Muhammad Rashid

2.5K 97 1
                                    

Lantunan ayat suci al quran yang dibaca kak salman sangat merdu, ia membaca surat al baqoroh dengan tartil. Ibu pun begitu, beliau membaca Q.S Ar-rahman : pabiayyi aalaaa'i robbikumaa tukadzibaan "maka ni'mat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Ayat tsb membuatku merenung, bertafakur atas segala ni'mat yang telah Allah berikan padaku selama ini.
Aku hendak menelpon fatima, tapi pasti jam segini dia sedang mengaji, aku tak ingin mengganggunya.

Semua mencari ridho-Nya, hanya aku yang terdiam menatap hanphone karena sedang berhalangan.

Drrtt..drrt..

"Assalamua'laikum siti maryam, masih ingatkah?"

Nomer baru, siapa yaa.. aku segera membalasnya.

"Wa'alaikumussalam, iya. Dgn siapa ?"

"Muhammad Rashid"

Muhammad rashid? Ku ingat-ingat nama itu, Rashid? Rashid? Oh.. apa mungkin rashid teman SMA-ku dulu. Lelaki cerdas yang selalu mendekatiku ? Bahkan dia pernah mengungkapkan perasaannya, tapi aku hanya menganggapnya sebagai sahabat. Ah! Ku tepis pikiran itu, aku semakin penasaran.

"Muhammad Rashid mana ya?"  Aku berulang kali membacanya lalu ku tekan send.

"Teman SMA-mu"  balasnya singkat.

Hatiku bergemuruh, pertanyaan menyelimuti hati. Dia tau nomerku dari mana, ada apa sms ? Dia masih ingat, padahal aku hampir tak pernah mengingatnya lagi. Belum sempat ku balas, dia mengirim ulang sms-nya.

"Teman SMA-mu"

Aku bingung harus bagaimana,
" oh, apa kabar?" Lalu ku hapus, di ketik kembali, hapus lagi, ku ketik dan send. "Ah entahlah.."

Cepat sekali dia membalas, tak kurang dari 10 detik.
"Alhamdulillah baik mar, kamu sekarang dimana?"

"Dirumah. Kamu?"  Balasku mulai tenang.

"Aku dipondok mar".  Hm? Pikiranku langsung tertuju pada wajah manisnya. Pria cerdas itu jadi santri?

"Mondok dimana?"

"Disumedang mar, pondok pesantren al-ikhlas kiai rahmat salim. Eh iya mar, kemarin aku ke jakarta bersama teman-teman untuk mengantar kiai umroh. Disana aku berharap dapat bertemu kamu lagi, tapi ternyata belum :) takutnya kamu sudah pindah rumah".

Kata-katanya membuatku merasa bersalah. Tapi aku tak mau berpikir aneh-aneh, ini juga sudah malam, aku tak berniat membalasnya.
 
 08.00
                                                
"Mar, kamu masih ingat gak sama Rashid?" Tanya fatima ketika hendakberangkat ke kampus.

Aku sedikit terkejut mendengarnya kok fatima tiba-tiba nanyain rashid ya , apa dia tau semalam rashid sms aku?

"Mar.." fatima menurunkan kacamatanya lalu menatapku heran.

"Eh mm iya inget, kenapa?"

"Semalam dia sms aku, ke kamu ada gak? Gak mungkin dong dia hanya sms aku, yang dia suka kan kamu!" Cerocosnya.

Ah.. aku jadi lega mendengarnya, ternyata bukan hanya aku yang dia sms!
"Ada, semalam dia sms aku juga".

"Pastinya! Eh sekarang dia jadi santri kan? Gak kebayang ya, mm.. ustadz rashid?! Cocok juga sih. Dia kan cerdas ya"

                                                    ♡

"Mau kemana? Kok pada rapi?" Tanyaku yang baru saja pulang.

"Ke pondok kiai usman" ibu sibuk memakaikan baju khadija.

"Memangnya ada acara apa bu?"

"Putri kiai usman akan menikah hari ini" .

Aku berusaha mengingat wajah putri kiai usman, terakhir aku ikut kesana adalah ketika menjemput kak aisha pulang. Berarti lima tahun yang lalu. Tak bisa ku ingat apa-apa, hanya terbayang pesantren yang besar. Setelah itu ibu dan kak aisha memang seting kesana untuk bersilaturahmi, tapi aku tak pernah ikut karena jadwal ngampusku yang padat.

"Kamu mau ikut mar?"

"Mm.. kak aisha ikut juga? Dia kan sedang hamil besar".

"Insyaallah mar, lahaula.. kakak sama kak saman kan yang mondok disana, masa iya gak datang". sahut kak aisha

"Semua ikut, kecuali kalau kamu gak ikut. Yaa jaga rumah aja disini"

Aku cemberut, Menimbang penawaran ibu. Ikut sajalah daripada sendiri dirumah.

Kami semua berangkat dengan mobil kak salman, sebenarnya aku sedikit lelah karena tadi dikampus ada ujian sejarah, tapi aku tak mau melewatkan acara sakral dari putri kiai besar juga guru dari kak aisha. Apalagi aku sudah lama tak kesana, walaupun bukan tempatku belajar,tapi aku suka pondok itu. Jauh dari jalanan kota, sangat sejuk..

2017_december_11

Memburu Cinta Santri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang