Part 12

616 87 8
                                    

Bunyi suara gitar yang nggak karuan berhasil membuat Minhyun mengalihkan pandangan dari buku yang dibacanya..

"Jae..." panggil Minhyun saat ia melihat adiknya hanya memetik-metik senar gitar nggak karuan

"Jaehwan??" panggil Minhyun lagi namun tetap nggak mendapat sedikit jawaban

Minhyun menghela nafas dan meletakan bukunya kesamping.. Ia berjalan mendekati adiknya yang terlihat sangat murung.. Ia berdiri tepat di hadapan Jaehwan yang sedang duduk di sofa sambil memangku gitar kesayangannya...

"Jaehwan kenapa?? Sakit??" tanya Minhyun lembut sambil mencoba berusaha mendapat sedikit perhatian dari adiknya yang masih memandang kosong pada gitarnya

"Hyung..."

"Hmm??"

"Peluk aku.." pinta Jaehwan dengan suara lirih

"Uhh??"

"Lelah hyung.. Aku lelah..."

Minhyun nggak tega melihat wajah murung adik kesayangannya... Ia mengambil gitar Jaehwan dari pangkuannya dan meletakannya rapi di meja..

"Sini.."

Minhyun segera menarik Jaehwan kedalam dekapannya membiarkan sang adik bersandar di bahunya.. Lama kelamaan Minhyun dapat merasakan basah di bahunya..

"Jaehwan.. Kamu kenapa??" tanya Minhyun

Jaehwan hanya menggelengkan kepala.. Ia bingung harus mulai dari mana.. Ia ingin sekali mengadu, tapi ia harus menahannya karena tidak ingin susasana balik seperti semula...

"Kamu tegang memikirkan pentasmu nanti??" tanya Minhyun sambil memandang wajah Jaehwan yang sembab karena tangis

"Ayolah.. Eomma sudah pulang.. Bahkan appa sudah membeli tiket pentasmu.. Apalagi yang kamu khawatirkan??"

Minhyun tersenyum manis melihat wajah Jaehwan yang masih murung.. Seketika terlintas ide nakal di otaknya untuk mengurangi kesedihan Jaehwan..

Minhyun yang masih memeluk Jaehwan seketika mendaratkan ciuman lembut di bibir Jaehwan yang berhasil mengejutkannya..

"H-hyung??" panggil Jaehwan sambil menatap mata Minhyun

Tidak membalas panggilan Jaehwan, Minhyun kembali merekatkan ciumannya..

Minhyun tersenyum dalam ciuman saat kedua tangan Jaehwan melingkari lehernya.. Masih menikmati ciuman hangat, kini Minhyun berhasil membawa tubuh Jaehwan ke pangkuannya...

"H-Hyung..." panggil Jaehwan saat Minhyun mulai menghujani ciuman di lehernya

"A-aah!!" rintih Jaehwan saat Minhyun menggegam tangannya

Spontan Minhyun menghentikan ciumannya dan melirik ke tangan yang digengamnya..

Minhyun tercengang melihat tangan yang selama ini tertutup oleh baju lengan panjangnya..

"Jaehwan ini kenapa??!! Yaa!!! Gimana kamu bisa main gitar dengan tangan begini????" bentak Minhyun tanpa sengaja

"H-hyung..!!"

"Kenapa dengan tanganmu?!! Bilang padaku??!! Kapan tanganmu terluka??! Sudah ke dokter belum??"

"HWANG JAEHWAN JAWAB AKU!!" marah Minhyun menjadi-jadi saat Jaehwan tidak sedikitpun menjawabnya

"Hyung.."

"Ayo ke dokter.." ucap Minhyun yang langsung menarik Jaehwan meninggalkan ruang musiknya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bagaimana aku bicara pada eomma dan appa..
Kali ini semuanya akan menjadi kacau...
Impian Jaehwan..
Keadaan di rumah..

Minhyun berjalan mendekati Jaehwan dimana ia terbaring di ranjang rumah sakit setelah melakukan beberapa pemeriksaan.. Ia membenarkan selimut Jaehwan dan membelai rambutnya dengan lembut, berusaha untuk tidak membangunkannya..

"Hyung..." panggil Jaehwan yang terbangun dari tidurnya

"Sstt.. Tidur dulu Jaehwan-ah..."

"Hyung aku mohon.. Jangan operasi sekarang..."

"Tidur dulu Jaehwan-ah..."

"Hyung.. Biarkan aku mengikuti pentas dulu.. Aku mohon Hyung..."

"Besok pagi Daniel, Sewoon dan Woojin akan kesini menjengukmu.. Kita diskusikan lagi besok.."

"Hyung..."

"Jaehwan boleh tidak kamu nurut?? Hyung mohon.. Tidurlah..."

Jaehwan membalikan badannya menghindari tatapan Minhyun yang terlihat sangat kesal.. Ia pun berusaha mendengarkan perkataan Minhyun untuk tidur namun kedua matanya sama sekali tidak bersahabat dengannya dan terus menitikan air mata..

"Hyung juga mengerti Jaehwan-ah... Hyung sangat menyayangimu.. Karena itu.. Tidurlah dulu, Jaehwan-ah.." pinta Minhyun sambil mengelus-elus kepala adiknya






[END] 그리워Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang