Benar saja, pondok pesantren Al-Falah tidak banyak berubah, masih sama seperti 5 tahun yang lalu. Hanya saja sekarang menjadi lebih besar. Mungkin ada penambahan asrama baru mengingat santri kiai usman yang semakin banyak.
Banyak sekali tamu yang berdatangan. Kami disambut oleh para santriah, mereka sangat bahagia melihat kak aisha yang sedang mengandung lagi. Aku tersenyum mendengar kisah-kisah mereka dan kak aisha sewaktu mondok dulu. Terkadang aku merasa iri pada kak aisha,hidupnya begitu sempurna. Banyak orang yang menyayanginya.Trriing..trriing..
Kak Rama's calling"Assalamua'laikum" aku meninggalkan ruangan karena suara kak rama tak terdengar.
"Assalamua'laikum kak" ulangku sedikit lebih keras berharap kak rama menjawab."Wa'alaikumussalam mar, kalian ada dimana? Kakak kerumah tapi tidak ada siapa-siapa". Jawabnya
"Dipondoknya kak aisha, putri kiai usman menikah hari ini. Kakak sudah lama disana?" Aku semakin menjauh dari keramaian, mencari signal.
"Baru sampai mar, beri tau ibu kalau kakak ada dijakarta. Biar cepat pulang__"
Tutt.. tutt.. tuttEh! Hp-nya mati, aku belum sempat men-cas lagi setelah pulang kuliah tadi. aku harus segera memberi tau ibu, tapi.. dimana ini? Sepertinya Aku berada dibelakang ? Depan? atau pinggir asrama baru?! Entahlah, bangunannya pun belum selesai.. ternyata ponpes ini sangat luas, aku bingung mencari jalan untuk kembali.
Tholaa'l badru a'lainaa min shaniiyatil wadaa
Wa jaba syukru a'lainaa madaa' lillahi daa'Sholawat itu menandakan bahwa pengantin pria sudah datang. Aku ingin menyaksikan moment itu, tapi entah lewat mana?!
"Maaf mas" aku memberanikan diri bertanya pada seorang santri yang lewat, aku tak mau ibu khawatir. malu bertanya, sesat di jalan kan?"Ada apa mba?"
"Mm.. ruang tamu santriah dimana ya?"
Pria berjenggot itu menatapku seakan sedang mengingat sesuatu, aku salah tingkah dibuatnya.
"Sepertinya kita pernah bertemu?!" Ucapnya setelah sekian lama terdiam. Menyelidik.
Sebenarnya aku juga berpikir sama, tapi aku tak bisa ingat siapa dia.
"Oh.. adik iparnya salman ya? Saya yang pernah kerumahnya bersama dua rekan saya" ujarnya sumringah. Aku baru ingat hari itu. Dia pria berjenggot yang pernah sekilas ku lihat dirumah.
Aku hanya tersenyum berharap dia segera memberi tau ruang yang kucari. Dan bukannya memberi tau, dia malah memanggil temannya. Aku semakin mati gaya melihat teman yang dipanggilnya itu sangatlah tampan, wajahnya berseri, bibirnya tersenyum manis lalu dengan sopan bertanya
"Ada apa kang?"
"Tolong antar mba ini ke asrama putri ya, saya sedang disuruh kiai. Kamu masih ingat siapa dia?" Bisik pria berjenggot pada temannya, ia menatapku sekejap tapi wajahnya seakan dia tak ingat siapa aku. Aku juga tak tau siapa dia.
"Adik iparnya salman, waktu kita berkunjung kerumahnya" walau pria berjenggot itu berbisik, tapi aku bisa mendengarnya.
Temannya ini semakin membuatku terkesima, ia tak menatapku selama pria berjenggot tadi, Dia hanya menunduk lalu mengangguk. Tanpa sadar aku terus menatapnya
Dia bisa menjaga matanya, apalagi hatinya. Beruntung sekali wanita yang ada dihidupnya..
"Mba, mari saya antar." Suara lembutnya menyadarkan lamunanku, aku malu dibuatnya.
Pantas saja! Hanya karena signal, aku bisa pergi sejauh itu.
"Syukron ya akhi" Pria itu tersenyum dan pergi berlalu."Kamu dari mana saja mar?" Ibu terlihat cemas
"Mencari signal bu, tadi kak rama nelpon. Dia ada dijakarta dan meminta ibu untuk segera pulang, kak rama sangat merindukan ibu". ibu tersenyum mengingat kak rama yang memang jarang berkunjung kerumah karena pekerjaannya dibekasi tak bisa ditinggalkan.
"O,iya bu, pengantinnya mana?"
Ibu mengajakku kedalam rumah kiai usman, disana ada keluarga kiai usman beserta pengantin yang sedang bersalaman dengan tamu undangan. Tunggu dulu! Aku tertegun melihat siapa yang duduk dikursi pengantin, pria itu.. ingatanku kembali pada saat di dalam bis, pria yang melamun dijendela dan tak sempat aku tanyakan namanya. Iya, dia pria yang sama! Ingatanku sangat kuat karena setiap detik, aku selalu menantikan saat bertemu dengannya lagi.
Harapanku terwujud. Aku bertemu dengannya lagi, tapi bukan disini tempat yang aku inginkan. Aku terdiam sekian lama, sungguh tak menyangka. Tubuhku tiba-tiba lemas, rasanya aku ingin terjatuh dan tak sadarkan diri.
"Mar, ayo!" Ibu menuntunku menuju keluarga pengantin.
Dia tersenyum ramah, persis saat pertama bertemu. Tapi rasanya berbeda
"Mashaallah.. dunia ini begitu sempit ya, anda masih mengingat saya? Kalau tidak salah, kita bertemu didalam bis" ujarnya sumringah, aku tersenyum kecut. dia masih mengingatku?"Kita belum sempat berkenalan, nama saya Rizwan al-baihaqi" dia merapatkan kedua tangannya, aku sedikit kesal mendengarnya. Kenapa baru sekarang? Kalau tau begini, aku tak akan mengharapkan hal-hal aneh darinya.
"Siti Maryam" jawabku. Juga merapatkan kedua tanganku.
Dia terlihat bahagia bersanding dengan putri kiai usman. Ah.. betapa tidak, ia sangat cantik dan anggun. Mungkin waktu di bis, dia melamunkan zahra, calon istri yang kini menjadi istrinya.
Sepanjang perjalanan pulang aku hanya diam menatap jalanan kota. Pikiranku kembali pada Rizwan, saat di bis, saat membisu dijendela, saat ia berpamitan untuk turun dari bis dan saat kembali melihatnya bersanding dipelaminan. Tapi kali ini dia tersenyum bahagia. Aku terus betistighfar..
♡
Semua keluarga sedang berkumpul diruang tamu. Kak rama, kak sinta, kak salman, kak aisha, ibu. mereka bercerita tentang segala hal. Lain denganku, aku lebih memilih tidur di kamar, merebahkan tubuhku yang lelah.
Tapi aku tak dapat memejamkan mata, entah mengapa bayangan rizwan dan zahra hadir kembali. Aku menutup wajahku dengan bantal, tapi bayangan itu tak mau menghilang. Tiba-tiba bayanganku berubah, dibayangan itu semua santri yang pernah aku lihat, hadir mengelilingi pikiranku bahkan rashid pun hadir disana.
Aku belum pernah seperti ini, apa yang terjadi padaku? pikiranku buyar. Tubuhku lemas dan hatiku terasa hancur, tiba-tiba saja air mataku meleleh, jatuh begitu saja tanpa dapat ku cegah. Aku segera berwudhu, membaca al-quran untuk menenangkan hati
Yaallah, anugerahkanlah kepadaku ketaqwaan
Yaallah, aku berlindunh kepadamu dari hati yang tidak khusyu dan dati nafsu yang tidak pernah puas
Yaa muqollibal qulubisabbit qolbi a'laa diinik. Aamiin♡
Masih panjang ini..
Wait yaa!

KAMU SEDANG MEMBACA
Memburu Cinta Santri
Teen FictionAssalamua'laikum warahmatullah.. ♡ Santri..santri..santri.. Apa yang terlintas jika ada yang bertanya tentang "santri"? Syakir daulay? Alwi assegaf? Alvin faiz? Yups! Lelaki idaman dengan segala macam keistimewaannya. soleh, pintar mengaji, bisa m...