Part 20

1.7K 130 82
                                    

Bersiaplah untuk chapter terpanjang di book ini ^^

"Eo-mma... Eomma.." rintih Minhyun sambil memegangi dadanya yang terasa sesak

"Min- Astaga, Minhyun!! Minhyun, kamu kenapa??!" tanya ibunya

"Eomma.. Aku.. mau.. mencari Jaehwan.. Perasaanku.. Tidak enak.." ucap Minhyun terbata-bata

"Astaga.. Nggak sekarang, Minhyun-ah.. Bibi!! Bibi!! Bibi cepat kesini!! Minhyun.. Ayo, berbaring lagi.. Eomma mohon.. Jangan begini.." pinta ibunya sambil memaksanya untuk kembali berbaring

"Hyung.." panggil Jinyoung yang langsung membantu ibunya untuk memaksa Minhyun berbaring

"Jinyoung, bantu eomma telpon dokter.. Suruh kesini sekarang.. Kakakmu sesak nafas.."

Seketika Jinyoung terkejut dengan perintah ibunya..

"Jinyoung ayo cepat.."

"I-iya eomma.." Jinyoung segera berlari keluar untuk menghubungi dokter keluarga

"Minhyun.."

"Eomma.. Jae-Jaehwan.. Jaehwan.."

"Minhyun, kamu harus sembuh.. Kita cari Jaehwan lagi.. Kita cari bersama-sama... Jangan begini, Minhyun.." pinta ibunya
.
.
.
.
.
.

Tuan Hwang segera keluar dari mobilnya dan berlari kecil ke pinggiran jalan dimana ia mempercayai pengelihatannya..

"Jaehwan..." ucapnya lirih

Tidak mempercayai apa yang dilihatnya.. Anak yang selalu dipanggil sebagai anak kesayangannya, kini terduduk lemas di pinggiran jalan.. Menggigil kedinginan, Jaehwan memeluk erat lututnya dengan satu tangan berharap dapat memiliki sedikit kehangatan.. Wajahnya begitu kotor namun tidak dapat menutupi wajah pucatnya...

"Jaehwan.."

Tuan Hwang berlutut, mensejajarkan dirinya dengan Jaehwan yang berusaha keras membuka matanya..

"Jaehwan, ini appa.. Jaehwan.." panggil ayahnya sambil mengusap kedua pipi Jaehwan

"Jaehwan, bangun.. Buka matamu.. Ini appa.. Ini appa.."

Bukan Jaehwan tidak ingin membuka matanya.. Bibirnya makin bergetar seakan ia ingin memanggil ayahnya.. Namun, sudah tidak ada lagi tenaga tersisa di tubuhnya.. Sakit, pusing, dingin, haus dan lapar berkecamuk jadi satu di dalam tubuhnya..

"Jaehwan, bertahan Nak.. Ini appa.." ucap ayahnya lagi sambil mencoba mengangkat tubuh Jaehwan dari posisinya

"Tuan, mari saya bantu.." ucap sopirnya yang segera membantu tuan Hwang mengangkat Jaehwan

"Hati-hati tangan kanannya.."
.
.
.
.
.

Di sepanjang jalan Tuan Hwang terus memeluk tubuh Jaehwan dengan erat, menghiraukan betapa kotor pakaian anaknya.. Ia pun tidak segan mencium pipi Jaehwan berharap anaknya yang tidak sadarkan diri dapat merasakan kasih sayangnya...

"Jaehwan kamu harus bertahan.. Jaehwan jangan tinggalkan appa.."
.
.
.
.
.
.

"Eomma..." panggil Jinyoung terhenti saat melihat ibunya tertidur di samping ranjang Minhyun

Jinyoung mengambil sebuah selimut dan menyelimuti ibunya perlahan, berharap tidak mengganggu tidurnya..

Ia pun mengecek suhu tubuh Minhyun yang sedikit lebih membaik setelah menerima infus dari dokter..

"Jaehwan hyung sudah ditemukan... Kalian istirahatlah.. " ucap Jinyoung berbisik sebelum ia keluar untuk menyusul ayahnya di rumah sakit
.
.
.
.
.
.

[END] 그리워Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang