Neila sibuk mencoba menggunakan gelang yang baru saja ia beli tadi dipasar. Alina membeli beberapa pakaiaan kaus Lombok yang akan ia berikan kepada keluarganya dan ia juga membeli beberapa pernak pernik khas Lombok yang akan ia jadikan kenang – kenangan.
"Mama aku pasti sangat suka jika aku berikan pakaian daster ini kepadanya. Ia sangat suka pakaian seperti ini." Kata Rania.
Saat mendengar seseorang mengucapkan sebutan mama Alina merasa sedih, ia selalu merindukan mamanya yang sudah meninggalkannya sebelas tahun yang lalu. Tanggal enam belas nanti merupakan sebelas tahun mamanya meninggal.
Dan setiap kenangan tentang ia dan mamanya sangat berbekas diingatannya. Ia melihat sendiri bagaimana mamanya meninggal, setiap ia mengingat kejadian itu ia selalu saja merasa sedih.
Saat kidomo berhenti didepan hotel tempat mereka menginap mereka membayar jasa kidomo itu dan turun dari kereta tersebut. Mereka masuk kedalam hotel dan menyimpan barang yang mereka beli dipasar tadi.
"Pemandangan tadi benar – benar sangat indah ya." Kata Neila.
"Kalian tadi hanya melihat pemandangan saat perjalan kepasar saja kan? Coba kalian keliling – keliling lagi masih banyak pemadangan yang sangat indah." Kata Alina.
Teman – teman Alina saling berpandangan dan menahan senyuman mereka. Alina bingung kenapa tiba – tiba sikap temannya seperti itu.
"Pemandangannya yang indah atau orang yang pergi bersama kamu itu yang indah?" Goda Rania.
Alina terdiam. "Kenapa kalian ..."
"Menurutmu Lombok yang indah atau orang yang didepanmu yang indah?"
Tiba – tiba perkataan Arvin kemarin terbayang oleh Alina. Alina mendesah panjang, kenapa Rania memberi pertanyaan yang sama seperti Arvin kemarin?
"Kalau kalian tidak percaya kita bisa buktikan dengan berjalan – jalan mengelilingi Gili Trawangan agar kalian tidak berbicara yang aneh – aneh lagi."
Alina melihat teman – temannya menganggukkan kepala dan tersenyum. Alina membuang mukanya dan berpura – pura masuk ke kamar mandi.
....
Arvin memakai kaca mata hitamnya dan berjalan kearah gedung kosong yang berada dibelakang penginapannya. Hari ini Arvin harus bisa menangkap pengedar narkoba yang selama ini ia dan kakaknya incar. Ia akan sangat berterima kasih kepada Zafir yang secara tidak langsung sudah membantunya.
Meski Zafir adalah temannya, tetapi karena Zafir bersalah juga makan Zafir juga harus ditangkap.
Arvin tersenyum saat berdiri didepan gedung tersebut. Ia tidak melihat siapapun disana. Ia menaiki tangga dan dapat melihat Zafir sedang berbicara dengan seorang laki – laki. Dengan santai Arvin menaiki tangga dan berjalan kearah mereka.
Zafir menoleh kearah Arvin "Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Zafir.
Laki – laki yang sedang bersama Arvin ikut menoleh kearah Arvin dan wajah laki – laki itu terlihat sangat pucat. Arvin membuka kaca matanya dan meletakkannya dikerah bajunya.
Iya melihat laki – laki yang berada disamping Zafir "Aku ingin membawamu ke Jakarta."
"Ada apa?" Tanya laki – laki itu. Arvin mendekat berjalan kearah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE SUNSET AND YOU
RomanceSunset memang indah, tapi akan lebih indah lagi jika memandangnya bersamamu