"Bagaimana jika karena hari ini aku bisa menyukaimu?" Tanya Alina.
Arvin sedikit kaget karena pertanyaan Alina, mengapa tiba – tiba wanita itu bisa bertanya seperti itu kepadanya. "Jangan katakan kamu berfikir bahwa aku mengajakmu keluar hari ini karena aku menyukaimu."
Raut wajah Alina terlihat gugup "Tidak, bukan itu. maksudku ... Karena kamu ... Aku merasa bahwa..."
"Apa Adel berkata bahwa tidak biasanya aku seperti ini?" Tanya Arvin.
Pasti Adel bercerita kepada Alina bahwa sebelumnya Arvin tidak seperti ini kepada wanita lain. Arvin juga tidak mengerti terhadap perasaannya kepada Alina. Ia hanya merasa senang saat bersama wanita itu. Mungkin ia sedikit menyukai Alina ...
"Baiklah sekarang percayalah atas apa yang kamu pikirkan, mungkin yang kamu pikirkan memang benar meskipun aku sendiri belum terlalu yakin." Kata Arvin.
"Apa maksudmu?"
Saat Arvin hendak menjawab pertanyaan Alina, ponselnya berbunyi. Ia melihat siapa yang menghubunginya. Arvin mengerutkan Alisnya. Thahir?
"Iya kak."
"Kamu ini bagaimana sih? Dikasih tugas individu tetapi tidak beres. Kalau begini kamu akan gagal masuk tim khusus." Kata Thahir dengan nada yang sangat marah.
"Kenapa tiba – tiba marah?" Arvin kebingungan dengan kakaknya yang tiba – tiba marah.
"Bagaimana aku tidak marah, kamu baru saja meloloskan penjahat. Siapa yang kamu katakan polisi itu? Zhafir? Ia bukan seorang polisi ia adalah anak dari Syuja."
"Bukankah Syuja itu masih muda? Bagaimana bisa Zafir anaknya?" Tanya Arvin.
"Syuja itu umurnya sudah lima puluh tujuh dan kemarin kamu yang dijebak oleh mereka. Sekarang cepat kamu tangkap Zafir, atau mungkin saja ia sudah melarikan diri dari Lombok." Jelas Thahir.
"Baiklah aku akan melihatnya sekarang."
Arvin mematikan ponselnya.
"Alina, aku harus kembali kepenginapan sekarang. Kita bisa melihat sunset bersama besok lagi." Kata Arvin kepada Alina.
Tanpa menunggu jawaban dari Alina yang dari tadi kebingungan melihatnya Arvin bangun dari duduknya dan segera berlari ke penginapannya. Ia sudah tertipu oleh Zafir dan juga temannya itu.
Sampai dipenginapan Arvin segera masuk dan melihat teman – temannya sedang makan.
"Zafir mana?" Tanya Arvin yang tidak melihat Zafir ikut makan bersama.
"Ia sudah kembali ke Bandung tadi sore."Kata Esa.
"Apa? Kenapa tiba – tiba?" Tanya Arvin.
"Kami juga tidak tau, tadi sore ia terlihat tergesa – gesa, dan mengatakan bahwa ia harus segera kembali ke Bandung."
Arvin menggepalkan tangannya.
"Memangnya ada apa Vin?" Tanya Dimas.
"Tidak, aku ada keperluan dengannya saat ini."Jawab Arvin mencoba tenang.
"Kamu udah makan Vin, ini ada sate dibawain sama Khansa." Kata Esa.
Arvin menggelengkan kepalanya "Tidak, aku sedang tidak lapar."
Ponsel Arvin kembali berbunyi, Thahir kembali menghubunginya. Arvin keluar dari penginapan dan duduk di kursi.
"Dia sudah melarikan diri bukan?" Tanya Thahir.
"Iya, ia sudah kembali ke Bandung tadi sore." Jawab Arvin lesu.
"Kalau begitu kamu harus kembali ke Jakarta sekarang, pulang naik pesawat saja. Kita benar – benar harus menyelesaikan misi ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE SUNSET AND YOU
RomanceSunset memang indah, tapi akan lebih indah lagi jika memandangnya bersamamu