Part 9

628 90 13
                                    

"Nggak akan kubiarkan.. Nggak akan kubiarkan!!!"

Jinyoung terlihat kesal dan melempar semua barang-barang di mejanya.

Nggak akan kubiarkan sebelum aku memiliki Minhyun Hyung..
Nggak akan.. Nggak akan..
.
.
.
.
.
.

"Hwang Jaehwan!!!" panggil Minhyun yang menghampiri Jaehwan di ruang musik

"Neee~~~~"

"Sedang apa sayang??" tanya Minhyun yang terdengar sangat manis

Bukan hanya dari suara, tapi dengan apa yang dilakukan Minhyun pasti membuat semua yang melihat merasa iri..

Minhyun memeluk Jaehwan yang sibuk dengam gitarnya dari belakang dan menghujani ciuman di pipinya..

"Aahh hyung!! Jangan ganggu aku.. Sebentar..." keluh Jaehwan

"Siapa suruh punya pipi seperti itu.. Gemes tau..." jawab Minhyun yang masih saja nggak mau melepas pelukannya

"Hyung.. Aiih.." Jaehwan masih saja mengeluh karena merasa terganggu

Seperti biasa anak ini memang nggak peka dan sedikit kurang fokus saat dia sedang bertemu dengan alat musik kesukaannya...

"Nggak akan hyung lepaskan.."

Minhyun masih saja iseng dan makin mengeratkan pelukannya..

"Hyung!! Hyung.. Hyung.. Hyung.. Okay.. Okay.. Aku mengerti.." kata Jaehwan yang entah lampu terang dari mana muncul di kepalanya

"Apa..??"

Tanpa kalimat apapun, Jaehwan mencium pipi Minhyun..

"Saranghae..." ucapnya singkat namun berhasil membuat sang kakak melepaskan pelukannya

"Latihan lagi sana.." balas Minhyun yang tiba-tiba tersipu malu

"Huh?? Bukan membalas cintaku... Malah menyuruh latihan.. Dari tadi juga aku sedang latihan.." keluh Jaehwan setengah mengambek

"Daniel dan Sewoon mana lagi.. Jemput Woojin aja lama banget.."

"Mereka kesini??" tanya Minhyun

"Iya.. Kenapa?? Jangan bilang mau lihat Daniel.." tanya Jaehwan dengan nada cemburunya

"Eh..?? Kenapa jadi sebut-sebut Niel??"

"Yaa!! Apa-apaan dengan Niel?? Sok akrab banget.."

Kali ini Jaehwan benar-benar memasang wajah kesal... Ia bahkan meletakan gitarnya ke samping dan berjalan menghampiri Minhyun yang sedang menata buku-bukunya di meja..

Seperti biasa, setiap Jaehwan latihan musik, Minhyun selalu belajar di ruangan yang sama.. Mungkin bagi orang-orang, mustahil bisa berkonsentrasi belajar di tengah-tengah kebisingan.. Tapi untuk Minhyun, asal ada Jaehwan dipandangannya.. Tidak ada yang mustahil...

"Jangan belajar disini.." usir Jaehwan sambil merapi-rapikan buku Minhyun

"Yaa.. Kenapa?? Hyung kan selalu belajar disini juga setiap kamu latihan.."

"Mulai sekarang nggak boleh..!! Belajar di kamar hyung.. Jangan di ruang musik.."

"Dih.. Mana ada begitu..?? Ngusir-ngusir.. Hyung mau melihatmu berlatih.. Jadi kalau nanti penampilanmu jelek, hyung tidak akan kaget lagi..."

"Nggak boleh!!! Belajar di kamar hyung aja sana!!!" ambek Jaehwan menjadi-jadi

"Ngambek??" tanya Minhyun sambil menatap dalam ke mata Jaehwan

"Nggak.."

"Cemburu??" tanya Minhyun lagi makin menatap lebih dalam dan mendekatkan wajahnya

"Ng.. Nggak.. Nggak!!"

Jaehwan mengelak sambil melangkah mundur..

"Lalu?? Kenapa hyung tidak boleh belajar disini??"

"I-itu.."

"Emang kenapa kalau hyung sebut Niel??"

"Ng-nggak..." Ucap Jaehwan terhenti saat ia menyadari tembok di belakangnya

"Nggak apa-apa?? Kalau nggak apa-apa kenapa hyung nggak boleh belajar disini?? Lalu apa yang salah kalau menyebut nama Daniel menjadi Niel?? Jaehwan cemburu??"

Wajah Minhyun semakin dekat dengan Jaehwan sehingga Jaehwan pun bisa merasakan nafasnya...

"Hyung tidak akan pernah berpaling.. Jaenie.. Tetap nomor 1.. Dan yang selalu ada di hati Minhyun hyung.."

Jaenie??? Jaenie??
Apa-apaan Minhyun hyung..
Tapi.. Kenapa aku suka dengan panggilan itu..
Aiish.. Lagi-lagi...
Benarkah yang Minhyun hyung bilang..
Sekarang bukan perasaan adik kakak lagi??
Kenapa jantungku jadi gak karuan begini..??
.
.
.
.

"Ini gila.. Nggak akan kubiarkan.."

Tanpa Minhyun dan Jaehwan sadari, Jinyoung memperhatikan mereka dan merekam video mereka saat sedang berciuman..

Nggak akan aku biarkan kamu bahagia..
Ini hanya sementara..

[END] 그리워Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang