OS 003 - L.O.V.E

6.3K 557 24
                                    


Aku gila. Aku benar-benar gila. Sejak kapan seorang Uzumaki Naruto yang terhormat ini menjadi belok? Sejak kapan?

Dan kenapa pula aku harus tertarik pada pria yang sudah berumur? Dia bahkan punya keriput yang terlihat begitu mencolok. Aku ingin bunuh diri saja kalau begini. Ah, mengapa bisa begini sih?

"Uzumaki-kun, ada yang bisa ku bantu?"

Sial! Sekarang aku harus menjawab apa? Dan kenapa dia terlihat begitu tampan? Ouch, fokuslah Uzumaki Naruto!

Aku berdehem pelan. Dengan tergesa aku menyerahkan surat -cinta- ku padanya, yang telah aku masukan kedalam amplop berwarna merah muda -juga telah kuberi stempel bibirku. Dia terlihat ragu, tapi tetap menerimanya, dan setelah surat -cinta- ku berpindah tangan padanya aku langsung berbalik badan, berlari sekencang mungkin untuk menjauhinya. Aku malu, sialan!

Padahal biasanya para gadis yang akan bertidak seperti yang aku lakukan, tapi kini aku... Hah. Harga diriku telah jatuh. Kalau rival ku tahu, dia pasti akan menjadikan ini sebagai bahan olokan.

Kok aku menyesal karna telah memberikan surat -cinta- ku ya? Kalau kami bertemu nanti apa yang harus aku katakan, dan bagaimana jika dia membeberkan tentang surat -cinta- ku itu pada semua orang. Aku pasti akan sangat malu... juga patah hati karena secara tidak langsung aku telah di tolak.

Aku berhenti berlari untuk mengambil napas. Jantung ku berdetak kencang, terdengar begitu berisik, sampai-sampai aku takut kalau yang lain bisa mendengarnya.

PLUK

"KYAAAA..."

Aku berteriak kencang saat ada sesuatu menyentuh pundakku. Aku menoleh kebelakang dan mendapati rivalku tengah memandang penuh tanya di balik wajah datarnya.

"Sialan kau Uchiha!" ucapku, memandang jengkel padanya. Rival ku ini hanya mendengus pelan, mimik wajahnya tidak berubah sedikit pun.

"Apa kau baru bertemu hantu, dobe?" kini giliran aku yang mendengus, "Bukan urusanmu." ketusku, kemudian berjalan pergi dan rival ku mengikuti di belakang.

Aku -dan rival ku- duduk di bangku taman. Sekilas aku memandang langit, kemudian beralih pada rumput hijau yang tengah ku pijak, memandangi rumput hijau itu lama-sangat lama. Duduk ku gelisah, aku tidak bisa diam-aku tak akan tenang sebelum mendapat jawaban dari surat -cinta- ku.

Ouuh, kanapa rumput itu warnanya hijau, kenapa tidak merah muda saja?

Aku benar-benar gila sekarang. "Oh, Tuhan. Apa ini yang di namakan C.I.N.T.A?" teriakku, dengan mengeja kata CINTA. Kemudian aku berdiri dan memandang pada rival ku. Dia balas memandang ku dengan kening berkerut, mungkin dia heran melihat tingkah -gila- ku hari ini yang sudah melebihi batas normal. "Sasuke, bantu aku, ya?!" aku mengatupkan kedua tangan di dada, kembali menjatuhkan harga diriku demi yang tercinta.

Sasuke mengangkat alis, "Bantu apa?" saat Sasuke bertanya seperti itu aku langsung memekik girang. Kembali duduk di samping Sasuke, aku sedikit memiringkan tubuh menghadap padanya.

Aku berdehem, tersenyum lebar setelahnya, mengabaikan tatapan tajam yang menghujaniku sekarang. "Bantu aku mendapatkan kakak mu," pintaku, mengubah ekpresi menjadi lebih dramatis agar Uchiha bungsu calon adik iparku ini luluh. Tangan kembali menyatu -gestur memohon- dan mata di kedip-kedipkan genit. Seingatku, Sasuke gampang luluh jika sudah aku beri kerlingan mata. Semoga sekarang pun begitu.

ONESHOOT (ItaNaru!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang