Naruto © Masashi Kishimoto
A Naruto Fanfic © Okada Hikami
ItaNaru
•••
Kelaparan. Remaja pirang lusuh bernama Naruto ini tengah menahan lapar. Hanya air yang memasuki perutnya sejak dua hari ini, itupun ia meminum air keran di taman kota. Ia kelaparan juga kelelahan. Petugas keamanan kota terus-terusan mengejarnya, menganggap orang kumal sepertinya sebagai pengganggu kenyamanan. Padahal ia keluar dari persembunyian hanya karena merasa kehausan dan ingin meminum beberapa teguk air dari keran di taman kota saja, tak berniat mengganggu seperti yang di tuduhkan. Tapi baru satu teguk ia dapatkan petugas keamanan itu sudah terlebih dahulu berteriak menghentikan. Jadi terpaksa ia kembali bersembunyi.
Sambil memegangi perut ratanya ia mulai mengkhayal berada di restoran mewah dengan beraneka macam makanan enak tersaji di hadapan, siap untuk di santap olehnya. Air liur hampir menetes kalau lamunan tak di kacaukan oleh suara asing yang menegur sopan.Pria berjas berdiri memandang sambil memamerkan senyuman. Di tangannya ada bungkusan besar yang dari tempat Naruto duduk tercium seperti bau makanan lezat.
"Untukmu." pria itu menyerahkan bungkusan besar pada Naruto.
Naruto mengambilnya tanpa ragu karena ia mencium bau makanan lezat dari bungkusan tersebut, rasa lapar sudah mengikis kewaspadaannya.
Di bukanya dan di dapatinya kotak makan dan sebotol air mineral. Sebelum membuka kotak makan itu di tatapnya wajah pria asing baik hati yang masih setia memandang padanya dengan mata berkaca. "Terimakasih." ucap Naruto dengan setulus hati. Pria itu hanya tersenyum sambil menganggukan kepala.
Masih berdiri memandangi Naruto yang dengan lahap menyantap makanan pemberian darinya, pria berjas bernama Itachi ini terus saja tersenyum. Sebenarnya ia bukanlah orang yang mudah peduli terhadap orang asing, bahkan ini akan menjadi catatan kebaikan pertamanya menolong orang tak di kenal. Dan Itachi merasa begitu bangga karenanya.
Saat ia tengah menikmati angin sore di taman kota selepas lelah bekerja tadi, tak sengaja ia melihat bocah lusuh berwajah asing tengah meminum air dari keran. Wajahnya yang tidak seperti orang Jepang kebanyakan membuat Itachi penasaran hingga tak sadar ia berdiri terpaku pada sosok berambut pirang tersebut. Menyaksikan si pirang yang di kejar petugas keamanan sampai berakhir mengikuti ke tempat persembunyiannya. Si pirang bersembunyi di dalam bangunan tua terlupakan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari taman kota. Itachi saja baru pertama kali menginjakan kaki di tempat itu.
Padahal keberadaan gedung ini tidak terlalu jauh dari jalan besar, tapi karena terhalang oleh gedung-gedung baru yang jauh lebih tinggi, juga tertutupi rumput-rumput liar membuat gedung ini semakin tersisihkan dan terlupakan.
Tanpa sadar Itachi pergi ke restoran dan membelikan makanan untuk si pirang, setelah itu ia kembali lagi ketempat si pirang untuk memberikan makanan yang telah di belinya.
"Uhuk." Naruto tersedak. Dengan tergesa ia membuka botol minum dan menenggak isinya hingga tinggal menyisakan setengahnya.
"Jangan tergesa-gesa, makanlah dengan tenang. Kalau kau mau tambah aku bisa membelikannya lagi untukmu." Naruto menoleh dengan pipi merona. Ini kali pertama ada orang asing yang begitu baik kepadanya.
Menggelengkan kepalanya dengan gerak malu-malu Naruto menjawab, "Tidak perlu, tuan, saya sudah kenyang."
Itachi mengangguk mengerti. "Baiklah. Ah, dan siapa namamu? Juga asalmu?" Itachi bertanya ragu di akhir, ia takut menyinggung. Tapi si pirang yang tengah mendongkak menatapnya itu malah melempar senyum menggemaskan. Seolah pertanyaannya bukanlah sesuatu yang perlu di khawatirkan.
"Nama saya Naruto, tuan. Saya dari panti asuhan, tapi saya melarikan diri karena merasa tidak nyaman tinggal disana."
Itachi terdiam cukup lama dan dengan ragu ia ikut duduk di samping Naruto yang tengah menundukan kepalanya menatap lantai yang kotor. Itachi mengambil sapu tangan dari saku jas-nya, kemudian ia maraih tangan Naruto dan me-lap tangan kotor bekas makan itu dengan telaten, tanpa rasa risih atau jijik.
Naruto memandang pria asing di hadapannya dengan heran. Orang-orang di panti tempat tinggalnya dulu saja tak pernah memperlakukannya seperti yang di lakukan oleh si pria asing, tapi pria itu melakukannya tanpa merasa risih sedikit pun. "Kenapa Anda begitu baik kepada saya? Kita bahkan baru bertemu pertama kali inikan?" pertanyaan yang menggayuti pikirannya akhirnya keluar juga.
Itachi langsung berhenti dari kegiatannya me-lap tangan Naruto. Ia sendiri merasa heran pada tingkah baiknya yang dirasa terlalu berlebihan pada Naruto, pada keluarga sendiri saja Itachi tak pernah sebaik ini. Itachi hanya merasa kalau dirinya harus melindungi Naruto.
"Aku hanya ingin. Apa melakukan kebaikan harus ada alasannya? Dan berhentilah memanggilku tuan, panggil saja Itachi."
Naruto mengangguk dengan ragu.
Malam mulai merangkak naik, menggantikan siang yang perlahan kembali ke peraduan. Karna listrik di gedung tua ini sudah mati jadi keadaan di sekitar mereka mulai menggelap. Itachi melihat arloji di tangan kirinya 05.26 PM. Tak sadar, ia telah menghabiskan waktunya terlalu lama, padahal ia ada acara keluarga hari ini dan dia belum bersiap sedikit pun.
"Apa kau tinggal disini, Naruto?" anggukan kepala sebagai jawabannya. "Sendirian?" Naruto kembali mengangguk. "Kalau begitu, tinggalah dengan ku!"
Naruto membulatkan mata, di pandangnya sangsi wajah Itachi. Bagaiman bisa dirinya yang hanya orang asing ini di ajaknya untuk tinggal bersama? Itachi ini orang yang terlalu baik atau bagaimana? Naruto tak habis pikir.
Belum Naruto menjawab, Itachi sudah terlebih dahulu menarik tangan Naruto dan membawanya berdiri. "Daripada tinggal sendirian di tempat yang gelap, bukankah lebih baik jika kau tinggal dengan ku? Aku juga tinggal sendirian dan selalu merasa kesepian. Jadi Naruto, maukah kau tinggal bersamaku?"
Mereka kini berdiri berhadapan. Naruto yang tidak lebih tinggi dari Itachi harus mendongkak untuk bisa bertatap muka. Tentu saja Naruto ragu. Dia tak kenal Itachi, dan begitu pun sebaliknya. Patut di curigai bila ada orang yang baru pertama bertemu sudah bersikap begitu baik. Naruto hanya tak mau menjadi makhluk dungu dengan menerima mentah-mentah ajakan Itachi. Bagaimana kalau ternyata Itachi seorang maniak atau psikopat yang tengah mencari korban polos seperti dirinya? Naruto tak mau mati muda!
"Aku bukan orang jahat, Naruto!" seolah mengetahui apa yang tengah di pikirkan oleh Naruto, Itachi mencoba meyakinkan si pirang. "Aku bukan psikopat ataupun penjahat kelamin. Sungguh!" tangannya membentuk huruf 'v' di dekat pipi, membuahkan dengusan geli dari Naruto.
Keragu-raguan Naruto mulai menguap. Sekali pun dugaannya nanti benar -bahwa Itachi adalah psikopat- Naruto merasa tak keberatan untuk menjadi korbannya. Sebelum kegelapan benar-benar datang, Naruto menganggukan kepalanya pelan, Itachi -entah untuk alasan apa- langsung bersorak senang.
Itachi langsung menyambar tangan Naruto, membawa remaja pirang itu keluar dari gedung tua yang semakin gelap dan mencekam auranya. Senyuman tak pernah absen dari bibirnya. Rasa-rasanya di hari ini, Itachi sudah terlalu banyak tersenyum.
Itachi pun pulang dengan membawa teman. Ia bahkan lupa pada acara keluarga yang tak boleh absen ia datangi. Masabodohlah! Itachi punya satu orang untuk ia urus sekarang.
End
Yo, apa kabar?
22-12-17
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT (ItaNaru!)
Hayran KurguBaca saja, ya.. Kumpulan Oneshoot (rancu) ItaNaru Naruto © Masashi Kishimoto