"Hyung.. Hyung.. Hyung..." panggil Jaehwan sambil melepaskan earphone yang dipakainya
"Uhh?? Apa??"
" Deoisang-eun never ever
Geunde naemam-eun tto wae neol chaewo
We're not forever
Nunmullo chaewo seulpeun-ending-eulo kkeutnan uli dul Never..."Minhyun tertawa mendengar suara nyaring Jaehwan saat menyanyikan lagu favorite mereka...
"Aigoo.. Berisik.." ledek Minhyun sambil fokus mengemudi
"Ani.. Ani.. Bohong.. Hyung.. Ayo nyanyi.. I love you ....."
"I love youuu..." sahut Minhyun yang sukses membuat mereka berdua tertawa
Dengan tangan sebelahnya, Minhyun mengelus rambut halus Jaehwan sambil tertawa..
"Hyung.. Aku kekenyangan.."
"Kamu makan banyak tadi.. Lihat.. Pipi dumplingmu makin membulat.."
"Aniyooo hyung..."
"Ini apa.. Ini.. Apa yang aniyo...???" tanya Minhyun sambil mencubit pipi Jaehwan
"Aniyoo..."
"Tumben eomma dan appa ada waktu makan bersama tadi.. Biasanya.. Untuk pulang ke Seoul hanya karena ada urusan di kantor pusat.. Bukan untuk kita..." kata Minhyun
"Entahlah.. Yang pasti hari ini aku bahagiaaaaa...!!!!" teriak Jaehwan kencang
"Yaaa!! Ini di dalam mobil!!! Berisik..."
"Hyung tidak akan terganggu.. Aku kan kesayangan Hyung..." ujar Jaehwan dengan bangganya
"Iya,.. emang kamu kesayangan.. Tapi tetap hyung bisa merasa terganggu.."
"Begitu ya.."
Minhyun tersenyum melihat sang adik cemberut dan mencoba untuk diam..
Satu... Dua .. Tiga..
"Hyung!!"
Benar saja.. Dia nggak akan kuat diam lebih dari 3 detik..
"Apa??"
"Nggak.. Hanya mau memanggil hyung.. Hyung kesayanganku.. The one and only.." ucap Jaehwan dengan manjanya
"Dasar manja..."
.
.
.
.
.
."Appa.." ucap seorang anak laki-laki yang datang ke rumah keluarga Hwang
"Jinyoung.. Kenapa kamu disini??"
"Appa.. Kemana saja kamu? Kenapa seminggu ini tidak datang menemuiku?? Eomma sudah pergi meninggalkanku.. Kemana aku harus pergi sekarang??!!" tanya anak yang dipanggil Jinyoung oleh ayah Minhyun dan Jaehwan
Spontan Minhyun, Jaehwan dan ibunya tercengang mendengar percakapan mereka..
"Appa.. Siapa dia??" tanya Jaehwan yang tidak mengerti dengan situasi di rumahnya
"Jaehwan sini..." panggil Minhyun yang buru-buru merangkul adiknya
"Yeobo.. Apa ini?? Ada apa ini? Siapa dia?? Apa kamu melakukannya lagi??"
"Hyung.. Apa maksudnya..??" tanya Jaehwan bingung
Ada apa lagi ini??
Apa benar appa mengulanginya lagi??
Tapi siapa anak ini?"Lagi?? Sekali lagi kamu membohongiku?? Anak siapa ini??? Anakmu??"
"Aku.. Chagi.."
"Chagi?? Masih berani memanggilku seperti itu?? 25 tahun aku menemanimu.. Ini yang aku dapatkan?? Sekali lagi kamu membohongiku?? Apa dia anakmu???"
"Eomma.."
"Ini keterlaluan Minhyun-ah.. Ini keterlaluan!!! Ini sudah kesekian kalinya... Dan sekarang ayahmu kembali berselingkuh bahkan sudah nemiliki anak yang sudah tumbuh dewasa seperti ini??"
"Eomma.. Ini mungkin salah paham.."
"Yeobo... Jawab aku.. Siapa anak ini?? Anakmu??"
"Maafkan aku.." ucap kepala rumah tangga di rumah mewah itu
"Kau gila!!! Keterlaluan.. Aku tidak tahan lagi... Aku ingin bercerai.."
Minhyun dan Jaehwan terkejut saat ibu mereka pergi meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarnya..
"Eomma.. Eomma!! Jangan.. Nggak... Eomma nggak boleh.. Appa.. Appa ini bohongkan?? Appa.."
"Jaehwan-ah.." panggil Minhyun sambil menahan Jaehwan untuk tidak mencampuri urusan ayah dan ibunya
"Aniyo Hyung.. Nggak boleh.. Nggak boleh.. Appa.. Appa harus menahan eomma,.. Eomma nggak boleh pergi.. Appa.."
Jaehwan terlihat panik dan memohon ayahnya yang hanya terdiam..
"Appa.. Jaehwan mohon appa.. Eomma!!! Eomma nggak boleh kemana-mana.. Eomma!!"
Jaehwan lagi-lagi memohon pada ibunya yang sudah kembali dari kamar dengan membawa koper besar..
"Jaehwan-ah.. Berhenti menangis!!!" bentak ayahnya
"Minhyun-ah.. Jaga adikmu.."
"Eomma nggak boleh!!! Nggak boleh!!!! Nggak.. Yaa!!! Pergi!!! Kamu yang harus pergi..." bentak Jaehwan sambil mencoba mengusir Jinyoung
"Jaehwan.. Jaehwan hentikan.." bujuk Minhyun yang terlihat bingung
Minhyun berusaha memeluk Jaehwan dan satu tangannya lagi masih menahan eommanya untuk tidak meninggalkan ruangan itu..
"Jaehwan berhenti!!! Appa bilang berhenti!!!"
"Nggak!! Appa nggak boleh biarinin eomma pergi!!! Anak itu yang harus pergi!!"
"Jaehwan!!" bentak ayahnya
"Appa nggak mau mengusir anak itu?? Appa.. Appa memilih anak itu daripada eomma dan Jaehwan???" tanya Minhyun
"Bisa tidak kalian semua diam dan menerima Jinyoung?? Kalian bisa menerima Jaehwan tapi kenapa tidak dengan Jinyoung!!!"
"Appa??!!" panggil Minhyun dengan wajah terkejut
Spontan Jaehwan tercengang dengan kalimat ayahnya.. Ia memandang kosong ke arah keluarganya dengan mata berkaca-kaca.. Belum berhenti tangisnya karena sang ibu hendak meninggalkan mereka.. Kini sang ayah melontarkan kalimat yang jauh tidak pernah terpikirkan olehnya..
"Mulai saat ini Jinyoung akan tinggal disini... Sama seperti Jaehwan.. Mulai saat ini dia adik kalian.. Nggak ada satupun yang boleh meninggalkan rumah ini.."
"Jangan pernah samakan anak harammu dengan Jaehwan.." marah ibunya yang segera memeluk Jaehwan
"Jaehwan-ah.."
"Aku siapa?? Aku bukan anak eomma?? Jaehwan bukan anak eomma dan appa?? Jaehwan bukan adik Minhyun hyung??" tanya Jaehwan dengan mata yang berlinang
"Nggak.. Jaehwan adik hyung.."
"Bohong.. Jaehwan.. Siapa Jaehwan?? Siapa Jaehwan eomma?? Hyung?? Appa?? Jaehwan ini siapa??" tanya Jaehwan
"Jaehwan.. Jaehwan anak eomma.."
"Bukan.. Jangan bohongi Jaehwan lagi... Jaehwan ini siapa??"
"Kamu hanya anak adopsi.. Appa dan eomma mengadopsimu karena Minhyun hyung mengharapkan seorang adik.. Karena itu Jaehwan-ah... Jangan paksa appa untuk mengusir Jinyoung.. Dia juga adikmu.. Sama seperti kamu.. Adik Minhyung hyung.."
Jaehwan merenggut jaketnya kuat, menahan sakit di dadanya.. Air matanya makin mengalir..
"Jaehwan.. Jaehwan-ah.." panggil Minhyun sambil memeluk adiknya erat
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 그리워
Ficción GeneralI miss you... Seeing myself standing alone in the mirror.... It's strange and I'm afraid, I need you.... I hate myself for realizing this now... Come back to me.......