sebelum hukuman

25 3 5
                                    

fey berdecak kesal.

kenapa perpustakaan selalu memiliki rak tinggi?! kan dirinya dengan tinggi badan pas-pasan seperti ini selalu berakhir menyedihkan.

naik kursi segan, minta tolong tak mau.

ya, fey dan ego tingginya.


"ga guna melototin buku terus," mata fey bahkan membola sempurna karena keberadaan lengan di atas kepalanya, sementara punggungnya tertempel pada dada bidang seseorang. dan fey sudah terlalu hapal suara berat yang terkesan angkuh ini.


sial. dirinya terhimpit diantara rak dan yoongi!


"minggir bangsat!" fey berdesis super kesal. maunya sih membentak, tapi ini perpustakaan. mereka nantinya malah dijadikan bahan tontonan.


"ck, bahasa," yoongi berdecak kesal namun tiga detik kemudian ia meringis. rusuknya kena sikutan tajam. sakit sekali sial.


"minggir!"


yoongi mendecih, ia mendaratkan dua tumpuk buku pada kepala fey, "punya mulut digunain buat minta tolong."


datar tanpa ekspresi, pun yoongi langsung mundur dua langkah sambil mengelus rusuk yang masih nyut-nyut.

berharap rusuknya tidak papa.


"cih. puas kan lo ngeliat gue dihukum dosen choi?"


alis yoongi terangkat tinggi, "makasihnya mana?"


wajah fey sontak memerah.

malu. sudah diberi pertolongan malah lupa terimakasih.

mata sipit yoongi pun dapat melihat semburat rona di pipi adik tingkatnya itu.

dan sialnya bibirnya berkedut menahan senyum. geli.


"y-yaudah makasih!"


duh sok ketus sekali. padahal fey telak malu.

yoongi sukses dibuat gemas.



-

-

-



diujung ruangan umpatan-umpatan melayang dengan bebas.

fey menggerutu habis-habisan, bahan materinya benar-benar menguras otak. bahkan baru 12 halaman, kepalanya sudah merasa panas.

ck, ini semua gara-gara yoongi. kalau saja cowok itu tidak membawanya lari dari amukan dosen choi, pria tua itu tidak akan memberikan tugas begini susah untuknya.


tuk.


satu gelas yang fey tebak moccacino berada tak jauh dari buku perpus yang ia pinjam. kepalanya terangkat ke atas, mendapati yoongi yang juga memegang gelas sytrofoam tapi dengan wangi kopi berbeda. wajah cowok itu datar sekali, sumpah.


"apa?" yoongi bertanya karena fey memelototinya horor.


"apa ini?!" ditunjuknya gelas berisikan moccacino dengan telunjuk. sedang matanya masih menatap yoongi dengan membola.


"moka. engga suka?"


malah itu favorit gue sial!


"engga. makasih," fey menjauhkan gelas, lalu lanjut membalik-balikkan halaman buku.


sial. yoongi seperti kasat mata.

harga dirinya tercoret parah. biasanya kan ia terus dijadikan bahan atensi para gadis.

sekarang fey malah menolak kebaikannya tanpa tedeng aling-aling. bahkan cewek itu sama sekali tidak meliriknya lagi setelah dua menit dia berdiri diam.

tapi unik.

yoongi jadi makin penasaran.


"ngapain sih lo masih disana?" fey berdesis kesal, yoongi seakan patung disampingnya. dan gadis itu bersukur karena tiga detik kemudian kapten tim basket itu pergi entah kemana.


ia tidak peduli.



-

-

-



tepat pukul 17:46 yoongi duduk dihadapan gadis yang tertidur.

satu gambar yang terabadikan menyusul kemudian di 10 detik selanjutnya.













ini keju ga sih?!

gataw

i write what i want

bangtan college!auTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang