Saat kapal dijalankan, perasaan Alina becampur aduk ia merasa takut, penasaran dan juga gembira. Khansa seorang teman Adel menarik tangannya untuk berjalan menuju pinggir kapal.
"Nah Alina, kamu harus berdiri disini, lihat kebawah lautnya sangat indah bukan?" Alina tersenyum ringan kepada Khansa.
Entah mengapa tiba – tiba Khansa mengajaknya kepinggir kapal, ya pantas saja hanya ia yang dari tadi berdiri di tengah kapal, sedangkan semua orang berdiri dipinggir kapal dan melihat kearah bawah laut.
Karena perasaan penasaran Alina memberanikan diri untuk melihat kedasar laut, ia tersenyum senang karena itu benar – benar pemandangan yang sangat indah. Air lautnya sangat jernih sehingga ia bisa melihat isi bawah laut.
Tapi tiba – tiba air laut yang terlihat jernih itu berubah menjadi gelab, ia merasa pusing dan ketakutan itu kembali menyelimutinya. Alina kembali berdiri tegak dan berbalik ia hendak kembali ketengah kapal.
Tapi kepalanya sangat pusing dan ia berjalan mundur, ia merasa kaki kirinya sudah tidak menginjak kapal, saat hendak jatuh kebawah laut ia menarik lengan seseorang.
Alina terjatuh kedalam laut, meski memang tidak terlalu dalam dan sebenarnya ia bisa berenang tetapi karena rasa takut itu Alina menjadi panik dan tidak bisa mengatur nafasnya lagi.
Ia seperti tidak memiliki kekuatan lagi, hingga ia menyerah dan menjatuhkan dirinya kedasar laut, tiba – tiba seseorang menarik tangannya, Alina melihat seorang laki – laki yang ia lihat diatas kapal tadi menarik dirinya untuk kembali kearah kapal.
Saat tiba diatas kapal Alina menepuk – nepuk dadanya karena rasa sesak.
"Alina, kamu baik – baik saja?" Tanya Rania yang terlihat sangat panik.
Alina melihat laki – laki yang menyelamatkannya sedang duduk di pinggir kapal, laki – laki itu juga terlihat sangat lelah. Laki – laki itu mengibas rambutnya dan melihat kearah Alina.
"Ini minum dulu." Dimas teman Adel membawa sebotol minuman kepadanya. Dengan bantuan Adel Alina meminum air tersebut.
Alina bersyukur karena laki – laki itu sudah membantunya, jika tidak mungkin saja nasibnya akan sama seperti mamanya.
....
Karena kejadian tadi pagi, mereka semua memutuskan setelah snorkeling kembali kehotel. Tetapi saat sore tiba Alina mengajak teman – temannya untuk melihat sunset bersama, mereka menolaknya karena alasan lelah.
Alina pergi kepantai sendirian, ia melihat masih banyak orang yang berada dipinggir pantai, beberapa penjual juga masih berada disana.
Alina menarik nafas dan menghembusnya pelan, ia berdiri memandang langit senja. Ia tidak mungkin bisa menyia – nyiakan kedatangannya ke Lombok, kalau hanya melihat sunset, di Jakarta juga bisa, tetapi melihat sunset langsung dari pantai itu benar – benar luar biasa.
Alina melihat disekelilingnya, semua orang tampak begitu menikmati keindahan alam tersebut, tapi tidak pada satu laki – laki yang sedang duduk dan menunduk sambil memainkan pasir ditangannya.
Laki – laki itu sibuk dengan pasir yang dimainkannya, sehingga mungkin ia tidak sadar bahwa ada sesuatu yang indah dihadapannya. Tetapi wajah laki – laki itu tidak asing, ia seperti pernah .... Ah iya dia adalah teman Adel yang menyelamatkannya tadi pagi.
Apa yang laki – laki itu lakukan?
Alina melihat matahari sudah sepenuhnya terbenam, dan ia kembali melihat kearah teman Adel itu. Laki – laki itu bangun dari tempat duduknya dan berjalan balik, sepertinya laki – laki akan kembali ke tempat penginapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE SUNSET AND YOU
RomanceSunset memang indah, tapi akan lebih indah lagi jika memandangnya bersamamu