"Good Morning dear. Aku udah sampai di Semarang ya. Kamu jaga diri baik – baik. Aku mencintaimu."
Alina tersenyum saat membaca pesan dari Arvin.
"Paman suka heran sama orang yang sering senyum – senyum sendiri saat melihat ponsel mereka." Kata Haidar yang berdiri disamping pintu yang menghadap ke taman rumah mereka.
Alina melirik pamannya dan meletakkan ponsel kembali diatas meja. Haidar duduk disamping Alina.
"Jadi sudah sejauh mana hubunganmu dengan laki – laki itu?" Tanya Haidar.
"Laki – laki yang mana?" Tanya Alina.
"Laki – laki yang di Restoran itu." Jawab Haidar.
Alina tersenyum singkat "Sudah satu bulan paman."
"Kamu sudah berpacaran dengannya satu bulan, tanpa memberi tau paman?" Tanya Haidar.
Alina melirik pamannya dan tertawa "Kenapa harus kaget seperti itu?"
"Papa sudah tau?" Tanya Haidar.
Alina menggelengkan kepalanya "Belum, aku masih belum berani mengatakannya."
Haidar menanggukkan kepalanya "Paman tau kenapa belum berani, tapi kamu sudah dewasa, kamu sudah dapat memilih jalanmu sendiri."
Alina tersenyum singkat "Tapi bagi papa aku masih belum tau apa – apa. Aku tetap saja harus mengikuti kemauannya."
Haidar menyentuh pundak Alina "Terkadang tidak semua pilihan orang tua itu tepat bagi semua anaknya. Ikuti apa kata hatimu tanpa menyakiti hati orang lain."
Alina menatap pamannya dan tersenyum.
"Ngomong – ngomong paman belum mengenal siapa laki – laki itu. Kapan akan dikenalkan?" Tanya Haidar.
"Namanya Arvin, ia seorang polisi. Sekarang ia baru saja tiba di Semarang, sedang ada tugas disana."
"Jadi pacar kamu seorang polisi? Wah pasti ia sangat gagah." Kata Haidar.
Alina tertawa "Benar – benar sangat gagah paman."
Ponsel Haidar berbunyi, ia melirik ponselnya "Kita ngobrol nanti lagi ya, paman harus mengangkat panggilan ini dulu."
Alina menganggukkan kepalanya.
....
Arvin menggunakan seragam pelindungnya.
"Lima menit lagi misi akan dijalankan. Bersiaplah sekarang." Kata Thahir.
"SIAP." Jawab sepuluh anggota mereka yang sedang bersiap – siap untuk melaksanakan misi mereka.
Arvin memasukkan beberapa senjata kesakunya. Setelah itu ia keluar dari ruangan mereka dan masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan untuk mereka.
"Nanti Vino dan Rino berjaga dipintu depan, Roi dan Syauqi dipintu belakang. Sisanya ikut denganku. Kita harus mengepung tempat itu." Perintah Thahir.
"SIAP."
Pukul 00.20 mereka sampai disebuah rumah yang diduga merupakan milik sebuah kelompok pengedar narkoba. Ini masih merupakan misi pencarian Syuja dan juga Zafir. Mereka mendapatkan informasi bahwa selain di Bandung, Syuja juga memiliki anak buah di Semarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE SUNSET AND YOU
RomansaSunset memang indah, tapi akan lebih indah lagi jika memandangnya bersamamu