Jaehwan yang berjalan melewati ruang kerja ayahnya sedikit terkejut dengan keberadaan JinYoung di dalam..
Selama ini tidak pernah ada yang berani memasuki ruang kerja ayahnya jika ruangan itu kosong, karena itu Jaehwan memberanikan diri untuk memberitahu Jinyoung untuk keluar dari ruangan itu..
"Yaa!! Letakan itu..." perintah Jaehwan saat ia mengenali lembaran kertas yang di pegang oleh Jinyoung
Jinyoung hanya diam tidak menjawab perintah Jaehwan sedikitpun.. Bukan kembali meletakan lembaran itu, Jinyoung berusaha membawa tiket itu pergi dengannya..
"Yaa!! Lepaskan...!!!" marah Jinyoung saat Jaehwan menarik tangannya
"Jinyoung-ah.. Kembalilan tiket itu ke meja appa.. Aku mohon!!"
"Tidak akan..."
Jinyoung menendang perut Jaehwan dengan kencang dan berhasil membuat Jaehwan melepaskan tangannya.. Sambil menahan sakit, Jaehwan segera berlari ke halaman belakang rumah mereka untuk mengerjar Jinyoung..
"Kenapa?? Kamu mau mengambil perhatian appa dengan aksimu di atas panggung?? Tidak akan!! Aku lelah melihatmu jadi anak emas di rumah ini... Aku nggak akan pernah membiarkanmu bahagia.."
"Yaa!!! Apa salahku?? Kenapa kamu membenciku?? Jika dulu aku menolakmu, aku minta maaf.. Aku hanya terkejut.. Aku akan berusaha jadi kakak yang baik untukmu..."
"Tidak mau!!! Aku hanya ingin Hwang Minhyun yang menjadi kakakku!! Bukan anak yang dipungut dari panti asuhan sepertimu!!!"
Ucapan Jinyoung berhasil membuat Jaehwan tertegun sejenak sampai ia kembali tersadar, Jinyoung berusaha merobek tiket acaranya
"Jinyoung-ah!! Aku mohon!! Yaa!! Hwang Jinyoung!!!" Bentak Jaehwan saat Jinyoung merobek tiket di tangannya
"Jinyoung.. Jinyoung.. Jangan!!! " Bentak Jaehwan saat Jinyoung membuang robekan tiket itu ke kolam renang
"Nggak!! Nggak!!"
Jaehwan melompat ke kolam renang dan berusaha memunguti robekan tiket yang masih berserakan di atas air..
"Aku dengar sudah tidak ada lagi tiket tersedia untuk acara sekolahmu.. Hmm.. Sepertinya appa tidak bisa datang.. Bagaimana??" tanya Jinyoung dari pinggir kolam renang
Jaehwan terlihat menahan amarah sambil menggenggam serpihan kertas yang sudah basah.. Ia kembali berenang ke tepi dan meninggalkan kolam renang yang sudah bersih..
"Keterlaluan..." ucap Jaehwan sambil memandangi kepalan tangannya dimana ia menggenggam erat robekan tiket acaranya
"KAMU KETERLALUAN JINYOUNG-AH!!!" gretak Jaehwan sebelum ia memukul Jinyoung
"Kamu memukulku?? Kamu berani memukulku anak pungut?!" tanya Jinyoung yang langsung membalas pukulan Jaehwan.
"Kamu berharap aku memanggilmu hyung??!! Kamu nggak akan pernah jadi kakakku!!! Nggak!!!"
Jinyoung mendorong Jaehwan dengan kuat dan tanpa sengaja membuat Jaehwan terpeleset dipinggiran kolam..
"Aarrghh!!!" teriak Jaehwan kencang
Tangan kanannya bertumpu di lantai saat ia berusaha menahan tubuhnya..
"Sakit??" tanya Jinyoung yang menginjak tangan kanan Jaehwan
"J-jinyoung.. jinyoung.."
"Sudah kukatakan aku tidak akan membuatmu bahagia.." ucap Jinyoung sebelum meninggalkan Jaehwan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."KENAPA KAMU NGGAK PERNAH CERITA PADAKU???!! KAMU TAU NGGAK KAMU HAMPIR KEHILANGAN TANGANMU HWANG JAEHWAN!!!!" bentak Minhyun
"Jangankan bermain gitar... Untuk hal paling mudah sedikitpun hampir saja kamu nggak bisa melakukannya lagi Jaehwan.... Sedikit lagi kamu diamkan jari-jarimu udah gak bisa digerakan... "
"Sekarang gimana caranya aku bisa menuruti keinginanmu???!! Dokter bilang harus segera di operasi karena pergelangan tanganmu retak.. Dan sekarang sudah tahap infeksi!!! Coba kamu bilang dari awal Jaehwan.. Semuanya nggak akan menjadi seperti ini..."
"Coba kamu pikirkan!! Gimana caranya hyung bisa menurutimu?? Membiarkanmu mendiamkan tanganmu satu dua hari lagi?? Berlagak seakan-akan tidak ada apa-apa??"
"Hyung ini impianku!!!"
"Impian yang mana??!! Impian yang mana??!! Sekarang kamu nggak bisa main gitar!!! Appa pun tidak akan datang karena tidak ada tiket.. Impianmu yang mana lagi???!!"
Jaehwan pun terdiam mendengar amarah Minhyun... Ia hanya bisa kembali menangis mengiyakan semua ucapan Minhyun.. Memang benar, nggak ada lagi yang bisa ia harapkan...
"Hyung... Bisakah.. Jaehwan tetap menjadi vokalis utama??" tanya Sewoon
"Jaehwan-ah..." panggil Daniel yang langsung memeluknya, memberikan sandaran untuk sahabatnya
"Kalian..."
"Hyung.. Kita mendengarkan pembicaraan kalian dari balik pintu tadi.. Maaf... Tapi, hyung.. Nggak semua mimpi Jaehwan sudah hilang.." tambah Woojin
"Hyung.. Lusa acara berlangsung.. Apa bisa Jaehwan operasi setelah performance??" tanya Daniel
"Hyung.. Kami butuh suara Jaehwan.. Untuk gitar.. Sewoon akan menggantikan Jaehwan.." tambahnya
Minhyun hanya menghela nafas kesal.. Tanpa menjawab pertanyaan teman-teman Jaehwan, Minhyun meninggalkan ruang rawat Jaehwan dan tidak lupa menutup pintu dengan sangat kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 그리워
General FictionI miss you... Seeing myself standing alone in the mirror.... It's strange and I'm afraid, I need you.... I hate myself for realizing this now... Come back to me.......