Uzumaki Naruto sedang single. Katanya dia masih trauma pasca putus dengan kekasih keriputnya—si sulung Uchiha—yang memutuskan hubungan hanya karena ia telat datang di kencan mereka yang ke-25.
Padahal telat pun tidak terlalu lama-hanya 1 jam 120 menit saja-si keriput bernama Itachi itu sudah minta putus. Apalagi kalau sampai tahu Naruto telat gara-gara sedang mengikat rasa persaudaraan—romansa—dengan calon adik ipar, mungkin sudah botak kepala Naruto sekarang.
Kini dua orang berstatus mantan tak sengaja bertemu di kafetaria kampus. Naruto tengah menggandeng tangan Sasuke—mantan calon adik ipar—sedangkan Itachi merangkul pinggang wanita cantik berambut merah. Dua orang berstatus mantan saling bertukar pandangan. Meski jelas terlihat saling cemburu, mereka tidak ingin saling memperlihatkan.
Sasuke yang tahu luar dalam hubungan keduanya memutar bola mata bosan. Padahal masih saling mencintai, tapi bertingkah seolah saling membenci, dan diam-diam menggerutu dalam hati.
Sasuke mengambil inisiatif untuk berjalan ke arah meja kafetaria yang masih kosong. Ketiga orang yang dia tinggal mulai mengikuti dari belakang. Sasuke datang untuk makan, dia sudah sangat lapar. Bukan untuk menonton dorama murahan dengan judul Cinta Bilang Benci yang dilakoni oleh kakak dan sahabatnya sendiri.
Disini hanya Sasuke dan si gadis berambut merah yang membawa makanan.
Itachi duduk berhadapan dengan Naruto. Sedangkan Sasuke berhadapan dengan wanita berambut merah. Sesekali terlihat baik Itachi maupun Naruto saling melirik satu sama lain. Ketika tatapan mereka tidak sengaja bersinggungan, keduanya langsung mengalihkan pandangan dengan cepat. Berpura-pura seolah tidak saling melihat. Sedangkan di hati tengah bersorak. 'Dia melihatku ... dia melihatku....' begitu sekiranya isi hati mereka.
"Dia pacarmu, Sasuke?" wanita berambut merah membuka suara. Mata onyx nya memandang penasaran pada sosok Naruto yang tengah menunduk memainkan tangannya sendiri dengan bosan.
Sasuke tidak langsung menjawab. Dia mengunyah makanan dan menelannya secara perlahan. Baru dia mulai memberikan atensi pada satu-satunya wanita di meja ini.
"Seleraku tidak serendah itu, Hikami-chan," jawabnya sambil melirik kearah Naruto dengan pandangan mencibir.
Naruto melotot garang. "Seleramu rendahan bila tidak tertarik kepadaku!" ketusnya kemudian.
Wanita yang dipanggil Hikami terkekeh kecil. "Aku masih ingat kau pernah memperlihatkan foto seorang anak laki-laki berambut pirang kepadaku," godanya sambil menaik turunkan alisnya.
"Ya, tapi bukan dia orangnya!"
"Tapi menurutku mereka terlihat sama."
"Bukan dia!"
"Mengaku saja, Sasuke!"
"Sudah aku kat—"
"Kalian bisa diam?!"
Itachi yang sejak awal mendengarkan sudah tak tahan. Kalau tidak mengingat statusnya dengan Naruto bukan lagi sepasang kekasih, sudah sejak tadi dia mencium Naruto di depan mereka agar tahu siapa pemilik sah si pirang. Sekarang dia mulai menyesal karena memutuskan hubungan dengan si pirang. Kalau begini kan jadi susah, dia tak bisa menunjukkan kepemilikan.
Sasuke kembali memutar bola matanya. Ada yang cemburu, sinisnya dalam hati. "Si pirang jelek itu mantan Aniki," ucapnya kemudian, meluruskan kesalahpahaman. Walaupun memang benar kalau dirinya sempat jatuh pada si pirang, tapi dia hanya setengah jatuh, tidak sampai benar-benar jatuh, setidaknya sudah tidak seperti dulu.
Naruto yang merasa dikatai memekik tak senang. Refleks tangannya mencubit paha Sasuke sampai membuat pria tampan dengan sedikit mantan itu mengaduh kesakitan. "Rasakan," ucap si pirang penuh kemenangan. Tidak sadar pria tampan satunya yang duduk didepannya sudah mulai mengeluarkan asap kecemburuan.
"Wow! Aku baru tahu kalau kau itu gay, Itachi!"
Itachi yang sejak tadi terlihat lebih kalem dari biasanya mendecak sebal. "Aku bukan gay!" ucapnya yakin.
Hikami mengangguk-anggukkan kepala. "Aku paham. Itu artinya kau Narutosexual, benar?" kekehan manis mengudara dari bibir merah bergincu.
Wanita yang merupakan sepupu jauh kedua Uchiha ini terlihat senang saat melihat Itachi diam tak berkutik, bahkan ada sedikit rona merah muda di pipi pria itu.
"Ow~ kau blushing Itachi! Manisnya~"
Itachi berdeham pelan sambil membuang pandangan ke bawah meja. "Kau salah lihat!" elaknya.
Naruto yang melihat wajah Itachi yang memerah tersenyum senang. Bukankah itu berarti pria keriput itu masih menyukainya?
"Kakakku berharga diri tinggi. Mengalah dan perbaiki hubungan kalian!" bisikan dari Sasuke yang membawa tiupan hangat pada lubang telinga membuat tubuh Naruto bergidik. Naruto menjauhkan kepala dan menyahuti dengan galak, "Aku tahu!" sambil menggosok telinganya.
"Hikami, bukankah kau ada janji dengan kekasihmu?" -Itachi.
Hikami yang sedang menyeruput minuman dengan sedotan tersentak kaget. Dia baru ingat, kekasihnya memang sedang menunggu di parkiran. Bibirnya melepas sedotan dan tertawa kecil saat tersadar dari kepikunannya.
Tangannya kemudian memukul bahu Itachi cukup keras. "Kalau Kei-kun marah, aku akan membunuhmu!" memang Itachi yang menyeretnya ke kafetaria. Hikami yang diiming-imingi makanan gratis mana mungkin menolak. Dia ini tipe wanita yang doyan makan, apalagi yang gratisan, hahaha. Sang kekasih pun dia duakan.
Itachi mengusap bahu yang kena pukul, padahal tangannya kecil, tapi pukulannya lumayan menyakitkan. "Wanita bar-bar," ucapnya kemudian dengan suara pelan.
Sayangnya itu masih bisa di dengar oleh Hikami. Kali ini satu injakan manis di kaki, Itachi dapatkan. Sambil tersenyum manis Hikami memandang Naruto dan mengabaikan Itachi yang memintanya segera menyingkirkan kaki dari atas kakinya. "Aku bisa mencarikan pria yang lebih tampan dari Itachi ataupun Sasuke. Mereka terlalu menyebalkan untuk pria semanis kamu."
Naruto tersenyum canggung. "Aku pikir, Itachi sudah cukup baik untukku," ucapnya dengan malu-malu. Pipinya memerah dan safir cantiknya sesekali melirik pada Itachi. "Aku hanya mencintai Itachi seorang," lanjutnya yang mendapat pekikan gemas dari Hikami.
Kaki Hikami semakin keras menginjak kaki Itachi. Senyuman manis yang terlihat menakutkan di mata Itachi, dia dapatkan. "Hanya Seme bodoh yang menyia-nyiakan Uke semanis itu!"
Itachi tak bisa lagi menahan ringisan. Kakinya akan membengkak kalau wanita merah itu tidak juga menyingkirkan kaki dari atas kakinya.
Itachi menahan nyeri dan kini fokus pandangannya pada Naruto. "Aku juga mencintaimu. Waktu itu aku sedang marah dan tidak berpikir dengan benar. Maafkan aku..."
Setelah megatakan itu Itachi merasa lega. Setelah seminggu tidak bisa tidur nyenyak karena hati yang terus gelisah, kini semuanya tersapu bersih hanya dengan kalimat pengakuan itu. Juga lega, karena Hikami sudah tidak lagi menginjak kakinya.
"Nah, kalau begitu aku pergi dulu. Aku tidak mau jadi jomblo seperti Sasuke."
"Tidak perlu bawa-bawa namaku!"
Setelah kepergian Hikami, Itachi dan Naruto sudah kembali mesra walau masih agak canggung. Mengabaikan Sasuke dengan aura kejombloannya yang kini merasa selera makannya telah hilang.
..
Fin
24 Oktober 2018
Okada Hikami.
..
Readers : Hikami? Siapa tuh Hikami?
Author : Itu akuh (angkat tangan malu-malu)
Readers : 🙄🙄

KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT (ItaNaru!)
FanfictionBaca saja, ya.. Kumpulan Oneshoot (rancu) ItaNaru Naruto © Masashi Kishimoto