? Kenapa appa berkata demikian kalau appa tidak ingin aku membalas perkataanmu seperti ini?"

"Minhyun! Jaga bicaramu.. Appa berkata demikian karena kamu adalah seorang kakak dari dua orang adik.. Jinyoung butuh kamu untuk di antarkan ke sekolah..."

"Aku nggak bisa.. Ada sopir di rumah ini... Jinyoung bisa minta di antar ke sekolah.."

"Kamu selalu mengantar Jaehwan.."

"Tapi sekarang Jaehwan sakit... Aku mau merawatnya.. Jinyoung juga harus mengerti.. Kakaknya ada 2.. Aku dan Jaehwan terbiasa saling merawat satu sama lain.. Saat sakit.. Saat senang.. Mulailah mempelajari keadaan kami.. Bukan bermanja-manja saat salah satu kakaknya sedang sakit.."

Minhyun segera meninggalkan ruang makan setelah membawa susu dan bubur yang sudah disiapkan pelayan rumahnya..

"Maafkan kakakmu Jinyoung-ah.. Minhyun hyungmu dari dulu memang selalu memanjakan Jaehwan.. Tapi bukan berarti mereka tidak menyayangimu.. Mungkin mereka masih terkejut dengan situasi ini.. Dan Jaehwan hyungmu juga anak yang baik.. Dia hanya sedikit lebih manja.. Dia pasti akan menyayangimu juga setelah keadaannya membaik.."

"Appa.. Bukankah Jaehwan hyung terlalu berlebihan.. Aku merasa dia tidak akan berbagi Minhyun hyung padaku.. Bukankah kakakku adalah Minhyun hyung?? Sedangkan Jaehwan.. Dia bukan keturunan keluarga Hwang??"

"Jinyoung.."

"Jika terus begini.. Biar aku yang pergi.. Appa harus memilih.. Aku atau Jaehwan hyung.. Aku ke sekolah dulu.." ucap Jinyoung



[END] 그리워Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang